
Kekuatan dan Pengorbanan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) di Tengah Duka
Di balik kebanggaan yang dirasakan oleh para anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka), terdapat pengorbanan yang luar biasa. Mereka menyembunyikan rasa pilu di dalam hati demi tampil sempurna saat mengibarkan bendera Merah Putih dalam upacara peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia. Dua dari mereka, Kevin Silaban dan Rahmat Putra Maulana, masing-masing dari Kabupaten Humbang Hasundutan dan Kota Tangerang Selatan, harus menghadapi duka yang sangat berat sebelum menjalankan tugasnya.
Kevin Silaban: Berdiri Tegak Meski Ayahnya Baru Saja Meninggal
Kevin Silaban, siswa SMAN 2 Lintongnihuta, tetap menjalankan tugasnya sebagai Komandan Paskibraka pada upacara HUT ke-80 RI, meskipun ayahnya meninggal dunia hanya sehari sebelumnya. Sebelum bertolak ke tempat upacara, ia sempat memberikan penghormatan terakhir kepada jenazah ayahnya. Foto dirinya dalam seragam lengkap, berjongkok sambil memegang tubuh sang ayah, viral di media sosial.
Meski dalam kondisi berduka, Kevin tetap tegar hingga proses penurunan bendera Merah Putih selesai. Setelah upacara, seluruh anggota Paskibraka bersama TNI, Polri, dan perwakilan Pemkab Humbahas datang melayat ke rumah duka. Warga setempat mengapresiasi keteguhan Kevin yang tetap menjalankan tanggung jawabnya.
Kepala Desa Siponjot, Deka Silaban, mengatakan bahwa karakter Kevin mirip dengan almarhum ayahnya. Ia sosok yang giat, tekun, dan penuh tanggung jawab. Menurut Deka, Kevin telah menjadi teladan bagi generasi muda lainnya.
Ayah Kevin dimakamkan pada Senin (18/8/2025). Ia tiba-tiba drop dan meninggal dunia, meskipun sehari sebelumnya masih terlihat bugar. Deka mengungkapkan bahwa Kevin memiliki semangat besar untuk melanjutkan tugasnya, meski dalam kondisi duka.
Rahmat Putra Maulana: Bertahan Meski Ayahnya Meninggal Jelang Pengukuhan
Sementara itu, Rahmat Putra Maulana, salah satu anggota Paskibraka di Tangsel, juga mengalami duka yang sama. Ayahnya meninggal dunia hanya sehari sebelum pengukuhan Paskibraka. Meski sedih dan kaget, Rahmat tetap memilih untuk berdiri tegak dan mengibarkan bendera Merah Putih.
Rahmat mengungkapkan bahwa motivasi utamanya adalah untuk membuktikan kepada orang tuanya bahwa ia mampu. Pesan sederhana dari orang tuanya selalu menginspirasinya untuk tetap semangat, meski ada rintangan dalam hidupnya.
Pembina Paskibraka Tangsel, Eka Imelda Novitasari, menilai Rahmat sebagai pribadi yang kuat dan ceria sejak awal latihan. Bahkan, semangatnya membuatnya dipilih sebagai Komandan Pasukan 17. Rahmat sempat menyembunyikan kabar duka dari rekan-rekannya agar tidak mengganggu konsentrasi mereka menjelang upacara. Baru setelah renungan suci, ia menceritakan hal tersebut.
Keberanian dan Keteguhan dalam Tugas
Baik Kevin maupun Rahmat, keduanya menunjukkan kekuatan dan keteguhan yang luar biasa. Mereka tetap menjalankan tugasnya dengan penuh rasa tanggung jawab, meski dalam kondisi duka. Semangat dan keberanian mereka menjadi contoh bagi pemuda-pemudi di daerah masing-masing.
Mereka tidak hanya mengibarkan bendera Merah Putih, tetapi juga mengibarkan semangat kebangsaan. Dengan keteguhan dan keberanian mereka, mereka membuktikan bahwa nilai-nilai kesatria dan patriotisme masih hidup dalam diri generasi muda Indonesia.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!