
Strategi Baru Bareskrim Polri dalam Penanganan Kejahatan Pangan
Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri sedang mengembangkan strategi baru dalam menangani kejahatan di sektor pangan. Pendekatan ini dilakukan melalui penerapan sistem integrasi data berkelanjutan, yang dinilai mampu meningkatkan profesionalisme serta efektivitas kinerja aparat penegak hukum.
Pilot project ini dilaksanakan oleh Tim Analis Bidang Pengelolaan Data dan Analisis Kriminal Terpadu (BID PDAKT) Pusiknas Bareskrim Polri di Polda Kalimantan Selatan (Kalsel). Kombes Novia Jaya, yang merupakan peserta Pendidikan Kepemimpinan Nasional Tingkat I dan memimpin program ini, menjelaskan alasan pemilihan Polda Kalsel karena memiliki program inovatif seperti greenhouse dan budi daya jagung yang melibatkan pesantren serta universitas.
“Selaras dengan itu, pilot project ini fokus pada strategi analisis kejahatan di sektor pangan secara kolaboratif dengan mengedepankan data terintegrasi,” ujar Novia, Selasa (23/9/2025).
Menurutnya, polisi tidak bisa bekerja sendiri dalam menangani kasus pangan. Diperlukan kolaborasi dengan berbagai instansi seperti Balai POM, Dinas Pertanian, Bulog, hingga lembaga terkait lainnya.
“Nantinya akan ada dashboard khusus yang berfungsi sebagai pusat pertukaran data. Dinas atau instansi terkait bisa menginput informasi, lalu penyidik kepolisian dapat mengaksesnya secara real-time,” jelasnya.
Sistem ini diharapkan mampu mempercepat penanganan sekaligus mencegah tindak pidana pangan, seperti praktik pengoplosan beras atau pupuk. Dengan pemantauan yang lebih cepat dan terintegrasi ke Mabes Polri, potensi kesalahan penanganan maupun celah pelanggaran hukum bisa ditekan.
“Kami ingin kasus bisa dicegah sejak dini, bukan hanya ditangani setelah terjadi. Dashboard ini akan sangat membantu penyidik, khususnya di Subdit Indagsi Krimsus, dalam memonitor angka kejahatan pangan,” tambahnya.
Manfaat Sistem Integrasi Data
Selain memperkuat perlindungan masyarakat, Novia menegaskan bahwa inovasi ini juga mendukung program pembangunan nasional Astacita Presiden Prabowo Subianto.
Terpisah, Kapolda Kalsel, Irjen Rosyanto Yudha Hermawan menyambut baik adanya inovasi yang digagas oleh Kombes Novia Jaya. Ia menilai inovasi tersebut sangat bermanfaat untuk tim penyidik di Polri.
“Inovasi ini sangat bermanfaat dalam hal peningkatan profesionalisme kinerja penegakan hukum di sektor pangan,” ujarnya.
Kolaborasi yang Lebih Efektif
Dengan sistem integrasi data yang diterapkan, proses koordinasi antarinstansi menjadi lebih efisien. Informasi yang sebelumnya tersebar di berbagai lembaga kini dapat diakses secara langsung oleh penyidik kepolisian. Hal ini memungkinkan identifikasi dugaan kejahatan pangan yang lebih cepat dan akurat.
Selain itu, sistem ini juga memberikan transparansi dalam pengelolaan data. Setiap instansi yang terlibat dapat memasukkan data terkini, sehingga penyidik memiliki gambaran yang utuh tentang kondisi di lapangan.
Adopsi teknologi digital dalam penegakan hukum juga menjadi bagian dari upaya modernisasi institusi kepolisian. Dengan demikian, Bareskrim Polri tidak hanya bertindak sebagai penegak hukum, tetapi juga sebagai mitra strategis dalam menjaga stabilitas sektor pangan.
Potensi Pengembangan di Masa Depan
Inovasi yang dijalankan di Polda Kalsel ini bisa menjadi model bagi daerah lain. Jika berhasil, sistem integrasi data ini dapat diterapkan di seluruh Indonesia, sehingga menciptakan lingkungan kerja yang lebih efisien dan terkoordinasi.
Selain itu, penggunaan dashboard khusus juga memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih cepat dan tepat. Data yang tersedia secara real-time akan menjadi dasar dalam pengambilan langkah-langkah pencegahan dan penindakan.
Dengan pendekatan kolaboratif dan penggunaan teknologi yang canggih, Bareskrim Polri menunjukkan komitmennya dalam menjaga keamanan pangan dan melindungi masyarakat dari tindak pidana yang merugikan.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!