
DPRD Kaltara Lakukan Pemeriksaan Terhadap Dapur MBG Pasca Laporan Keracunan Siswa
Setelah muncul laporan tentang dugaan keracunan yang dialami siswa SMAN 1 Tanjung Selor akibat konsumsi menu Makan Bergizi Gratis (MBG), Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalimantan Utara (Kaltara) segera melakukan inspeksi terhadap dapur MBG atau SPPG yang berada di Jalan Mangga II, Tanjung Selor. Tujuan utama dari kunjungan ini adalah untuk memastikan kebersihan dan kesiapan operasional program MBG agar tidak terjadi peristiwa serupa di masa depan.
Sekretaris Komisi III DPRD Kaltara, Moh Nafis, menjelaskan bahwa pihaknya langsung meninjau lokasi dapur setelah menerima laporan tersebut. Ia menyatakan bahwa kondisi dapur secara umum sudah cukup baik, termasuk dalam hal kebersihan dan proses pengolahan makanan.
“Kami langsung mengecek dapurnya dan ternyata sudah bagus dari segi kebersihannya dan masakannya. Ada dapur kering sendiri, sistem pencucian yang lengkap, serta tempat makan dicuci menggunakan air panas,” ujar Moh Nafis pada hari Selasa (23/9/2025).
Meski demikian, pihak DPRD masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium dari RSDSS Tanjung Selor untuk memastikan apakah penyebab keracunan benar-benar berasal dari makanan yang disajikan. Jika memang ditemukan adanya kesalahan dalam penyediaan makanan, maka Badan Gizi Nasional (BGN) akan diberi tugas untuk memberikan teguran kepada pihak penyedia.
Program MBG Dihentikan Sementara
Akibat dari peristiwa ini, program MBG di SMAN 1 Tanjung Selor akan dihentikan sementara hingga waktu yang belum ditentukan. Salah satu penyebabnya adalah adanya kendala dalam komunikasi antara pihak SPPG dengan sekolah.
Menurut Moh Nafis, pihak sekolah menginginkan pengantaran makanan dilakukan antara jam 10 hingga 11, sesuai dengan jadwal istirahat siswa. Namun, pihak SPPG mengirimkan makanan lebih awal, yaitu pada jam 9, sehingga anak-anak baru bisa mengonsumsinya pada jam 11.30.
“Masalahnya adalah miss komunikasi antara pihak SPPG dan SMAN 1 Tanjung Selor. Kami menyarankan agar penyesuaian jam pengantaran dilakukan dengan lebih hati-hati,” jelasnya.
Langkah Pencegahan dan Peneguhan Standar Operasional
DPRD Kaltara menekankan pentingnya penerapan standar operasional prosedur (SOP) dalam penyediaan makanan. Menurut Moh Nafis, meskipun kejadian ini masih dalam skala kecil, pihaknya tetap memperhatikan potensi risiko yang bisa terjadi jika tidak ada langkah pencegahan.
“Kami tekankan kepada pihak penyedia agar jangan sampai terulang kembali. Mumpung ini skala nya masih kecil, jadi kita harus antisipasi,” tegasnya.
Selain itu, pihak DPRD juga meminta agar semua pihak terkait bekerja sama dalam memastikan kualitas dan keamanan makanan yang diberikan kepada siswa. Hal ini bertujuan untuk menjaga kesehatan dan kenyamanan para pelajar di seluruh wilayah Kaltara.
Kesimpulan
Peristiwa dugaan keracunan yang terjadi di SMAN 1 Tanjung Selor menjadi peringatan bagi semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan program MBG. Meski kondisi dapur saat ini dinilai sudah cukup baik, pentingnya koordinasi dan komunikasi antara pihak sekolah dan penyedia makanan tetap menjadi prioritas utama. Dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat, diharapkan program MBG dapat berjalan lancar dan aman bagi para siswa.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!