Investasi Besar AS dalam Pembangunan Bandara di Ethiopia
Amerika Serikat (AS) telah menyetujui investasi besar dalam pembangunan bandara baru di Ethiopia. Washington akan mengalokasikan dana sebesar 10 miliar dolar AS (sekitar Rp166 triliun) untuk membangun bandara terbesar di Afrika. Proyek ini menjadi langkah penting dalam meningkatkan infrastruktur transportasi dan memperkuat hubungan antara kedua negara.
Pada Agustus, Ethiopia telah mendapatkan pendanaan dari African Development Bank (AfDB) untuk proyek yang sama. Kehadiran Bandara Internasional Bishoftu diharapkan dapat mewujudkan ambisi Ethiopia menjadi pusat aviasi di Benua Hitam. Bandara ini akan berada sejauh 40 km dari Addis Ababa dan memiliki luas lahan seluas 34 km persegi. Pada tahap awal, bandara ini mampu menampung hingga 60 juta penumpang per tahun, dan akan diekspansi pada masa depan untuk menampung hingga 110 juta penumpang.
Kerja Sama dengan Boeing dan Ethiopian Airlines
Investasi AS ini menjadi inisiatif bisnis besar pertama Presiden Donald Trump di Afrika bagian timur. Dalam beberapa bulan terakhir, Trump telah menunjukkan rencana untuk melawan pengaruh China di Afrika. Penasehat Senior AS untuk Afrika, Massad Boulos, mengungkapkan bahwa investasi ini adalah hasil dari kunjungan ke Addis Ababa. Langkah ini bertujuan untuk mempererat kerja sama antara Boeing dan Ethiopian Airlines.
“Development Finance Corporation (DFC) dan institusi lainnya sudah mendukung rencana ini. Kami akan bekerja sama dengan banyak proyek terkait dengan Boeing. Boeing memiliki kerja sama sangat kuat dengan Ethiopian Airlines. Royal Air Maroc dan lainnya di Afrika,” ujar Boulos pada Rabu (1/10/2025).
Pesanan Pesawat dari Boeing dan Airbus
Ethiopian Airlines, maskapai penerbangan utama Ethiopia, telah melakukan ekspansi strategis dengan membuka rute penerbangan baru. Maskapai ini telah memesan 124 pesawat dari Boeing dan Airbus pada tahun lalu. Rincian pesanan mencakup 34 pesawat Boeing tipe B737-8s, 2 tipe B777-200Fs, 8 tipe B777-9s, dan 11 tipe B7b7-9s. Sisanya dibeli dari Airbus.
Maskapai terbesar di Afrika itu diperkirakan akan menerima 16 pesawat pesanannya pada tahun fiskal yang dimulai pada Juli 2024. Namun, adanya kendala teknis membuat pengiriman pesawat pesanan dari Boeing tertunda.
Rencana Tambahan Pesawat Jet Regional
CEO Ethiopian Airlines, Mesfin Tasew Bekele, mengatakan bahwa perusahaan berencana untuk membeli setidaknya 20 pesawat jet regional. Maskapai masih mengevaluasi opsi pembelian pesawat Embraer E2, Airbus A220, atau Boeing 737 MAX 7.
Pada Juni, Ethiopian Airlines telah membuka rute penerbangan ke Sharjah, Uni Emirat Arab (UEA). Pembukaan ini menunjukkan rencana maskapai untuk meningkatkan armadanya dan menghubungkan kawasan Afrika dan Timur Tengah.
Proyek Infrastruktur Lain di Ethiopia
Selain pembangunan bandara, Ethiopia juga telah meresmikan bendungan hidroelektrik terbesar di Afrika. Proyek ini mendapat dana dari AfDB dan menjadi bagian dari upaya negara tersebut untuk meningkatkan kapasitas energi dan mengurangi ketergantungan pada sumber daya konvensional.
Namun, proyek-proyek ini tidak sepenuhnya tanpa tantangan. Eritrea, sebuah negara tetangga, menuding Ethiopia merencanakan perang dengan negaranya. Hal ini menunjukkan bahwa situasi politik di kawasan masih dinamis dan memerlukan perhatian khusus dari para pemangku kepentingan.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!