Demo Gen Z Peru Tolak Kebijakan Pemerintah, Ini Tuntutan Mereka

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Demo Gen Z Peru Tolak Kebijakan Pemerintah, Ini Tuntutan Mereka

Demonstrasi Besar di Lima, Peru oleh Generasi Z

Pemuda generasi Z di Peru kembali menggelar demonstrasi besar-besaran di depan gedung pemerintahan dan parlemen di kota Lima. Kegiatan ini berlangsung secara damai pada hari Minggu (21/9/2025) dengan tujuan menolak sejumlah kebijakan pemerintah yang dinilai tidak adil. Demonstrasi ini menunjukkan semangat perubahan yang kuat dari kalangan muda terhadap situasi politik dan sosial saat ini.

Salah satu hal yang menarik perhatian adalah penggunaan bendera One Piece sebagai simbol protes. Bendera dari komik manga populer ini telah digunakan dalam berbagai aksi protes anti-pemerintahan di beberapa negara seperti Nepal, Prancis, dan Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa budaya populer bisa menjadi alat ekspresi politik yang efektif.

Sejarah Demonstrasi di Peru

Sejak 2022 hingga 2023, Peru sempat mengalami serangkaian demonstrasi setelah turunnya mantan Presiden Pedro Castillo. Pada bulan Maret, Castillo diadili atas tuduhan terlibat dalam pemberontakan dan penyalahgunaan kekuasaan. Demonstrasi ini juga bertujuan untuk meminta keadilan kepada korban bentrokan pada 2023. Ada 49 orang yang tewas dalam rentetan demonstrasi tersebut akibat bentrokan dengan petugas kepolisian.

Selain itu, para demonstran juga membentangkan spanduk penolakan terhadap kebangkitan paham dari mantan diktator Peru, Alberto Fujimori. Mereka menggunakan moto "Rakyat bangkit, Hari bangkitnya Rakyat Peru" sebagai semangat perjuangan mereka.

Alasan dan Tuntutan Demonstran

Alasan dari aksi ini sangat beragam. Beberapa warga memprotes perubahan sistem pensiun, hukum kontroversial yang disahkan oleh pemerintah dan parlemen, serta meningkatnya masalah kriminal terorganisir. Selain itu, para demonstran juga menuntut keadilan atas kematian 49 orang yang terjadi selama rentetan demonstrasi akhir 2022 hingga awal 2023.

Demonstrasi yang digerakkan oleh generasi Z ini terpusat di Plaza San Martin yang berada di pusat kota Lima. Namun, ribuan demonstran dihadang oleh ratusan aparat kepolisian sehingga tidak dapat masuk ke dalam gedung pemerintahan. Bentrokan antara aparat kepolisian dan demonstran tak bisa dihindari setelah pagar pembatas berhasil dirobohkan. Demonstran pun berlari ke Jalan Abancay setelah polisi menembakkan gas air mata.

Menurut laporan sukarelawan, sejumlah orang terluka akibat senjata yang digunakan oleh polisi. Tak sedikit demonstran yang mendapatkan pukulan dari petugas kepolisian. Polisi juga mengumumkan penangkapan seorang pria yang diduga melanggar keamanan publik dan membawa alat peledak.

Dampak pada Wisatawan

Dampak dari demonstrasi ini juga dirasakan oleh wisatawan. Hampir sebanyak 1.000 turis terlantar di Aguas Calientes, Peru yang berdekatan dengan destinasi wisata dunia, Machu Picchu. Turis tersebut terlantar akibat pembatalan jadwal kereta api yang disebabkan oleh protes warga setempat yang menempatkan batu di jalur kereta api.

Warga memprotes karena adanya perusahaan bus baru yang beroperasi di wilayahnya setelah penangguhan izin dari bus Consettur. Mereka merasa tidak ada transparansi dan keadilan dari penggantian operasional perusahaan bus. Menteri Pariwisata Peru, Desilu Leon menyatakan bahwa 1.400 turis sudah dievakuasi dari area situs Machu Picchu. Namun, masih ada 900 orang yang terlantar di area tersebut.

Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Peru juga meminta warga untuk menghindari kerumunan dan demonstrasi di Peru. Hal ini menunjukkan bahwa dampak dari demonstrasi tidak hanya terasa oleh penduduk setempat, tetapi juga oleh wisatawan internasional.