Insiden Viral di Sekolah Dasar: Guru Mengamuk dan Ancam Siswa
Sebuah kejadian yang mengejutkan terjadi di sebuah sekolah dasar di Kabupaten Pesawaran, Lampung. Video yang beredar di media sosial menunjukkan seorang guru perempuan berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN) mengamuk selama upacara bendera. Kejadian ini memicu reaksi keras dari masyarakat luas.
Peristiwa tersebut terjadi di SDN 5 Kedondong pada hari Senin, 21 Agustus. Awalnya, suasana upacara berjalan dengan lancar. Murid dan guru berbaris rapi di lapangan sekolah. Namun, tiba-tiba seorang guru berinisial H, yang juga menjabat sebagai kepala sekolah dan mengajar mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK), masuk ke tengah lapangan dengan emosi yang sangat tinggi.
Dalam rekaman video yang viral, guru tersebut terlihat membentak murid dan rekan guru lainnya. Ia marah karena beberapa tenaga pengajar tidak hadir dalam upacara. Dengan nada tinggi, ia berkata, “Kalau enggak saya cekekin nih anak-anak. Ini instruksi, setiap Senin tidak ada guru yang boleh absen. Lapor kamu sama bupati.”
Aksi ini langsung membuat suasana kacau. Banyak siswa terlihat ketakutan, bahkan ada yang menangis dan berlari masuk ke kelas. Seorang guru lain yang mencoba menenangkan situasi justru dimarahi balik oleh guru tersebut. Tidak hanya itu, guru tersebut kembali mendekati seorang murid dengan ancaman, sehingga membuat siswa lain semakin panik.
Video tersebut pertama kali diunggah oleh akun TikTok Berita Lampung dan langsung menyebar luas. Viralnya video ini langsung mendapat respons negatif dari warganet. Banyak orang menilai tindakan guru tersebut tidak dapat dibenarkan, terutama karena dilakukan di depan siswa yang seharusnya merasa aman di lingkungan sekolah.
Mereka menilai bahwa sekolah bukan tempat untuk menakuti anak-anak, melainkan ruang belajar yang penuh kenyamanan. Beberapa netizen juga menyampaikan kekhawatiran terhadap ancaman fisik yang terlontar. Menurut mereka, meskipun marah karena disiplin bisa saja dilakukan, tetapi mengancam murid hingga membuat mereka menangis adalah perilaku yang tidak pantas dari seorang pendidik.
Banyak komentar menyebut bahwa masalah absensi guru seharusnya diselesaikan secara internal, bukan dilampiaskan kepada siswa yang tidak bersalah. Meski begitu, ada juga suara yang mencoba memahami beban kerja dan tekanan yang dialami guru tersebut. Namun, meski memaklumi kondisi stres, warganet tetap menegaskan bahwa cara penyampaiannya salah besar dan berpotensi melukai psikologis anak.
Insiden ini menyoroti masalah serius dalam dunia pendidikan: bagaimana menegakkan disiplin tenaga pendidik tanpa mengorbankan kenyamanan dan keamanan siswa. Tindakan kekerasan verbal maupun fisik terhadap anak dinilai dapat berdampak buruk bagi perkembangan psikologis mereka.
Hingga saat ini, pihak sekolah maupun Dinas Pendidikan setempat belum memberikan pernyataan resmi terkait kejadian ini. Namun, kejadian ini menjadi peringatan penting bagi semua pihak terkait tentang pentingnya menjaga lingkungan sekolah yang aman dan nyaman bagi siswa.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!