
Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat yang Menjanjikan
Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat terus menunjukkan tren positif meskipun menghadapi perlambatan ekonomi global. Pada triwulan II 2025, pertumbuhan ekonomi daerah ini mencapai 5,23% (yoy), meningkat dari 4,98% di triwulan sebelumnya dan lebih tinggi dibandingkan capaian nasional sebesar 5,12%. Hal ini menunjukkan bahwa Jawa Barat masih mampu bertahan dan bahkan tumbuh lebih cepat dibandingkan rata-rata nasional.
Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan ekspor yang mencapai 5,2%. Sektor manufaktur otomotif, elektronik, dan tekstil menjadi dominasi dalam ekspor Jawa Barat. Dengan pangsa sebesar 23,57% terhadap ekspor nasional, Jawa Barat tetap mempertahankan posisinya sebagai pusat industri utama di Indonesia.
Realisasi investasi juga menunjukkan kinerja yang positif. Hingga semester I 2025, Jawa Barat berhasil menarik investasi sebesar Rp 141 triliun atau 52,22% dari target tahunan Rp 270 triliun. Angka ini naik 13,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Mayoritas investasi berasal dari negara-negara seperti Singapura, Jepang, dan Hong Kong.
Tantangan Global dan Resiliensi Ekonomi Nasional
Meski ekonomi dunia diperkirakan akan mengalami perlambatan pada 2025, Indonesia tetap dianggap memiliki daya tahan yang kuat. Kinerja ekonomi Amerika Serikat, Cina, Eropa, dan Jepang menunjukkan penurunan akibat tekanan perdagangan dan permintaan domestik yang melemah. Proyeksi pertumbuhan global diprediksi turun di bawah 3%.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat, Muslimin Anwar, menyampaikan bahwa pelambatan global perlu diantisipasi karena berdampak pada arus modal dan perdagangan internasional. Namun, Indonesia diyakini tetap tangguh dengan proyeksi pertumbuhan antara 4,6% hingga 5,4%.
Inflasi daerah juga terjaga dengan baik. Pada Agustus 2025, inflasi Jawa Barat hanya mencapai 1,77% (yoy), lebih rendah dari target 2,5%. BI memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Jawa Barat sepanjang tahun dapat berada di kisaran 4,5% hingga 5,3%.
Bank Indonesia akan terus bersinergi dengan pemerintah untuk menjaga momentum pertumbuhan melalui percepatan proyek strategis, penguatan digitalisasi ekonomi, serta pemberian insentif makroprudensial bagi perbankan. “Kami menyediakan kanal yang transparan dan tematik agar investor mudah menjajaki peluang,” ujar Muslimin.
Potensi Investasi di Jawa Barat
Direktur Pengembangan Promosi Kementerian Investasi/BKPM, Rakhmat Yulianto, menambahkan bahwa posisi Indonesia dalam peta investasi global semakin strategis. Meski dunia menghadapi tantangan, Asia Tenggara tetap menjadi kawasan yang diminati investor internasional, dan Indonesia menjadi salah satu pusat pertumbuhannya.
Indonesia diproyeksikan berada di peringkat ke-12 dunia dalam pasar investasi berkelanjutan pada 2035. Dengan strategi pembangunan ekonomi berkelanjutan yang ditekankan oleh Presiden Prabowo, Indonesia diyakini mampu membangun fondasi kuat menuju negara maju pada 2045.
Kementerian Investasi/BKPM menargetkan pengumpulan investasi sebesar Rp 13.000 triliun dalam lima tahun ke depan, dengan target tahun ini sebesar Rp 1.905 triliun. Jawa Barat disebut sebagai salah satu kontributor terbesar terhadap pencapaian target nasional tersebut.
Proyek Investasi yang Menarik Minat Investor
Penasihat Investasi Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Ronald Sinaga, memaparkan sejumlah proyek potensial yang ditawarkan kepada investor dalam ajang promosi investasi. Total ada 16 proyek dengan nilai investasi sekitar Rp 24,6 triliun yang disiapkan untuk menarik minat investor domestik maupun asing.
Dari total tersebut, sembilan proyek telah dikurasi dari 31 daftar awal sehingga lebih fokus pada sektor prioritas, termasuk infrastruktur, energi, dan pertanian. Salah satu proyek unggulan adalah Light Rail Transit (LRT) Bandung yang diharapkan dapat mengurai kemacetan sekaligus memperkuat konektivitas antarwilayah di Jawa Barat.
Selain infrastruktur, terdapat pula proyek di sektor energi melalui perusahaan daerah Migas Utama Jabar (MUJ) berupa pengembangan pipa gas yang ditargetkan mampu mendukung kebutuhan pasar, termasuk potensi ekspor ke Jepang. Di bidang pertanian, Kabupaten Sumedang menyiapkan proyek agro yang melibatkan generasi muda dalam pengelolaan berbasis teknologi dan keberlanjutan.
Ronald juga menawarkan proyek skala kecil dengan nilai investasi sekitar Rp 7,9 miliar, berupa pengembangan ruang kerja bersama di kawasan Transit-oriented Development (TOD) Depok. Proyek ini relevan untuk generasi Z karena mendorong lahirnya ekosistem kewirausahaan dan kreativitas lokal.
Investor kini tidak hanya mencari keuntungan finansial, tetapi juga dampak sosial. Proyek-proyek ini dirancang untuk memberikan pengaruh nyata bagi masyarakat.
Acara West Java Investment Roadshow 2025 yang diselenggarakan Selasa kemarin mengusung tema terkait langkah maju untuk masa depan Jawa Barat dalam berinvestasi, solusi infrastruktur, mobilitas perkotaan, dan agribisnis terpadu. Jawa Barat terus memperkuat posisinya sebagai destinasi investasi unggulan yang ramah, kompetitif, dan berkelanjutan. Acara tersebut dirancang untuk memperkenalkan potensi dan prospek investasi yang melimpah di Jawa Barat kepada para investor, baik domestik maupun internasional.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!