
IHSG Menguat di Awal Pekan, Didorong Kenaikan Beberapa Saham Utama
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan awal pekan ini, Senin (29/9/2025), dibuka dengan penguatan yang cukup signifikan. Penguatan tersebut didorong oleh kenaikan harga saham beberapa perusahaan terkemuka seperti PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), PT Merdeka Battery Minerals Tbk. (MBMA), dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK).
Berdasarkan data dari RTI Business, IHSG dibuka menguat sebesar 42,45 poin atau 0,52% ke level 8.141,78 pada pagi hari ini. Selama sesi perdagangan, indeks bergerak dalam kisaran antara 8.136,67 hingga 8.149,46. Dalam situasi ini, sebanyak 301 saham menguat, sedangkan 95 saham melemah dan 219 saham lainnya stagnan. Kapitalisasi pasar mencapai angka Rp15.008,12 triliun.
Beberapa saham unggulan turut memberikan kontribusi positif terhadap penguatan IHSG. Contohnya, saham BBCA naik sebesar 1,64% menjadi Rp7.750 per saham. Sementara itu, MBMA melonjak 4,31% ke level Rp605, dan EMTK meningkat tajam 7,99% ke posisi Rp1.420 per saham. Selain itu, BRPT juga mengalami kenaikan sebesar 2,44% menjadi Rp3.780 per saham.
Selain saham-saham di atas, beberapa emiten lainnya juga menunjukkan kinerja positif. Misalnya, saham PT Petrosea Tbk. (PTRO) naik 3,76% ke level Rp6.900, saham ANTM menguat 1,56% ke Rp3.260, dan PGUN melonjak 19,87% menjadi Rp274 per saham. Meski demikian, tidak semua saham mengalami kenaikan. Beberapa saham seperti BBRI dan HMSP justru melemah, masing-masing sebesar 0,5% dan 2,29%.
Analis dari Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Rully Arya Wisnubroto, menyampaikan bahwa pergerakan IHSG saat ini masih terpengaruh oleh sentimen domestik, termasuk depresiasi rupiah dan arah kebijakan ekonomi Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa. Menurutnya, tekanan terhadap rupiah semakin meningkat sejak awal bulan ini, terutama setelah demonstrasi yang berujung kerusuhan di akhir Agustus dan perubahan komposisi kabinet Prabowo.
Rully menilai bahwa banyak kebijakan ekonomi yang dinilai terlalu pro-growth dan kurang hati-hati. Ia juga menyoroti penurunan suku bunga yang dianggap terlalu agresif dan berpotensi menekan rupiah dalam jangka menengah. Ia menyarankan agar pemerintah dan Bank Indonesia segera melakukan intervensi untuk mengatasi pelemahan rupiah yang telah mendekati level Rp17.000 per dolar AS.
Di sisi lain, Tim Analis BRI Danareksa Sekuritas menilai bahwa level support IHSG ada di posisi 8.000 dan resistance di 8.157. Secara teknikal, level 8.000 dianggap sebagai support psikologis yang kuat. Namun, pergerakan IHSG diperkirakan akan relatif terbatas dalam rentang tersebut. Pelemahan rupiah terhadap dolar AS yang menyentuh kisaran Rp16.700 juga membuat investor lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi.
Dalam rekomendasinya, BRI Danareksa Sekuritas menyarankan investor untuk mempertimbangkan opsi beli terhadap saham PT Bumi Resources Tbk. (BUMI), PT Archi Indonesia Tbk. (ARCI), dan PT Gozco Plantations Tbk. (GZCO). Target harga saham BUMI dipatok di kisaran Rp164—Rp174, ARCI Rp1.100—Rp1.180, dan GZCO Rp240—Rp252. Namun, disarankan agar pembaca tetap mempertimbangkan risiko dan manajemen modal secara matang sebelum mengambil keputusan investasi.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!