
Hidup di Kota Besar dan Risiko Obesitas
Hidup di kota besar sering kali identik dengan kesibukan yang tidak pernah berhenti. Banyak pekerja menghabiskan waktu berjam-jam duduk di depan komputer, sementara perjalanan antar tempat seringkali memakan waktu lama. Di tengah kehidupan yang serba cepat ini, makanan cepat saji menjadi pilihan utama karena mudah didapat dan praktis. Namun, kepraktisan ini ternyata menyimpan risiko kesehatan yang serius, salah satunya adalah obesitas.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Rosmiati dkk. (2022) dan dipublikasikan dalam Indonesian Journal of Public Health Nutrition menunjukkan bahwa pola makan dan tingkat aktivitas fisik memiliki pengaruh besar terhadap risiko obesitas, terutama pada para pekerja perkotaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gaya hidup kota yang sibuk seringkali membuat seseorang lebih rentan mengalami kenaikan berat badan.
Dua Pola Makan yang Berpengaruh
Dalam penelitian tersebut, peneliti membagi pola makan menjadi dua kategori utama:
- Pola makan Western, yang ditandai dengan konsumsi makanan cepat saji, camilan manis, gorengan, serta minuman tinggi gula seperti soda atau minuman kemasan.
- Pola makan Prudent, yang menekankan konsumsi makanan bergizi seperti buah-buahan, sayuran, ikan, biji-bijian, dan makanan rendah lemak.
Hasilnya menunjukkan bahwa pekerja yang sering mengonsumsi makanan ala Western memiliki risiko obesitas yang jauh lebih tinggi dibandingkan mereka yang lebih banyak menerapkan pola makan Prudent. Selain itu, tingkat aktivitas fisik juga sangat penting: semakin sedikit seseorang bergerak, semakin besar kemungkinan mengalami obesitas.
Mengapa Hidup di Kota Rentan dengan Obesitas?
Ada beberapa alasan mengapa pekerja di kota lebih rentan mengalami obesitas. Pertama, jam kerja yang panjang membuat banyak orang sulit meluangkan waktu untuk berolahraga. Kedua, stres akibat tekanan pekerjaan dan kehidupan perkotaan sering membuat orang mencari “pelarian” dengan makanan cepat saji atau camilan manis yang memberikan kenyamanan sesaat. Ketiga, akses yang mudah terhadap makanan tinggi kalori membuat pilihan makanan sehat seringkali kalah praktis.
Kombinasi dari faktor-faktor ini menciptakan kondisi yang “ideal” untuk kenaikan berat badan. Apalagi jika aktivitas sehari-hari lebih banyak dilakukan dalam posisi duduk, seperti bekerja di kantor, menghadiri rapat, atau bahkan sekadar duduk berjam-jam di transportasi umum.
Jalan Keluar: Pola Hidup Seimbang
Meski demikian, obesitas bukanlah hal yang tidak bisa dicegah. Penelitian ini menekankan pentingnya membangun pola hidup seimbang, yakni mengombinasikan pola makan sehat dengan aktivitas fisik yang cukup. Beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan antara lain:
- Mengurangi konsumsi minuman manis dengan menggantinya menggunakan air putih.
- Membatasi fast food dan gorengan, lalu memilih buah atau sayuran sebagai alternatif camilan.
- Menyempatkan diri berjalan kaki atau bersepeda, meskipun hanya sebentar setiap hari.
- Mencari aktivitas fisik ringan di sela kesibukan, seperti naik tangga atau stretching di kantor.
Langkah kecil ini mungkin terdengar sepele, tetapi bila dilakukan secara konsisten bisa membawa dampak besar bagi kesehatan jangka panjang.
Kesimpulan
Hidup di kota memang penuh tantangan, terutama untuk menjaga pola hidup sehat. Namun, hasil penelitian Rosmiati dkk. (2022) memberikan pesan yang jelas: pola makan dan aktivitas fisik adalah kunci utama dalam mencegah obesitas. Jadi, meskipun aktivitas sehari-hari padat, keputusan untuk makan lebih sehat dan bergerak lebih aktif tetap ada di tangan kita.
Dengan kesadaran dan langkah kecil yang konsisten, hidup sehat di tengah hiruk-pikuk kota bukanlah hal yang mustahil.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!