Kunjungan BKPM ke PT Kilang Pertamina Balikpapan
Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melakukan kunjungan kerja strategis ke PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB). Kegiatan ini dilakukan pada Kamis (25/9/2025), dengan tujuan untuk melihat langsung progres dari Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan dan Lawe-Lawe. Proyek strategis nasional bernilai US$7,4 miliar ini menjadi tulang punggung ketahanan energi Indonesia.
Direktur Hilirisasi Minyak dan Gas Bumi BKPM, Muhammad Nasir Udin Latif, menyatakan bahwa kunjungan ini merupakan implementasi konkret dari Rencana Aksi Nasional Kolaborasi Aksi Akselerasi Proyek Hilirisasi (Renaksi Koalisi). Renaksi ini menjadi peta jalan pemerintah dalam menggenjot realisasi investasi sektor hulu migas sesuai target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029.
"Kunjungan kami ke KPB adalah untuk menindaklanjuti roadmap yang telah kami susun tahun 2022-2023 dan juga untuk mencapai target realisasi investasi khususnya realisasi minyak dan gas bumi yang sudah ditargetkan ke dalam RPJMN 2025-2029," kata Nasir dalam keterangan resmi.
Agenda kunjungan mencakup evaluasi menyeluruh terhadap capaian konstruksi, identifikasi bottleneck teknis di lapangan, hingga strategi akselerasi penyelesaian proyek yang kini memasuki fase krusial.
Transformasi Kapasitas Kilang
RDMP Balikpapan dan Lawe-Lawe dirancang untuk mentransformasi kapabilitas kilang secara masif. Kapasitas pengolahan akan melonjak dari 260 kilo barel per hari (kbpd) menjadi 360 kbpd. Selain itu, standar kualitas produk akan ditingkatkan dari EURO II ke EURO V yang jauh lebih ramah lingkungan.
Peningkatan kompleksitas kilang ini tidak hanya berdampak pada efisiensi operasional, tetapi juga memperluas diversifikasi portofolio produk. Salah satu target utama proyek ini adalah produksi propylene sebesar 225.000 ton per tahun, sebagai bahan baku kritikal industri petrokimia nasional.
Ketersediaan propylene domestik diproyeksikan akan mengurangi ketergantungan impor secara signifikan, sekaligus menjadi katalis pertumbuhan sektor manufaktur dalam negeri.
Pengawasan dan Teknologi Terkini
"Kami berharap dengan terealisasinya investasi PT KPB ini dapat mengurangi importasi baik LPG, BBM maupun propylene. Jadi, produk yang dihasilkan oleh KPB ini bisa dimanfaatkan untuk kemakmuran rakyat Indonesia sebesar-besarnya," ucap Nasir.
Dalam rangkaian kunjungan, rombongan BKPM melakukan inspeksi langsung ke jantung operasional proyek. Kunjungan pertama difokuskan pada Main Control Room (MCR) RDMP Balikpapan, pusat komando terintegrasi yang memanfaatkan sistem digital mutakhir berbasis Distributed Control System (DCS).
Teknologi ini memungkinkan monitoring real-time terhadap seluruh proses kilang dengan presisi tinggi dan respons cepat terhadap anomali operasional.
Lebih lanjut, delegasi juga meninjau unit Residue Fluid Catalytic Cracking (RFCC) berkapasitas 90 kbpd yang menjadi primadona proyek. Unit ini memiliki kemampuan mengkonversi residu, fraksi berat hasil penyulingan menjadi produk bernilai ekonomi tinggi seperti gasoline, Liquid Petroleum Gas (LPG), dan propylene.
Penyelesaian unit RFCC akan menjadi game changer dalam optimalisasi yield produk kilang.
Komitmen terhadap Aspek Sosial-Ekonomi
Di balik megaproyek infrastruktur energi ini, Vice President Legal & Relation PT KPB, Asep Sulaeman, menegaskan perusahaan berkomitmen terhadap aspek sosial-ekonomi dan keselamatan operasional. Dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) mencapai 35%, proyek RDMP memberikan peluang masif bagi kontraktor dan tenaga kerja lokal untuk terlibat aktif.
Lebih jauh, dia menyebutkan sebanyak ribuan pekerja lokal telah terserap dalam berbagai fase konstruksi, yang menciptakan efek domino positif terhadap perputaran ekonomi di Balikpapan dan Kalimantan Timur secara luas.
"RDMP Balikpapan dan Lawe-Lawe diharapkan menjadi tonggak penting dalam memperkuat ketahanan energi, mengurangi ketergantungan impor, serta memberikan multiplier effect bagi ekonomi daerah maupun nasional. Kami memastikan setiap tahapan, mulai dari konstruksi, commissioning, hingga start up, berjalan dengan standar keselamatan dan membawa manfaat yang baik bagi masyarakat," ucapnya.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!