
Narasi Asal Bukan Mardiono (ABM) dan Perspektif Rommy
Menjelang Muktamar X Partai Persatuan Pembangunan (PPP), yang akan diadakan pada 27–29 September 2025, muncul berbagai narasi yang menarik perhatian publik. Salah satunya adalah narasi "Asal Bukan Mardiono" (ABM) yang mulai menyebar di kalangan ulama, kiai, dan pengurus PPP. Narasi ini mencerminkan harapan para tokoh untuk perbaikan partai dalam menjelang pemilu 2029.
Ketua Majelis Pertimbangan PPP, M Romahurmuziy atau Rommy, menyampaikan bahwa narasi ABM merupakan hal biasa dalam proses kontestasi pemilihan ketua umum. Namun, ia menegaskan bahwa narasi tersebut juga mewakili perasaan dan harapan para ulama dan kiai terhadap keberlanjutan PPP.
Rommy mengungkapkan bahwa seruan ABM dan ATM (Asal Tidak Mardiono) muncul dalam forum silaturahmi nasional alim ulama yang dihadiri oleh ketua majelis syariah PPP dari seluruh provinsi. Forum ini diadakan di Pondok Pesantren Khas Kempek, Cirebon, yang diasuh oleh ketua majelis syariah PPP, Mustafa Aqil Sirot.
Dalam pertemuan itu, para ulama sepakat untuk meminta dengan hormat kepada Mardiono agar tidak mencalonkan diri kembali sebagai ketua umum. Alasannya, karena gagalnya kepemimpinan PPP di bawah beliau untuk bertahan di parlemen. Menurut Rommy, ini bukanlah seruan politis, melainkan sebuah permintaan moral dari para ulama dan kiai.
Rommy juga menyampaikan risiko jika Mardiono kembali terpilih. Ia menyebut banyak ulama dan kiai memilih untuk bersikap diam atau bahkan mundur dari kepengurusan partai. Hal ini dinilai sangat memprihatinkan, karena PPP adalah partai yang didirikan oleh para kiai dan ulama.
Tantangan PPP Menuju Pemilu 2029
Menyambut Pemilu 2029, Rommy menilai PPP harus segera melakukan perbaikan menyeluruh. Berikut beberapa langkah yang diperlukan:
-
Perekrutan Tokoh Baru: PPP saat ini dinilai kurang memiliki tokoh-tokoh yang mampu menarik perhatian publik. Dengan merekrut tokoh-tokoh seperti Sandi, yang cukup dikenal di media, PPP dapat meningkatkan persepsi publik terhadap partai.
-
Rebranding Partai: PPP perlu menegaskan nilai-nilai Islam universal yang ingin diperjuangkan. Selama ini, isu-isu keagamaan menjadi fokus utama, namun PPP perlu lebih aktif dalam membahas isu-isu seperti ekonomi syariah, aksi zionisme di Israel, dan isu LGBT.
-
Penataan Struktur Organisasi: Meskipun PPP adalah partai tertua, struktur organisasi perlu diperkuat. Forum-forum pengajian rutin harus hidup kembali untuk memperkuat hubungan antara partai dan masyarakat.
-
Kultur Partai: PPP perlu membangun kultur yang lebih dekat dengan masyarakat. Kegiatan seperti haul, lailatul istima, dan peringatan maulid perlu dipenuhi oleh tokoh-tokoh PPP agar dapat lebih dikenal dan dihormati oleh masyarakat.
Rommy menekankan bahwa PPP harus berubah untuk tetap relevan di tengah dinamika politik yang semakin kompleks. Dengan perbaikan-perbaikan tersebut, PPP dapat menjaga eksistensinya sebagai partai berbasis Islam yang kuat dan berkontribusi nyata bagi bangsa.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!