
Kemitraan Antara INA dan EDC untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
Pada Kamis, 25 September 2025 di Ottawa, Kanada, Indonesia Investment Authority (INA) dan Export Development Canada (EDC), lembaga kredit ekspor Kanada, telah menandatangani Nota Kesepahaman Kemitraan Antara Pemimpin Pasar atau Market Leader Partnership Memorandum of Understanding. Perjanjian ini bertujuan untuk memperkuat hubungan investasi bilateral dan mendorong pembangunan ekonomi berkelanjutan antara kedua negara.
Dukungan dari EDC sebesar US$ 600 juta atau setara dengan Rp 10 triliun (asumsi kurs Rp 16.703 per Dolar Amerika Serikat) akan digunakan untuk mendukung proyek-proyek di sektor-sektor prioritas seperti infrastruktur, cleantech, energi terbarukan, dan agrifood. Ketua Dewan Direktur INA Ridha Wirakusumah menyatakan bahwa kemitraan ini mencerminkan komitmen bersama untuk membangun platform yang saling menguntungkan antara Kanada dan Indonesia.
“Dengan membuka akses bagi modal dan kapabilitas Kanada untuk dapat mendukung pertumbuhan Indonesia, sekaligus membuka peluang baru bagi pelaku usaha Kanada di salah satu ekonomi dengan pertumbuhan tercepat di Asia,” ujar Ridha dalam keterangan tertulisnya.
Selain itu, kemitraan ini juga akan memperkuat peran INA dalam menyalurkan investasi ke sektor-sektor yang penting bagi daya saing jangka panjang Indonesia. Nota Kesepahaman antara para pemimpin pasar ini menetapkan kerangka kerja kolaborasi dan menjelaskan bagaimana kedua institusi akan menjajaki solusi pembiayaan serta peluang bersama yang memiliki keterkaitan dengan Indonesia-Kanada di sektor-sektor prioritas tersebut.
Kemitraan ini memanfaatkan kapabilitas pembiayaan global EDC dan wawasan lokal mendalam serta mandat investasi INA untuk meningkatkan kerja sama sosial-ekonomi bilateral dan membuka peluang baru bagi pelaku usaha Kanada dan Indonesia. Dalam Nota Kesepahaman tersebut, EDC menyiapkan alokasi dukungan pembiayaan hingga US$ 600 juta untuk investasi INA. Dukungan ini ditujukan untuk mengembangkan berbagai proyek di sektor prioritas tersebut.
Melalui Nota Kesepahaman antara pemimpin pasar ini, EDC akan memanfaatkan portofolio, keahlian, serta hubungan yang telah terjalin dengan para eksportir dan investor Kanada untuk mempromosikan peluang bisnis di Indonesia.
Menteri Perdagangan Internasional Kanada Maninder Sidhu menyatakan bahwa Indonesia merupakan pasar ekspor terbesar negaranya di Asia Tenggara pada 2024. Dengan penduduk lebih dari 270 juta jiwa, ekonomi Indonesia terbesar di kawasan ASEAN dan tumbuh stabil selama satu dekade terakhir.
“Indonesia memberikan peluang signifikan bagi eksportir dan investor Kanada, hal inilah yang mendorong EDC membuka perwakilan di Jakarta pada September 2023. Kanada dan Indonesia memiliki kemitraan yang dinamis yang terjalin melalui perdagangan, investasi, dan hubungan antar-masyarakat,” ujar Sidhu.
Selain itu, dia menambahkan bahwa kemitraan ini memberikan pijakan kuat bagi bisnis Kanada di berbagai sektor seperti pertanian, teknologi bersih, dan infrastruktur. Kerja sama ini diklaim akan mendukung terciptanya lapangan kerja yang berkualitas di dalam negeri, serta memperkuat peran Kanada di salah satu kawasan dengan pertumbuhan tercepat di dunia.
Senior Vice President International Markets EDC Todd Winterhalt mengatakan bahwa Indonesia telah menjadi tujuan investasi utama bagi eksportir Kanada. Dia menyatakan bahwa kemitraan dengan INA mencerminkan dedikasi EDC mendorong pertumbuhan sosial ekonomi. “Kolaborasi ini bertujuan untuk meningkatkan perdagangan antara kedua negara secara signifikan, khususnya di sektor-sektor di mana perusahaan Kanada unggul, seperti energi terbarukan, teknologi bersih, dan infrastruktur,” ujarnya.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!