Pembahasan tentang Hubungan Pacaran yang Disamakan dengan Investasi
Belakangan ini, banyak pembahasan tentang hubungan pacaran yang disamakan dengan investasi muncul di media sosial. Topik ini pertama kali mencuat setelah seorang pengguna X dengan username @Ba****jdf mengunggah video TikTok yang membahas perempuan sebagai investasi.
Dalam unggahan tersebut, seorang perempuan menyebutkan bahwa penting bagi laki-laki membiayai kebutuhan pasangannya agar hubungan tidak mudah berakhir. Ia menulis, "Another day another 'Standart Cewe TikTok' ~ Just so u know, orang investasi itu harus ada imbal hasil, ceweknya bisa ngasih hasil keuntungan investsinya juga gak? Dan jangan lupa, orang investasi itu kalo dia ngerasa udah gak menguntungkan dia bisa cari produk investasi lain loh."
Unggahan ini mendapat banyak respons dari warganet dan sudah ditonton lebih dari 4 juta kali di platform X. Banyak warganet memberikan kritik terhadap pandangan yang menganggap perempuan dalam hubungan hanya sebatas investasi dari pihak pria. Mereka berpikir bahwa jika perempuan dianggap sebagai investasi, maka akan semakin mudah ditinggalkan jika suatu hari tidak memberikan keuntungan yang setimpal.
Seorang akun @fe****dcn berkomentar, "Ini ngaco banget. Investor yang baik tuh malah yang berani cut loss despite udah taro duit buat gak rugi lebih banyak. If he treated you like an investment and you have no return whatsoever, you'll be gone soon enough. Plus most investors put their money in different buckets."
Lantas, mengapa ada orang yang menganggap hubungan sebagai investasi dan apa dampaknya?
Alasan Hubungan Dianggap Investasi
Psikolog dan dosen Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta, Ratna Yunita Setiyani Subardjo, menjelaskan alasan seseorang memandang hubungan pacaran sebagai investasi. Menurutnya, hal ini bisa terjadi karena beberapa faktor:
-
Adanya sikap utilitarian
Faktor pertama adalah adanya sikap utilitarian atau ingin memenuhi ambisi pribadi dalam menjalin hubungan. Sehingga daripada perasaan saling menyukai, seseorang berpacaran karena ingin mencapai kestabilan finansial, status sosial, dan beberapa alasan lain. -
Kurangnya kesadaran akan nilai intrinsik hubungan
Ketika seseorang fokus pada apa yang mereka dapatkan saat menjalin hubungan, maka akan terbentuk relasi yang bersifat transaksional. Orang mungkin lebih fokus pada apa yang bisa mereka dapatkan dari pasangan daripada nilai hubungan itu sendiri. -
Pengaruh media sosial
Konten-konten media sosial dapat memengaruhi pandangan seseorang terhadap hubungan asmara. Konten tentang hubungan ideal memicu seseorang membandingkan apa yang ia miliki dengan orang lain.
Dampak Melihat Hubungan Asmara Secara Transaksional
Ratna menjelaskan bahwa hubungan yang bersifat transaksional dapat menimbulkan dampak positif dan negatif.
Dampak Negatif Hubungan Transaksional
-
Kurangnya keintiman dan kepercayaan
Saat keuntungan pribadi menjadi tolok ukur suatu hubungan, maka keintiman dan kepercayaan kedua belah pihak dapat terpengaruh. -
Rasa tidak aman
Hubungan yang dilandasi pertukaran keuntungan membuat individu merasa tidak nyaman. Daripada fokus untuk membina hubungan, mereka justru fokus pada apa yang bisa didapat sebagai "bayaran" dari investasi yang sudah dikeluarkan.
Dampak Positif Hubungan Transaksional
-
Adanya keterbukaan diantara mereka
Ketika seseorang jujur dan terbuka tentang apa yang diinginkan, maka arah hubungan mereka dapat terlihat lebih jelas. -
Ada kejelasan dari ekspektasi masing-masing
Jika sudah jujur dari awal tentang tujuan dan keinginan masing-masing, tujuan hubungan pun semakin jelas. Selain itu, seseorang dapat menentukan sikap berdasarkan ekspektasi satu sama lain.
Setiap Hubungan Itu Unik
Ratna menegaskan bahwa setiap hubungan punya keunikan masing-masing. Sehingga penentu keberhasilan suatu hubungan dengan yang lainnya tidak sama. Ia menyarankan agar tidak membandingkan hubungan sendiri dengan milik orang lain terutama jika berkaitan dengan materi.
Menurutnya, cinta tidak bisa diukur dengan materi yang didapat saat kedua belah pihak menjalin hubungan. Ia menutup dengan pesan bahwa sebaiknya tidak perlu membandingkan dan mengukir keberhasilan sebuah hubungan dari nilai investasi dan materi yang didapat. Sebab cinta itu luas dan materi menyempitkannya.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!