
Penjelasan Bupati Muba Mengenai Insiden di RSUD Sekayu
Setelah kejadian viral yang melibatkan seorang keluarga pasien yang memaksa dokter membuka masker, Bupati Musi Banyuasin (Muba) akhirnya memberikan pernyataan resmi. Insiden ini terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sekayu, dan menimpa dokter spesialis ginjal, Syahpri Putra Wangsa. Dalam kejadian tersebut, Ismet Syahputra, yang mengaku sebagai saudara bupati, melakukan tindakan yang tidak sopan dan memaksa dokter untuk melepas masker.
Bupati Muba secara tegas membantah klaim bahwa Ismet adalah anggota keluarga dari dirinya. Setelah dilakukan penelusuran, diketahui bahwa Ismet bukanlah kerabat atau bagian dari tim sukses Bupati. Hal ini membuat pemerintah setempat merasa perlu untuk segera mengklarifikasi situasi agar tidak menimbulkan kesalahpahaman di masyarakat.
Pernyataan dari Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Selatan, Trisnawarman, menyebutkan bahwa dalam pertemuan yang diadakan di RSUD Sekayu pada 14 Agustus lalu, Bupati Muba meminta agar kasus ini ditangani dengan serius. Meskipun telah tercapai kesepakatan damai antara kedua belah pihak, proses hukum tetap dilanjutkan.
Proses Hukum yang Dilalui
Kasus ini sudah masuk tahap penyelidikan oleh Polres Muba. Pelapor dan terlapor telah dipanggil untuk diperiksa. Penyidik menggunakan Pasal 335 KUHP yang mengatur tentang tindak pidana pemaksaan. Pasal ini mencakup perbuatan memaksa orang lain untuk melakukan, tidak melakukan, atau membiarkan sesuatu dengan menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan.
Kasat Reskrim Polres Muba, AKP M Afhi Abrianto, menjelaskan bahwa pihaknya telah memanggil saksi-saksi dari pelapor, termasuk perawat, petugas keamanan, dan direksi rumah sakit. Sementara itu, terlapor juga telah memenuhi panggilan dan masih menunggu pengembangan kasus.
Selain itu, olah TKP juga dilakukan untuk menyelidiki peristiwa tersebut. Masyarakat diminta untuk tidak khawatir karena proses penyelidikan akan terus berjalan sesuai SOP.
Pengakuan Ismet Syahputra
Ismet Syahputra akhirnya memberikan penjelasan mengenai insiden yang membuat heboh media sosial. Dalam video yang viral, ia terlihat memaksa dokter untuk melepas masker dan melontarkan kata-kata kasar. Namun, di balik kemarahannya, tersimpan alasan emosional yang membuatnya kehilangan kendali.
Ismet mengungkapkan kekecewaannya karena ibunya harus menunggu empat hari sejak masuk rumah sakit. Ia ingin mendapatkan pelayanan cepat sehingga menempatkan ibunya di kamar VIP. Menurutnya, pelayanan yang diberikan tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan. Ia juga merasa bahwa layanan VIP tidak cukup maksimal dibandingkan BPJS.
Kekecewaan Ismet bertambah ketika mengetahui hasil pemeriksaan dahak ibunya yang ia klaim sudah tersedia sejak Sabtu, namun baru dicek pada Selasa. Saat menanyakan tindak lanjut perawatan, ia hanya mendapat jawaban untuk bersabar. Hal ini membuatnya emosi dan meminta dokter melepas masker untuk memastikan apakah dokter benar-benar profesional atau tidak.
Tanggapan Dokter Syahpri
Dokter Syahpri menjelaskan bahwa situasi mulai memanas saat ia hendak memasuki ruangan perawatan. Perawat menyampaikan bahwa keluarga pasien sedang marah-marah. Ia meminta perawat siaga dan menjelaskan alasan pemakaian masker, yaitu untuk menghindari risiko penyebaran penyakit TBC.
Syahpri mengaku sempat meminta satu perawat bersiap merekam dan perawat lainnya memanggil petugas keamanan. Ia menjelaskan bahwa dalam perjalanan medis, ancaman sering terjadi, sehingga perlu antisipasi. Keluarga pasien tetap memaksa dan melepas masker yang ia gunakan.
Setelah kejadian tersebut, ia meminta petugas keamanan untuk menjaga perawat karena masih ada emosi yang muncul. Ia khawatir terhadap adik-adik nakes yang semuanya perempuan.
Penanganan Pasien VIP
Plt Direktur RSUD Sekayu, drg Dina Krisnawati Oktaviani MKes, menyebutkan bahwa pasien atas nama Rita, yang merupakan keluarga yang melakukan tindakan kepada dokter, masih dilakukan perawatan di RSUD Sekayu. Pelayanan maksimal tetap diberikan kepada pasien. Kesampingkan dahulu peristiwa ini, karena layanan kesehatan harus tetap diberikan kepada pasien.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!