Emiten Ritel Dipengaruhi Sentimen Musim di Kuartal IV-2025, Ini Pilihannya

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Kinerja Sektor Ritel Diprediksi Positif di Kuartal IV-2025

Pada kuartal IV tahun 2025, sektor ritel diperkirakan akan menunjukkan kinerja yang positif. Hal ini didorong oleh berbagai faktor seperti sentimen musiman, peningkatan daya beli masyarakat, serta stimulus ekonomi yang diberikan pemerintah. Selain itu, momen liburan akhir tahun seperti Natal dan Tahun Baru juga menjadi faktor pendukung utama bagi sektor ini.

Menurut Muhammad Wafi, Kepala Riset Korea Investment and Sekuritas Indonesia (KISI), kuartal IV selalu menjadi periode yang menguntungkan bagi sektor ritel. "Dengan tren suku bunga yang turun, konsumsi rumah tangga bakal lebih terjaga," ujarnya kepada media. Ia menjelaskan bahwa kombinasi antara kenaikan daya beli, stimulus ekonomi, dan momentum liburan akhir tahun memberikan dorongan signifikan bagi kinerja emiten ritel.

Abdul Azis Setyo Wibowo, Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, juga menyatakan bahwa prospek emiten ritel pada kuartal IV-2025 cukup positif. "Secara historis, periode akhir tahun umumnya mendapat dorongan dari peningkatan konsumsi masyarakat, khususnya pada momen Natal dan Tahun Baru," kata Azis. Menurutnya, stimulasi pemerintah dan perbaikan daya beli masyarakat menjadi katalis tambahan yang dapat meningkatkan kinerja sektor ini.

Meski demikian, risiko pelemahan daya beli, inflasi, dan ketidakpastian nilai tukar tetap menjadi tantangan yang harus diwaspadai. Investor perlu memperhatikan faktor-faktor tersebut agar tidak terganggu oleh fluktuasi pasar.

Pilihan Saham untuk Investasi

Muhammad Wafi merekomendasikan beberapa emiten ritel yang memiliki potensi pertumbuhan pada sisa tahun 2025. Salah satunya adalah MAPI, yang unggul di segmen premium dan lifestyle dengan eksposur pada berbagai merek global. Selain itu, ACES juga menjadi pilihan menarik karena prospeknya didukung oleh pemulihan sektor properti dan meningkatnya permintaan produk rumah tangga.

AMRT tetap mendominasi segmen minimarket dengan pertumbuhan stabil sepanjang tahun. Sementara RALS berpeluang terdorong oleh momentum musiman yang kuat, meskipun kinerjanya cenderung bergantung pada periode tertentu.

Azis menambahkan bahwa AMRT bisa menjadi pilihan yang layak diperhatikan saat momentum Natal dan Tahun Baru. "Momen tersebut umumnya dimanfaatkan untuk liburan dan bisa meningkatkan kunjungan pelanggan pada gerai AMRT," ujarnya.

Saran untuk Investor

Wafi menyarankan investor untuk fokus pada emiten yang memiliki jenama kuat, jaringan luas, serta model bisnis hybrid offline-online. Untuk trading jangka pendek, investor dapat memanfaatkan seasonal rally di saham RALS dan MAPI. Sementara itu, untuk investasi jangka menengah, AMRT dan ACES menjadi pilihan yang lebih defensif.

Ia merekomendasikan mencermati saham MAPI, ACES, AMRT, dan RALS dengan target harga masing-masing Rp 1.500, Rp 500, Rp 2.200, dan Rp 500 per saham.

Sementara itu, Azis menekankan pentingnya selektivitas dalam memilih emiten. Investor disarankan untuk memilih perusahaan dengan fundamental kuat, neraca sehat, serta strategi digital yang jelas. Pendekatan investasi bertahap dinilai lebih aman untuk mengurangi risiko fluktuasi jangka pendek. Azis juga menyarankan untuk melakukan trading buy saham AMRT di target harga Rp 2.160 per saham.