Penutupan Dapur SPPG di Tapalang Akibat Insiden Keracunan
Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang menyediakan makanan bergizi gratis (MBG) untuk siswa di Kecamatan Tapalang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, masih ditutup akibat insiden keracunan yang melibatkan puluhan siswa. Keputusan penutupan ini diambil setelah adanya dugaan keterlibatan bakteri Escherichia Coli dalam nasi yang disajikan.
Hasri, Koordinator SPPG Sulbar, menjelaskan bahwa penutupan dapur MBG ini merupakan hasil dari investigasi yang dilakukan oleh tim dari Badan Gizi Nasional (BGN) pusat. Ia menambahkan bahwa hasil uji sampel makanan yang telah dikeluarkan oleh BPOM Mamuju telah dikirim ke BGN Pusat. Hasil tersebut menunjukkan adanya nasi yang mengandung bakteri Escherichia Coli yang diduga menyebabkan keracungan pada 27 siswa SD dan SMP di Tapalang.
"Hasil uji laboratorium tersebut akan segera disampaikan kepada BGN," jelas Hasri melalui WhatsApp. Keputusan terkait kapan dapur SPPG di Kecamatan Tapalang akan beroperasi kembali akan ditentukan setelah investigasi lebih lanjut dari BGN pusat.
Proses Investigasi yang Dilakukan
Pihak BGN pusat akan mengirimkan tim khusus untuk melakukan investigasi lebih lanjut. Hasri menyatakan bahwa setelah tim tersebut melakukan pemeriksaan, baru akan ada keputusan mengenai status dapur SPPG tersebut.
Sebelumnya, dapur SPPG yang menyediakan makanan bergizi gratis untuk siswa di Kecamatan Tapalang ditutup sehari setelah puluhan siswa dilarikan ke puskesmas. Insiden keracunan makanan terjadi pada Rabu (24/9/2025) siang, ketika puluhan siswa dilarikan ke Puskesmas Tapalang setelah diduga keracunan akibat makanan yang mereka konsumsi di sekolah.
Kapolsek Tapalang, Iptu H. Mino, menginformasikan bahwa para siswa yang saat ini dirawat di Puskesmas Tapalang berasal dari SDN Taan Galung dan SMP Negeri 1 Tapalang.
Tindakan yang Diambil
Setelah insiden tersebut, pihak sekolah dan dinas kesehatan setempat langsung melakukan tindakan darurat. Siswa yang terkena dampak keracunan diberikan perawatan medis intensif di Puskesmas Tapalang. Selain itu, pengujian makanan yang disajikan di dapur SPPG juga dilakukan untuk memastikan apakah ada bahan atau proses penyajian yang tidak sesuai standar higienitas.
Selama masa penutupan, pihak sekolah dan dinas pendidikan setempat berupaya mencari solusi alternatif untuk memastikan bahwa siswa tetap mendapatkan makanan bergizi. Hal ini termasuk koordinasi dengan pihak lain untuk menyediakan makanan sementara hingga dapur SPPG dapat kembali beroperasi.
Langkah Pencegahan di Masa Depan
Insiden ini menjadi peringatan bagi semua pihak yang terlibat dalam penyediaan makanan bergizi untuk siswa. Untuk mencegah terulangnya kejadian serupa, diperlukan penguatan sistem pengawasan dan pemeriksaan rutin terhadap bahan makanan serta proses pengolahan makanan di dapur SPPG.
Selain itu, pelatihan dan sosialisasi tentang higienitas serta kesadaran akan pentingnya kebersihan dalam pengolahan makanan harus terus dilakukan. Dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat, diharapkan insiden seperti ini tidak lagi terjadi di masa depan.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!