
Sejarah dan Perjalanan Ballon d'Or
Ballon d'Or adalah penghargaan tahunan yang diberikan oleh majalah Prancis France Football sejak tahun 1956. Penghargaan ini diberikan kepada pemain sepak bola yang dianggap tampil terbaik dalam musim sebelumnya. Awalnya, Ballon d'Or hanya diberikan kepada pemain dari Eropa dan dikenal sebagai penghargaan Pemain Terbaik Eropa. Namun, seiring berjalannya waktu, penghargaan ini berkembang menjadi penghargaan global.
Ballon d'Or awalnya didasarkan pada pemungutan suara oleh jurnalis sepak bola hingga tahun 2006. Pada tahun 1995, penghargaan ini diperluas untuk mencakup semua pemain dari berbagai negara yang aktif di klub-klub Eropa. Tahun 2007 menjadi momen penting ketika Ballon d'Or menjadi penghargaan global, dengan pesepakbola profesional dari seluruh dunia yang dianggap memenuhi syarat. Selain itu, pelatih dan kapten tim nasional juga diberi hak untuk memilih. Namun, aturan ini kembali berubah di 2016, dan hanya jurnalis yang berhak memberikan suara.
Pesepakbola Muslim yang Meraih Ballon d'Or
Sepanjang sejarah penyelenggaraan Ballon d’Or, terdapat empat pesepakbola Muslim yang berhasil meraih penghargaan ini:
1. George Weah
George Manneh Oppong Weah lahir di Liberia pada 1 Oktober 1966. Ia awalnya adalah penganut Kristen Protestan, namun pada 1989 ia memutuskan memeluk agama Islam. Pada tahun 1995, saat bermain di AC Milan, George Weah meraih anugerah Ballon d’Or. Ia tercatat sebagai pesepakbola Muslim dan Non Eropa pertama yang sukses meraih gelar Ballon d'Or.
Weah menjadi top skor Champions Cup 1994/1995, membawa Paris Saint Germain (PSG) ke Semifinal Champions Cup 1994/1995, serta menunjukkan penampilan gemilang bersama AC Milan di Serie A awal musim 1995/1996. Kemenangan ini membuat para jurnalis sepakbola memilih Weah sebagai peraih Ballon d’Or 1995. Ia mengalahkan Jurgen Klinsmann, Jari Litmanen, Alessandro Del Piero, dan Patrick Kluivert. Pada 1999, Weah kembali memilih agama Kristen Protestan.
2. Zinedine Zidane
Zinedine Yazid Zidane lahir di Prancis pada 23 Juni 1972. Ia adalah keturunan Aljazair, dengan orang tua yang berimigrasi ke Paris dari desa Aguemoune di wilayah Kabylie, Aljazair Utara pada 1953. Pada musim 1997/1998, Zidane sukses membawa Juventus menjadi Juara Serie A dan lolos ke Final Liga Champions, meskipun gagal meraih juara setelah takluk dari Real Madrid di Final.
Kemudian, Zidane tampil gemilang bersama Timnas Prancis di Piala Dunia 1998 yang digelar di Prancis. Ia berhasil memimpin rekan-rekannya meraih Juara Piala Dunia 1998 dengan mengalahkan Brazil 3-0 di final. Zidane mencetak dua gol dalam kemenangan tersebut. Kesuksesan ini membuat para jurnalis memilih Zinedine Zidane sebagai pemenang Ballon d’Or 1998. Ia mengalahkan Davor Suker dan Ronaldo Luiz Nazario Da Lima dalam perebutan Ballon d’Or 1998.
3. Karim Benzema
Karim Mostafa Benzema lahir di Prancis pada 19 Desember 1987. Seperti Zidane, Benzema memiliki darah Aljazair. Musim 2021/2022, Benzema sukses membawa Real Madrid menjadi Juara Liga Spanyol, Supercopa De Espana, Liga Champions, Piala Super UEFA, dan Piala Dunia Antar Klub FIFA. Ia juga menjadi Topskor Liga Champions musim 2021/2022 dan membawa Prancis ke Final Piala Dunia 2022, meski akhirnya kalah dalam drama adu penalti melawan Argentina.
Kesuksesan ini membuat para jurnalis memilih Karim Benzema sebagai pemenang Ballon d’Or 2022. Ia mengalahkan Sadio Mane dan Kevin De Bruyne dalam perebutan Ballon d’Or 2022.
4. Ousmane Dembele
Masour Ousmane Dembele lahir di Prancis pada 15 Mei 1997. Ia mewarisi darah Mali dari ayahnya, sedangkan ibunya berasal dari Mauritania dan Senegal. Dembele dibesarkan dalam ajaran Islam yang kuat di keluarganya. Pada musim 2024/2025, Dembele sukses membawa PSG menjadi Juara Liga Prancis, Coupe de France, Liga Champions, Piala Super UEFA, dan Runner Up Piala Dunia Antar Klub FIFA.
Kesuksesan ini membuat para jurnalis memilih Dembele sebagai pemenang Ballon d’Or 2025. Ia mengalahkan Lamine Yamal, Vitinha, dan Mohammed Salah dalam perebutan Ballon d’Or 2025.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!