Harwan Muldidarmawan Soroti Peran Layanan Medis Udara di HEXIA 2025

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Jasa Raharja Hadir dalam HEXIA 2025 untuk Meningkatkan Keselamatan Transportasi Nasional

Jasa Raharja, sebuah BUMN yang berada di bawah pembinaan Danatara dan Kementerian Keuangan, menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan keselamatan transportasi nasional dengan hadir dalam ajang Heli Expo Asia (HEXIA) 2025. Acara ini diselenggarakan di Cengkareng Heliport, Tangerang, dan menjadi momen penting bagi para pemangku kepentingan industri helikopter.

Kehadiran Jasa Raharja diwakili oleh Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko, Harwan Muldidarmawan, yang menjadi panelis dalam diskusi bertema “Saving Minutes, Saving Lives: Urban HEMS for Highways & High-Risk Areas”. Diskusi ini membahas peran helikopter dalam mendukung mobilitas udara, khususnya dalam implementasi Helicopter Emergency Medical Services (HEMS) di kawasan perkotaan seperti Jakarta.

HEXIA adalah pameran dan forum bisnis helikopter terbesar di Asia yang pertama kali digelar pada tahun 2023. Tahun ini, tema yang diangkat adalah “Elevating the Industry: Transforming to a Sustainable Tomorrow” dengan fokus pada keberlanjutan, inovasi, dan kolaborasi lintas industri. Acara ini menghadirkan para pemimpin industri, operator, regulator, dan penyedia layanan kesehatan untuk membahas berbagai isu terkait pengembangan sektor penerbangan helikopter.

Dalam kesempatan tersebut, Harwan menyampaikan bahwa isu penyelamatan nyawa dalam kecelakaan lalu lintas membutuhkan pendekatan yang lebih komprehensif. Ia menekankan pentingnya memperhatikan faktor aksesibilitas pelayanan kesehatan terdekat. Menurutnya, hal utama yang saat ini menjadi perhatian adalah bagaimana Jasa Raharja dapat memberikan masukan guna mengendalikan fatalitas korban kecelakaan.

Harwan menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan beberapa terobosan dalam rangka pelayanan settlement untuk perawatan di rumah sakit. Hal ini mencakup kontrol mutu terhadap fasilitas, alat, tenaga medis, serta obat-obatan. Namun, ia juga menyadari ada faktor lain yang memengaruhi tingkat fatalitas korban, yaitu kedekatan dan ketepatan dalam mengakses fasilitas kesehatan.

“Bagaimana korban kecelakaan lalu lintas bisa mengakses fasilitas kesehatan terdekat yang tepat dengan cepat,” ujar Harwan. Ia menyoroti hambatan serius di lapangan, terutama jarak dan waktu tempuh menuju fasilitas kesehatan yang tepat. Kondisi geografis Indonesia membuat evakuasi korban sering terhambat.

“Di daerah Kalimantan, misalnya, korban harus naik sampan dulu, menyeberang sungai besar, dan waktunya bisa mencapai 3–4 jam. Jika fasilitas kesehatan sudah mumpuni, tetapi jarak dan ketepatannya tidak bisa diandalkan, maka risiko fatalitas akan sangat tinggi,” tambahnya.

Dalam paparannya, Harwan menekankan bahwa peran HEMS memiliki potensi besar untuk menekan angka fatalitas korban kecelakaan lalu lintas, khususnya pada periode emas penanganan darurat. Ia juga mendorong pemerintah bersama pemangku kepentingan terkait untuk menyusun regulasi dan skema pendanaan yang memungkinkan penggunaan layanan medis udara secara berkelanjutan.

Harwan menyoroti praktik internasional yang bisa dijadikan rujukan, di mana sistem pooling digunakan untuk menanggung biaya operasional layanan medis udara. Dengan demikian, beban tidak hanya ditanggung oleh pemerintah atau korban saja.

“Sistem penjaminannya itu seperti apa, memang harus ada regulasi yang mengikat. Sehingga semua pihak terkait, baik itu penjaminan sosial maupun asuransi terkait penanganan korban kecelakaan khususnya, dapat sama-sama menggotong ini semua demi kemanusiaan,” jelas Harwan.

Partisipasi Jasa Raharja dalam HEXIA 2025 sejalan dengan mandat perusahaan sebagai BUMN yang bertugas memberikan perlindungan dasar bagi korban kecelakaan lalu lintas dan angkutan umum. Melalui forum ini, Jasa Raharja berupaya mendorong kolaborasi lintas sektor, mulai dari operator helikopter, rumah sakit, regulator, hingga perusahaan asuransi untuk memperkuat sistem penanganan darurat di Indonesia.

Dengan hadir di HEXIA 2025, Jasa Raharja menegaskan perannya tidak hanya sebagai penjamin korban kecelakaan, tetapi juga sebagai bagian penting dalam mendorong ekosistem keselamatan nasional yang lebih tangguh, adaptif, dan inovatif.