
Harga Emas Sedikit Turun, Dukungan dari Ekspektasi Suku Bunga dan Dolar yang Melemah
Harga emas mengalami penurunan ke sekitar US$ 3.805 per ons troi pada hari Senin (29/9), sedikit di bawah rekor tertinggi yang tercapai beberapa hari sebelumnya. Meskipun demikian, harga emas masih didukung oleh berbagai faktor seperti ekspektasi penurunan suku bunga AS dan pelemahan dolar.
Menurut data yang dirilis oleh Tradingeconomics, pada hari Jumat lalu, data inflasi PCE AS sesuai dengan prediksi pasar. Hal ini memperkuat harapan bahwa Federal Reserve (Bank Sentral AS) akan terus melakukan pelonggaran kebijakan moneter menjelang akhir tahun ini. Penurunan suku bunga yang lebih lanjut menjadi salah satu faktor utama yang mendukung kenaikan harga emas dalam beberapa waktu terakhir.
Pasar keuangan saat ini memprediksi kemungkinan besar penurunan suku bunga pada bulan Oktober. Peluangnya mencapai sekitar 90%. Selain itu, ada sekitar 65% probabilitas adanya langkah tambahan pada bulan Desember. Prediksi ini menunjukkan bahwa investor dan pelaku pasar percaya bahwa Bank Sentral AS akan terus menurunkan suku bunga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Di sisi lain, para investor juga sedang memantau risiko potensi shutdown pemerintah AS. Jika terjadi, hal ini dapat menghambat rilis data pasar tenaga kerja utama dan memengaruhi proses pengambilan keputusan oleh Fed. Shutdown pemerintah bisa menyebabkan ketidakpastian yang lebih besar di pasar keuangan, termasuk bagi harga emas.
Dari sisi perdagangan, Presiden Donald Trump telah mengumumkan putaran tarif baru yang akan berlaku mulai 1 Oktober. Tarif ini menargetkan impor obat-obatan, truk, dan furnitur. Keputusan ini menambah tingkat ketidakpastian terhadap prospek ekonomi AS dan global. Kebijakan tarif yang lebih ketat sering kali memicu fluktuasi di pasar keuangan dan bisa memengaruhi permintaan terhadap aset-aset seperti emas.
Selain itu, situasi geopolitik dan ketegangan antara negara-negara besar juga turut memengaruhi harga emas. Ketidakstabilan politik atau konflik dapat meningkatkan permintaan terhadap emas sebagai aset aman. Namun, saat ini, sentimen pasar lebih didominasi oleh harapan akan kebijakan moneter yang lebih longgar.
Kemungkinan penurunan suku bunga AS menjadi faktor utama yang memberikan dukungan terhadap harga emas. Meski sempat mengalami penurunan tipis, emas tetap menjadi pilihan investasi yang diminati karena sifatnya yang stabil dan tahan terhadap inflasi. Investor cenderung melihat emas sebagai alat diversifikasi portofolio dalam situasi ketidakpastian ekonomi.
Dengan berbagai faktor yang saling memengaruhi, harga emas akan terus mengalami pergerakan yang dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi, kebijakan moneter, dan dinamika pasar global. Para analis memperkirakan bahwa emas akan tetap menjadi aset yang diminati selama masa transisi kebijakan moneter AS.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!