
BMW Menghadirkan SUV Bertenaga Hidrogen dalam Koleksi X5 Terbaru
BMW terus menunjukkan komitmennya terhadap inovasi teknologi kendaraan ramah lingkungan. Salah satu bentuk komitmen tersebut adalah pengembangan kendaraan sel bahan bakar (FCEV), yang akan menjadi bagian dari lini mobil X5 generasi terbaru. Dengan demikian, X5 akan menjadi salah satu model dengan pilihan sistem penggerak terlengkap di pasar otomotif.
Menurut informasi yang beredar, BMW sedang mempersiapkan peluncuran SUV bertenaga hidrogen baru, yang merupakan versi hidrogen dari iX5. Ini akan menjadi tambahan penting dalam rangkaian produk BMW, yang sebelumnya telah menyediakan opsi seperti bensin, diesel, plug-in hybrid, dan listrik murni.
Joachim Post, anggota Dewan BMW, mengatakan bahwa dengan menawarkan lima jenis sistem penggerak untuk X5 yang baru, perusahaan ini kembali menunjukkan kepemimpinan teknologinya. Ia juga menekankan bahwa energi hidrogen memiliki peran penting dalam proses dekarbonisasi global, dan BMW akan terus mendukung pengembangan teknologi tersebut.
Teknologi FCEV BMW dikembangkan bersama dengan Toyota, dengan tujuan memberikan performa yang setara dengan mobil listrik murni, tetapi tanpa beban dan bobot baterai yang besar. Dalam hal jarak tempuh, mobil listrik X5 akan membutuhkan baterai lebih dari 100 kWh, yang akan meningkatkan bobot kendaraan secara signifikan. Sementara itu, FCEV jauh lebih ringan dan mampu mencapai jarak tempuh yang sama dengan tangki hidrogen penuh. Selain itu, FCEV hanya mengeluarkan uap air dan menghasilkan listrik secara lebih efisien.
Meskipun demikian, secara keseluruhan, FCEV masih sedikit kurang ramah lingkungan dibandingkan mobil listrik murni. Namun, BMW percaya bahwa teknologi ini memiliki potensi besar, terutama dalam mengurangi dampak lingkungan.
BMW rencananya akan meluncurkan generasi terbaru X5 (kode G65) pada tahun 2026. Model ini akan tersedia dalam versi bensin, plug-in hybrid, dan listrik. Versi hidrogen baru akan dirilis pada tahun 2028. Tanpa bobot baterai besar, iX5 FCEV diharapkan mampu menawarkan akselerasi dan performa menikung yang lebih baik, menjadikannya lebih lincah daripada mobil listrik dengan baterai besar.
Selain fokus pada pengembangan kendaraan, BMW juga berupaya mengatasi masalah jaringan pengisian hidrogen yang masih terbatas. Perusahaan ini mempromosikan proyek HyMoS (Hydrogen Mobility at Scale), yang bertujuan menjadikan operasi stasiun pengisian hidrogen lebih layak secara komersial dan menarik bagi pelaku bisnis. Proyek ini diharapkan dapat mengoptimalkan tata letak dan pemanfaatan stasiun pengisian hidrogen, serta membantu mewujudkan potensi penuh ekosistem energi hidrogen yang ada.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!