BBCA Jatuh ke Rp 7.500, Rekor Penutupan Terendah Tahun 2025

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Kinerja Keuangan BCA Masih Kuat, Tapi Harga Saham Terus Melemah

Di sektor perbankan, kinerja keuangan yang baik tidak lagi menjadi faktor utama yang memengaruhi harga saham. Hal ini terlihat dari kinerja PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), yang meskipun memiliki laba bersih yang lebih baik dibandingkan bank-bank lain, tetap mengalami tekanan di pasar modal.

Pada delapan bulan pertama tahun 2025, BCA mencatatkan laba bersih sebesar Rp 39,06 triliun hingga Agustus 2025. Angka ini meningkat sebesar 8,52% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya, yaitu Rp 35,99 triliun. Dibandingkan dengan bank-bank besar lain seperti PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), BCA jauh lebih unggul dalam hal profitabilitas. Misalnya, BRI mengalami penurunan laba sebesar 9,9% YoY menjadi Rp 32,6 triliun per Agustus 2025.

Meski demikian, kinerja keuangan yang kuat ini tidak diiringi oleh kenaikan harga saham BCA. Pada perdagangan Rabu (1/10/2025), saham BBCA ditutup melemah di level Rp 7.500 per saham. Ini menjadi harga penutupan terendah sepanjang tahun 2025. Sejak awal tahun, saham BCA telah mengalami koreksi sebesar 22,48%, sedikit lebih baik dibandingkan saham BMRI yang turun sekitar 23,16%.

Faktor Penyebab Pelemahan Harga Saham BCA

Menurut Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, kinerja fundamental BCA masih aman. Namun, saat ini kondisi ekonomi yang tidak stabil membuat investor cenderung lebih waspada. Ia menilai, saat ini ada sektor lain yang lebih menarik bagi investor untuk mencari keuntungan, sehingga menyebabkan relokasi portofolio dari saham perbankan seperti BCA.

Nico juga menyampaikan bahwa banyak pelaku pasar dan investor memiliki ekspektasi yang rendah terhadap saham BBCA, meskipun secara fundamental kinerjanya masih baik. Ia menilai bahwa potensi valuasi saham BCA di masa depan masih ada, meskipun saat ini harga sahamnya sedang tertekan.

Potensi Kenaikan Harga Saham BCA di Masa Depan

Meskipun saat ini harga saham BCA sedang melemah, Nico berpendapat bahwa penurunan tersebut hanya masalah waktu. Ia menilai bahwa di masa depan, harga saham BBCA masih memiliki potensi untuk kembali menguat. Hal ini didasarkan pada kinerja keuangan yang solid dan kemampuan BCA untuk bertahan di tengah kondisi ekonomi yang tidak pasti.

Namun, investor perlu memperhatikan dinamika pasar dan faktor-faktor eksternal yang bisa memengaruhi kinerja saham BCA. Meskipun kinerja keuangan baik, tekanan dari situasi ekonomi makro dan preferensi investor terhadap sektor lain bisa berdampak pada harga saham.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, kinerja keuangan BCA tetap kuat meskipun menghadapi tantangan di pasar modal. Namun, pelemahan harga saham BCA mencerminkan ketidakpastian di kalangan investor. Meski begitu, potensi kenaikan harga saham di masa depan masih ada, terutama jika kondisi ekonomi membaik dan investor kembali melirik sektor perbankan.