Guru SD Lampung Viral Diduga Ingin Cekik Siswa Saat Upacara, Terungkap!

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Aksi Guru yang Menghebohkan Media Sosial

Beberapa hari terakhir, media sosial dihebohkan oleh sebuah video yang menampilkan aksi seorang guru SD di Kabupaten Pesawaran, Lampung. Dalam rekaman tersebut, seorang perempuan berseragam cokelat tampak marah saat upacara bendera. Bahkan, ia diduga hampir mencekik siswanya yang berada di barisan depan.

Awalnya suasana upacara berjalan seperti biasa, namun tiba-tiba situasi menjadi tegang. Banyak murid ketakutan dan berlarian, sementara beberapa dari mereka menangis. Video ini langsung menyebar luas di TikTok dan memicu kecaman dari warganet. Mereka mulai mempertanyakan identitas guru tersebut serta alasan perilaku yang dianggap tidak pantas bagi seorang pendidik.

Kronologi Aksi Guru Saat Upacara

Dalam video yang viral, suasana upacara di sekolah dasar berlangsung normal. Namun tiba-tiba, seorang guru bernama Harmini maju ke barisan depan. Dengan nada tinggi, ia mengeluh bahwa banyak guru sering tidak hadir dalam upacara.

“Interupsi, setiap hari Senin nggak ada guru yang nggak hadir. Lapor kamu sama bupati!” teriaknya di depan murid dan guru lain. Tak lama setelah itu, Harmini menunjuk salah seorang siswi berkerudung putih. Ia menyampaikan ucapan penuh amarah dengan gestur yang menunjukkan ancaman.

“Kalau nggak saya cekik ini anak-anak!” ucapnya, membuat suasana semakin tegang. Seorang guru lain yang mengenakan kerudung hitam mencoba menegurnya, tetapi justru terlibat adu argumen. Situasi semakin memanas ketika Harmini berusaha mendekati siswi tersebut dengan gerakan mengancam. Sang murid menangis dan berlindung di belakang guru lain.

Melihat kondisi yang tidak terkendali, guru-guru akhirnya membubarkan upacara dan meminta siswa masuk ke dalam kelas. Dari dalam ruangan, tangisan anak-anak masih terdengar jelas.

Riwayat Perilaku Aneh Sang Guru

Ternyata, kasus ini bukan pertama kalinya Harmini membuat ulah di sekolah. Kepala Dinas Pendidikan Pesawaran, Anca Martha Utama, menjelaskan bahwa Harmini pernah diperiksa pada Februari 2025 karena merokok di kelas dan bersikap kasar kepada murid. Setelah menjalani evaluasi, perilakunya sempat membaik.

Namun pada Juli 2025, ia kembali berulah. Kali ini, ia mendatangi sekolah lain, yakni SDN 9 Kedongdong, padahal dirinya tercatat sebagai guru di SDN 5 Kedongdong. Aksinya yang terekam kamera membuat kasus ini menjadi sorotan publik.

Indikasi Gangguan Kejiwaan

Hasil pemeriksaan medis di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung menunjukkan bahwa Harmini terindikasi sebagai orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Rekan sejawatnya juga memberikan kesaksian bahwa ia kerap menunjukkan perilaku tidak wajar.

Menurut Anca Martha Utama, faktor depresi diduga menjadi penyebab utama. Harmini disebut mengalami tekanan mental karena kesepian dan belum menikah meski usianya sudah matang. Kondisi ini memicu sifat temperamental, kebiasaan merokok di kelas, hingga cara berpakaian yang sering dianggap tidak pantas.

Tindakan Tegas Dinas Pendidikan

Setelah insiden tersebut viral, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pesawaran langsung mengambil langkah tegas. Harmini resmi diberhentikan dari tugas mengajar dan kasusnya dilaporkan ke kepolisian untuk penanganan lebih lanjut.

“Guru ini bukan kepala sekolah, dia guru biasa yang punya riwayat gangguan jiwa. Saat Februari lalu sempat ada perbaikan, tapi pada Juli ia kembali berulah. Karena itu, kami nonaktifkan dan serahkan ke pihak berwenang,” kata Anca, dikutip dari pernyataannya pada Minggu, 24 Agustus 2025.

Reaksi Publik dan Dampak bagi Murid

Masyarakat luas mengecam tindakan Harmini. Banyak orang menilai sikapnya bisa menimbulkan trauma mendalam bagi siswa. Anak-anak yang menyaksikan kejadian itu bukan hanya ketakutan sesaat, tetapi bisa membawa rasa cemas saat bersekolah di kemudian hari.

Psikolog pendidikan menegaskan bahwa insiden semacam ini berpotensi mengganggu kepercayaan diri anak. Ketika figur guru yang seharusnya melindungi justru menunjukkan ancaman fisik, murid dapat kehilangan rasa aman di lingkungan sekolah.

Pelajaran dari Kasus Guru di Lampung

Kasus Harmini menunjukkan bahwa kesehatan mental tenaga pendidik tidak kalah penting dari kompetensi akademik. Guru berperan besar dalam membentuk karakter anak, sehingga perilaku yang tidak stabil dapat memberikan dampak buruk secara psikologis maupun sosial.

Pemerintah daerah dan sekolah sebaiknya memperkuat mekanisme skrining kesehatan mental bagi para guru, memberikan ruang konseling, serta memperhatikan kesejahteraan tenaga pendidik. Selain itu, masyarakat juga perlu memahami bahwa ODGJ bukan sekadar masalah pribadi, melainkan kondisi medis yang membutuhkan penanganan profesional.