
Kenaikan Harga Beras Terus Berlanjut, Membuat Beberapa Wilayah Mengalami Kenaikan yang Signifikan
Harga beras di Indonesia terus mengalami kenaikan sejak awal tahun 2025. Hal ini menunjukkan bahwa harga beras sudah naik selama delapan bulan dalam kurun waktu tersebut. Data dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) menunjukkan bahwa harga beras kualitas bawah I pada tanggal 1 Januari 2025 berada di level Rp13.850 per kg, lalu meningkat menjadi Rp14.050 per kg pada 2 Februari dan mencapai Rp14.700 per kg pada pekan ini. Ini berarti, harga beras kualitas bawah I telah naik sebesar 6,14% sejak awal tahun.
Selain itu, harga beras kualitas bawah II juga mengalami kenaikan. Pada 1 Januari 2025, rata-ratanya masih sebesar Rp13.600 per kg, namun kini telah meningkat menjadi Rp14.450 per kg. Sementara itu, beras kualitas medium II yang sebelumnya dijual dengan harga Rp14.950 per kg kini naik menjadi Rp15.900 per kg. Harga beras kualitas super I juga mengalami kenaikan dari Rp16.450 per kg menjadi Rp17.300 per kg. Adapun beras kualitas super II naik dari Rp16.050 menjadi Rp16.750 per kg.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) juga menunjukkan tren serupa. Harga beras naik di 200 kabupaten/kota hingga minggu ketiga Agustus 2025. Bahkan, beberapa wilayah melaporkan harga beras yang mencapai Rp60.000 per kg. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan bahwa ada sebanyak 200 kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga beras.
Indeks Perkembangan Harga Menunjukkan Fluktuasi di Berbagai Wilayah
Berdasarkan Indeks Perkembangan Harga (IPH), indeks yang mengukur perubahan harga atas 20 komoditas pangan yang memiliki bobot besar dalam Indeks Harga Konsumen, pada minggu ketiga Agustus 2025 menunjukkan bahwa 14 provinsi mengalami kenaikan, sementara 23 provinsi mengalami penurunan, dan satu provinsi relatif stabil. Komoditas utama yang memengaruhi kenaikan IPH adalah cabai merah, bawang merah, serta beras.
Di wilayah zona 1, yang meliputi Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Sulawesi, harga beras medium naik sebesar 1,1% dibanding Juli 2025. Rata-rata harga beras medium tercatat sebesar Rp14.005 per kg, yang lebih tinggi dari Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp12.500. Di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, rata-rata harga tertinggi beras mencapai Rp17.952 per kg, disusul Wakatobi dengan harga Rp17.884 per kg, serta Kepulauan Siau Tagulandang Biaro dan Morowali dengan harga Rp17.000 per kg.
Untuk beras premium, rata-rata harga mencapai Rp15.437 per kg atau naik 0,83% dari bulan sebelumnya. Di Wakatobi dan Kepulauan Talaud, harga beras premium sudah menembus Rp19.000 per kg.
Kenaikan Harga Beras di Zona 2 dan Zona 3
Di zona 2, yang mencakup Sumatera bagian utara, Kalimantan, serta beberapa wilayah timur, harga beras medium naik sebesar 1,4% dibanding Juli menjadi Rp14.872 per kg. Harganya jauh di atas HET Rp13.100. Kabupaten Mahakam Ulu menjadi daerah dengan harga tertinggi, yaitu Rp19.900 per kg.
Harga beras premium di zona 2 juga naik sebesar 0,97% menjadi Rp16.618 per kg, yang juga di atas HET Rp15.400. Mahakam Ulu kembali mencatat harga tertinggi, yaitu Rp21.500 per kg.
Sementara itu, zona 3 yang mencakup Maluku dan Papua mencatat kenaikan harga paling mencolok. Harga beras medium naik sebesar 1,09% dibanding Juli menjadi Rp18.899 per kg, jauh di atas HET Rp13.500. Beberapa kabupaten seperti Intan Jaya, Puncak, dan Pegunungan Bintang mencatat harga beras medium di atas Rp40.000 per kg.
Untuk beras premium, rata-rata harganya mencapai Rp20.709 per kg, naik 0,64% dari bulan sebelumnya. Kabupaten Intan Jaya mencatat harga tertinggi, yakni Rp60.000 per kg.
Stabil di Harga Tinggi, Namun Masih Menjadi Perhatian
Amalia menjelaskan bahwa meskipun pergerakan harga beras dan minyak goreng masuk kategori stabil, level harganya tetap tinggi. "Berdasarkan harga beras dan minyak goreng dalam kategori yang relatif tinggi atau relatif mahal, namun perubahannya IPH-nya rendah. Artinya, secara harga stabil, tapi stabil di harga yang tinggi," ujarnya.
Selain beras, Amalia juga menyoroti komoditas lain yang turut mempengaruhi pergerakan harga pangan. Bawang merah mengalami kenaikan harga di 309 kabupaten/kota, sedangkan minyak goreng masih berada di level tinggi. Cabai merah dan telur ayam ras masih berkontribusi terhadap inflasi meski jumlah daerah yang mengalami kenaikan harga sudah mulai menurun.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!