
Kepemimpinan Jokowi di Mata Mantan Diplomat
Setelah pensiun sebagai Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo atau Jokowi, banyak orang mulai berani mengungkapkan pendapat mereka tentang kepemimpinannya. Salah satu yang menarik perhatian adalah pernyataan mantan Wakil Menteri Luar Negeri di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Dino Patti Djalal.
Dino, yang memiliki latar belakang diplomat yang kuat dan kredibel, menyampaikan pandangan tentang sikap politik luar negeri Jokowi selama dua periode menjabat. Menurutnya, Jokowi menjadi salah satu presiden yang paling enggan menghadiri acara pemimpin dunia melalui berbagai forum atau organisasi internasional.
Beberapa alasan yang muncul antara lain terkait kemampuan bahasa Inggris yang tidak begitu lancar, atau faktor lain yang belum jelas. Namun, yang pasti, Jokowi sering mendelegasikan tugas penting tersebut kepada para menteri atau Wakil Presiden saat itu, yaitu Jusuf Kalla.
Dino menyampaikan hal ini dalam wawancara di kanal YouTube Total Politik pada 24 September 2025. Ia menjelaskan bahwa Jokowi bukanlah sosok yang tertarik dengan isu-isu politik luar negeri. Hal ini sudah terlihat sejak ia pertama kali menjabat sebagai Presiden pada 2014.
Contoh nyata dari sikap Jokowi adalah ketidakhadirannya dalam forum G20 dan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC. Bahkan, ia juga tidak tertarik menghadiri pertemuan dengan negara-negara anggota ASEAN. Jokowi menganggap pertemuan-pertemuan semacam itu tidak memberikan dampak nyata bagi masyarakat.
"Saya ingat waktu beliau menjadi Presiden diminta untuk ke G20 dan KTT APEC, setelah beliau disumpah jadi Presiden, susah banget karena beliau tidak tertarik," kata Dino.
Ia juga menyebut bahwa Jokowi tidak pernah hadir langsung dalam Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) selama dua periode kepemimpinannya. Alih-alih, ia memerintahkan Menteri Luar Negeri atau Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk menghadiri acara tersebut.
Dino juga bercerita tentang pengalaman Jusuf Kalla saat menghadiri PBB. Menurutnya, Jokowi enggan menghadiri sidang tersebut karena merasa kesibukan yang terlalu padat. "Pernah ada cerita, beliau nanya ke pak JK, Pak JK waktu itu sedang di New York 'pak saya hari ini 5-10 meeting, sibuk. Pak Jokowi lalu bilang 'ya karena itulah saya nggak mau ke sana'. Nah jadi interest-nya emang nggak ada," ujarnya.
Selain itu, Dino juga menyebut bahwa kunjungan Jokowi ke Ukraina dan Rusia saat konflik terjadi hanya untuk pencitraan di dalam negeri. Meski Jokowi pernah bertemu Presiden Volodymyr Zelenskyy dan Vladimir Putin, Dino menganggap kunjungan tersebut lebih untuk kepentingan dalam negeri daripada upaya penyelesaian konflik.
"Kita lihat waktu konflik Rusia-Ukraina, beliau datang ke Ukraina dan Rusia dan saya dan kita semua kan senang, ya," ujarnya. "Tetapi ternyata, dan mohon maaf sekali untuk para pendukung Jokowi, tapi ternyata ini lebih untuk konsumsi dalam negeri dan bukan untuk menyelesaikan konflik."
Dino membandingkan kepemimpinan Jokowi dengan SBY, yang dinilai memiliki keseimbangan dalam mengurus urusan dalam negeri dan luar negeri. Ia berharap Presiden Prabowo Subianto bisa belajar dari gaya kepemimpinan SBY.
"Dan saya kira dari sekarang, Pak Prabowo harus bisa berpikir bagaimana saya jadi Presiden di dalam negeri secara politik dan ekonomi sukses tapi juga luar negeri, kita bisa berdampak. Itu susah sekali," pungkasnya.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!