Hasil Investigasi Udang Terkontaminasi Radioaktif

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Penanganan Cemaran Radioaktif Cs-137 di Kawasan Industri Modern Cikande

Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Kerawanan Bahaya Cs-137 telah memastikan bahwa cemaran material radioaktif yang terjadi pada bulan Agustus lalu hanya terbatas pada Kawasan Industri Modern Cikande. Hal ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, dalam rapat koordinasi mengenai penanganan radiasi radionuklida Cs-137 bersama TNI-Polri, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), serta Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) di kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan.

Peristiwa ini awalnya diketahui setelah adanya temuan produk udang beku dari Indonesia yang mengandung radioaktif oleh pihak Food and Drug Administration (FDA) dan Bea Cukai Amerika Serikat di beberapa pelabuhan. Bahkan, udang tersebut sudah sampai ke toko ritel besar seperti Walmart. Staf Khusus Menteri Perdagangan Bidang Perjanjian Perdagangan Internasional, Bara Krishna Hasibuan, juga menyampaikan bahwa tidak hanya udang namun cengkeh yang diekspor juga mengandung radioaktif Cs-137.

“Betul itu (ekspor) tidak hanya ke Amerika Serikat, ke Eropa juga ada, tapi kita masih investigasi, kemarin yang melaporkan kan baru dari Amerika,” ujar Bara.

Menteri Koordinator Bidang Pangan yang akrab dipanggil Zulhas menegaskan bahwa Satgas Cs-137 telah melakukan langkah cepat dalam melakukan dekontaminasi zat radioaktif tersebut. Langkah yang dilakukan adalah penetralan (dekontaminasi) radioaktif dari pabrik peleburan logam stainless steel, terutama PT Peter Metal Technology (PMT) dan beberapa titik limbah yang memiliki kontaminasi Cs-137.

“Investigasi Satgas memang memastikan kontaminasi Cs-137 hanya terjadi di Cikande, jadi hanya di satu titik ya. Oleh karena itu kita hari ini menetapkan Cikande itu sebagai status kejadian khusus,” ujar Zulhas.

Sebelumnya, Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menemukan sumber radiasi Cs-137 yang diduga berasal dari PT Peter Metal Technology (PMT). Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, menjelaskan bahwa material logam yang terkontaminasi di PMT kemungkinan berasal dari luar negeri karena Indonesia tidak memiliki reaktor nuklir.

Zulhas juga menyampaikan bahwa ada kemungkinan paparan Cesium-137 yang terkandung dalam udang yang diekspor ke Amerika berasal dari kontainer yang datang dari Filipina dan berlabuh di pelabuhan Tanjung Priok. Kontainer tersebut kemungkinan berisi scrap besi yang mengandung Cesium-137, dan digunakan kembali untuk mengangkut muatan udang sehingga menyebarkan kandungan radioaktif. Hal ini juga sedang dikoordinasikan dengan pihak bea cukai Indonesia.

Menurut Zulhas, pemerintah sedang melakukan upaya semaksimal mungkin untuk mengamankan industri udang di Indonesia serta menjaga kepercayaan dunia terhadap perikanan Indonesia. Dengan tindakan yang cepat dan transparan, pemerintah berkomitmen untuk memastikan keselamatan masyarakat dan menjaga reputasi ekspor produk perikanan Indonesia di pasar internasional.

Langkah-Langkah yang Dilakukan oleh Satgas Cs-137

Berikut adalah beberapa langkah yang telah diambil oleh Satgas Cs-137 dalam menangani cemaran radioaktif:

  • Dekontaminasi
    Satgas telah melakukan proses dekontaminasi terhadap area yang terkena kontaminasi, terutama di pabrik peleburan logam stainless steel seperti PT Peter Metal Technology (PMT).

  • Investigasi Sumber Kontaminasi
    Pihak Satgas terus melakukan investigasi untuk menentukan sumber utama dari kontaminasi Cs-137. Hasil sementara menunjukkan bahwa sumbernya berasal dari luar negeri.

  • Koordinasi dengan Instansi Terkait
    Satgas bekerja sama dengan TNI-Polri, BRIN, Bapeten, serta pihak bea cukai untuk memastikan seluruh proses penanganan berjalan efektif dan transparan.

  • Peningkatan Pengawasan Ekspor
    Untuk menjaga kepercayaan dunia, pemerintah meningkatkan pengawasan terhadap ekspor produk perikanan, termasuk udang dan cengkeh, agar tidak terjadi lagi kasus serupa.

Tantangan dan Perspektif Masa Depan

Meskipun situasi saat ini terkendali, tantangan tetap ada. Pemerintah harus terus memastikan bahwa semua pihak yang terlibat dalam rantai pasok ekspor benar-benar mematuhi standar keamanan dan kualitas. Selain itu, penting untuk memberikan edukasi kepada masyarakat dan pelaku usaha tentang bahaya radioaktif serta cara menghindarinya.

Dengan kerja sama yang baik antara pemerintah, instansi terkait, dan pelaku industri, diharapkan kejadian serupa tidak akan terulang kembali. Pemerintah juga akan terus memperkuat sistem pengawasan dan penanganan darurat dalam hal bahan radioaktif.