Film "Salah Diperlakukan, Nyesal Ditinggalkan": Komedi-Drama Berani Angkat Isu Talak Tiga

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Film yang Berani Mengangkat Isu Talak Tiga

Film Dilanjutkan Salah, Disudahi Perih karya sutradara Benni Setiawan menarik perhatian publik dengan judul yang unik dan isu yang diangkat. Film ini tidak hanya menghibur, tetapi juga membuka wawasan tentang tantangan dalam hubungan percintaan. Diproduksi oleh SOEX Entertainment dan Drias Production, film ini berhasil menyatukan genre komedi-drama dengan cerita yang sangat relevan.

Judul film ini mencerminkan inti cerita yang akan dihadirkan. Penonton diajak merenung tentang dilema pasangan suami-istri, Darian (diperankan oleh Kevin Ardilova) dan Alfa (diperankan oleh Mikha Tambayong). Mereka terjebak dalam situasi sulit: apakah harus melanjutkan hubungan yang penuh kesalahan, atau memutuskan hubungan meskipun rasanya sangat menyakitkan?

Talak Tiga sebagai Sumber Konflik

Film ini secara cerdas menggunakan isu talak tiga sebagai inti konflik. Dalam ajaran Islam, talak tiga adalah bentuk perceraian yang tidak bisa langsung diremajakan. Untuk dapat kembali bersama, mantan istri harus menikah dengan orang lain terlebih dahulu, menjalani pernikahan sah, lalu bercerai sebelum akhirnya bisa kembali menikah dengan mantan suaminya. Proses ini dikenal sebagai pernikahan muhallil.

Darian dan Alfa, yang masih saling mencintai, harus menghadapi konsekuensi dari aturan ini. Darian harus menyaksikan Alfa menikah dengan Zainun (diperankan oleh Ibrahim Risyad), demi memenuhi syarat pernikahan muhallil. Perasaan cemburu dan campur tangan Darian dalam proses ini menjadi bumbu yang mengeskalasi konflik, menunjukkan betapa sulitnya sebuah perpisahan, bahkan jika itu hanya bersifat sementara.

Skenario yang ditulis oleh Garin Nugroho berhasil mengemas isu berat ini menjadi narasi yang mudah dipahami tanpa kehilangan kedalaman maknanya. Film ini memberikan pesan kuat bahwa pernikahan bukanlah hal yang bisa dimainkan, dan komitmen adalah fondasi penting dalam hubungan.

Akting yang Natural dan Elemen Pendukung yang Memikat

Kesuksesan film ini tidak lepas dari penampilan aktor dan aktris yang luar biasa. Mikha Tambayong memerankan Alfa dengan sisi rapuh yang meyakinkan, seorang perempuan yang berjuang menemukan kebahagiaan di tengah kondisi sulit. Kevin Ardilova mampu menampilkan karakter Darian yang melankolis dan belum selesai dengan dirinya sendiri. Sementara itu, Ibrahim Risyad sebagai Zainun menjadi sosok yang efektif menambah dilema bagi Darian.

Selain pemeran utama, kehadiran aktor senior seperti Cut Mini dan Dewi Gita menambah kedalaman cerita. Tissa Biani, yang memerankan karakter pendukung, menunjukkan dedikasi tinggi dengan belajar bahasa Sunda untuk membuat karakternya lebih otentik, mengingat latar belakang cerita di Jawa Barat.

Musik dan Narasi yang Menyentuh

Film ini diperkaya dengan soundtrack dari grup musik Deredia. Lagu-lagu bergenre retro vibes seperti "Malam Bergelora" tidak hanya menjadi pelengkap, tetapi juga bagian integral dari narasi film yang memberikan nuansa emosional unik.

Yang tak kalah menarik, film ini menggunakan kutipan-kutipan bijak yang populer di media sosial. Berbeda dari film romantis yang sering mengutip kalimat puitis tentang cinta, film ini justru menawarkan kutipan tentang nasihat, kepasrahan, dan ironi hidup, memberikan pesan dewasa yang mendalam.

Kesimpulan

Pada akhirnya, Dilanjutkan Salah, Disudahi Perih adalah karya yang berani, cerdas, dan bermakna. Film ini tidak hanya menghibur, tetapi juga mengajak penonton merenung tentang komitmen, konsekuensi, dan kompleksitas hidup. Di balik tawa, ada kepedihan yang nyata, dan di balik perpisahan yang rumit, ada pelajaran berharga yang dapat dipetik.