
Proses Ketat dalam Penyediaan Makan Bergizi Gratis di Palmerah
Dapur penyedia Makan Bergizi Gratis (MBG) di kawasan Palmerah, Jakarta Barat, terlihat seperti dapur besar pada umumnya. Namun, di balik tampilannya yang sederhana, setiap proses di dalamnya dilakukan dengan standar yang sangat ketat. Mulai dari pemilihan bahan baku hingga distribusi makanan ke sekolah-sekolah, semua tahapan dipastikan memenuhi persyaratan agar anak-anak penerima manfaat mendapatkan makanan yang bergizi, higienis, dan aman.
Koordinator SPPG Wilayah Jakarta Barat, Yudha Permana, menjelaskan bahwa setiap langkah dalam penyediaan makanan harus memperhatikan Critical Control Point (CCP). "Kita pastikan Angka Kecukupan Gizi (AKG) terpenuhi sejak awal pembuatan menu," ujarnya.
Perencanaan Menu yang Terstruktur
Proses dimulai dari perencanaan menu. Ada aturan jelas dari Badan Gizi Nasional (BGN) untuk menghindari penggunaan bahan tambahan berisiko, seperti susu berkadar gula tinggi. Bahan baku yang digunakan juga harus dalam kondisi segar. Contohnya, ayam yang digunakan harus dalam kondisi fresh, sehingga setelah dicuci dan dibersihkan, langsung disimpan di freezer dengan suhu di bawah 15 derajat Celsius.
Pemisahan Bahan untuk Menghindari Kontaminasi Silang
Untuk menjaga keamanan pangan, setiap tahap proses dilakukan dengan hati-hati agar tidak terjadi kontaminasi silang. Sayuran, protein nabati, dan protein hewani dipisahkan sejak awal. Penyimpanan pun berbeda: daging disimpan di freezer dengan suhu di bawah -15 derajat Celsius, sedangkan sayuran disimpan di chiller dengan suhu di bawah 5 derajat Celsius.
Yudha menjelaskan pentingnya pemisahan ini. "Jika tidak dilakukan, bisa terjadi kontaminasi silang yang berisiko menyebabkan bakteri Salmonella," ujarnya.
Standar Operasional Prosedur yang Terpenuhi
Di dapur ini, standar operasional prosedur (SOP) terpajang di dinding-dinding. Seluruh petugas diwajibkan menjalankannya. Tidak hanya itu, mereka juga memiliki sertifikasi penjamah makanan hasil kerja sama dengan Dinas Kesehatan dan puskesmas setempat. "Totalnya ada 50 orang, semuanya punya sertifikat penjamah makanan," tegas Yudha.
Waktu Masak dan Distribusi yang Terjadwal
Proses masak dilakukan dini hari. Tim mulai bekerja sejak pukul 01.00, dan pada pukul 06.00 makanan sudah selesai dimasak serta dikemas. Distribusi dimulai pukul 07.00, agar makanan dikonsumsi siswa maksimal dalam rentang empat jam. "Kita pastikan makanan dimakan tidak lebih dari 4 jam agar nutrisi tetap terjaga," kata Yudha.
Variasi Menu untuk Menjaga Minat Anak-Anak
Tidak hanya soal keamanan pangan, variasi menu juga diperhatikan. Setiap Kamis ada rapat rutin untuk menyusun menu minggu depan. "Kami memiliki sekitar 40 menu agar anak tidak bosan. Kami juga sering menerima request dari siswa, misalnya burger. Kami coba fasilitasi," tutur Yudha.
Jumlah Penerima Manfaat yang Terus Bertambah
Saat ini, SPPG Palmerah melayani 12 sekolah serta tambahan kelompok penerima manfaat 3B (busui, bumil, balita), dengan total distribusi 3.716 porsi per hari. Capaian ini dilakukan bertahap, mulai dari 350 porsi hingga ribuan. Selama hampir 11 bulan berjalan sejak 18 November 2024, Yudha menegaskan tidak pernah terjadi kejadian luar biasa seperti keracunan.
Pesan untuk Pengelola Dapur MBG di Seluruh Indonesia
Yudha memberi pesan penting untuk para pengelola dapur MBG di seluruh Indonesia. "Fokuslah pada CCP. Mulai dari pembuatan menu, kualitas bahan baku, penyimpanan sesuai suhu, temperatur pemasakan di atas 100 derajat, sampai pendinginan dan pendistribusian agar tidak terjadi basi," ujarnya.
Memperluas Jangkauan Program Makan Bergizi Gratis
Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) berkomitmen memperluas jangkauan MBG ke daerah lain. Program ini dirancang agar siswa di berbagai wilayah mendapat akses makanan sehat yang setara.
Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, menegaskan kolaborasi dengan platform digital akan mempercepat distribusi makanan. Kemkomdigi siap menjadi penghubung agar sinergi ini berdampak nyata bagi masyarakat. "Kementerian Komdigi siap menjadi penghubung untuk mendorong sinergi antara platform digital dan ekosistem kami, sehingga program ini dapat menyasar daerah-daerah yang membutuhkan," ujar Meutya.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!