Inovasi Baru Kemandirian Tunanetra, Teknokrat Kembangkan Teknologi Pedestrian Berbasis IoT

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Inovasi Teknologi IoT untuk Meningkatkan Kemandirian Tunanetra

Program Implementasi Pedestrian Berbasis IoT sebagai Panduan Navigasi dan Pelacakan bagi Tunanetra serta Aplikasi Pengelolaan Database di Bandar Lampung, merupakan inisiatif yang dilakukan oleh tim pengabdian masyarakat dari Universitas Teknokrat Indonesia. Program ini dipimpin oleh Ketua Pengusul Felly Misdalena, S.T., M.T. bersama anggota pengusul Fera Lestari, S.T., M.T. dan Fika Trisnawati, S.T., M.T. serta tim mahasiswa Program Studi Teknik Sipil. Kolaborasi ini dilakukan dengan Persatuan Tunanetra Ahli Pijat Indonesia (PERTAPI), sebuah organisasi yang berkomitmen pada pemberdayaan penyandang tunanetra.

Inovasi teknologi IoT dan digitalisasi data yang diterapkan dalam program ini bertujuan untuk meningkatkan kemandirian penyandang tunanetra sekaligus memperkuat kapasitas organisasi yang menaungi mereka. Dengan adanya inovasi ini, diharapkan dapat memberikan akses terhadap teknologi bantu navigasi yang lebih efektif dan terjangkau.

Tongkat Pintar Berbasis IoT: Navigasi Aman dan Pelacakan Real-Time

Salah satu inovasi utama dari program ini adalah pengembangan tongkat tunanetra pintar yang terhubung ke aplikasi mobile berbasis Android. Tongkat ini dilengkapi dengan sensor ultrasonik, GPS, dan mikrokontroler ESP32. Selain itu, alat ini juga dilengkapi dengan instruksi suara yang membantu pengguna mendeteksi rintangan dan menentukan arah perjalanan dengan lebih mudah.

GPS yang terpasang dalam tongkat memungkinkan keluarga atau pendamping melacak lokasi pengguna secara real-time. Fitur ini memberikan rasa aman bagi keluarga sekaligus meningkatkan kemandirian tunanetra. Jika pengguna tersesat atau menghadapi situasi darurat, lokasi mereka dapat segera diketahui dan ditangani.

Hasil uji coba pada 15 anggota PERTAPI menunjukkan hasil yang menggembirakan. Tingkat kesalahan arah turun dari 68 persen menjadi hanya 28 persen, sementara kecepatan berjalan meningkat 75 persen. "Teknologi ini membuat saya lebih percaya diri saat bepergian sendiri," ungkap Bambang Sukoco, salah satu peserta uji coba. "Keluarga saya juga merasa lebih tenang karena bisa memantau posisi saya lewat aplikasi di rumah," tambahnya.

Alternatif Efektif untuk Jalur Pedestrian Khusus Tunanetra

Selain perangkat fisik, program ini juga menghadirkan solusi alternatif untuk jalur pedestrian khusus tunanetra. Salah satu inovasi penting adalah pemanfaatan cat marka berwarna kuning sebagai jalur pedestrian. Sebelumnya, jalur pedestrian biasanya dilengkapi guiding block atau ubin khusus yang dipasang di trotoar. Namun, pemasangan guiding block memerlukan biaya tinggi dan sering kali tidak konsisten, sehingga tidak efektif di banyak daerah.

Solusi yang ditawarkan oleh tim pengabdian adalah jalur pedestrian yang ditandai dengan cat kuning khusus yang lebih murah dan mudah diaplikasikan. Untuk mendukung sistem ini, tongkat tunanetra juga dilengkapi sensor warna kuning, sehingga mampu mendeteksi jalur tersebut secara otomatis. Saat sensor menangkap warna kuning, pengguna akan mendapat umpan balik berupa getaran lembut atau suara instruksi di aplikasi, memastikan mereka tetap berada di jalur yang aman.

Digitalisasi Data PERTAPI: Organisasi yang Lebih Modern dan Efisien

Selain inovasi perangkat, program ini juga mengembangkan aplikasi database berbasis web untuk membantu PERTAPI dalam pengelolaan data anggotanya. Sebelumnya, data anggota dicatat secara manual, memakan waktu lama, dan rentan terhadap kesalahan. Setelah digitalisasi, waktu input data berkurang dari 10 menit menjadi hanya 2 menit per anggota, dan akurasi data meningkat dari 70% menjadi 95%.

Dengan transformasi digital ini, PERTAPI kini dapat memantau data anggota, program pelatihan, serta laporan kegiatan secara real-time dan lebih terukur. Hal ini memperkuat transparansi manajemen dan meningkatkan efisiensi organisasi.

Pelatihan dan Pemberdayaan Komunitas

Keberhasilan teknologi ini tidak hanya ditentukan oleh perangkat, tetapi juga oleh kemampuan penggunanya. Tim pengabdian memberikan pelatihan khusus kepada anggota PERTAPI untuk mengoperasikan tongkat pintar dan aplikasi navigasi, serta melatih pengurus organisasi dalam menggunakan sistem database digital. Hasil evaluasi menunjukkan 90% peserta merasa percaya diri setelah mengikuti pelatihan. Dampak sosial juga terlihat jelas, dimana tingkat partisipasi anggota dalam kegiatan organisasi meningkat dari 50% menjadi 80%.

Dampak bagi Kota Inklusif

Program ini memberikan dampak ganda: mendorong kemandirian individu dan memperkuat kapasitas organisasi. Dengan adanya jalur pedestrian yang lebih murah dan praktis serta tongkat pintar yang dapat dilacak, keluarga merasa lebih aman, dan tunanetra memiliki kebebasan bergerak tanpa rasa takut. Selain itu, teknologi ini mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) tujuan ke-10, yaitu pengurangan kesenjangan sosial.

Jika diperluas secara nasional, inovasi ini dapat menjadi solusi untuk kota yang lebih inklusif, di mana fasilitas publik ramah bagi semua, termasuk penyandang disabilitas. "Visi kami adalah menghadirkan teknologi yang tidak hanya canggih, tetapi juga terjangkau dan relevan dengan kebutuhan masyarakat," ujar Felly Misdalena, ketua tim pengabdian Universitas Teknokrat Indonesia. "Dengan kolaborasi yang baik, kita bisa menciptakan kota yang benar-benar inklusif."

Wakil Rektor Universitas Teknokrat Indonesia Dr. H. Mahathir Muhammad, SE., MM menambahkan bahwa program ini membuktikan inovasi teknologi dapat memberikan dampak nyata dalam meningkatkan kualitas hidup tunanetra. "Dengan tongkat pintar berbasis IoT yang dilengkapi GPS dan sensor warna kuning, serta digitalisasi data organisasi PERTAPI, tunanetra kini memiliki alat untuk bergerak lebih mandiri, sementara keluarga mereka mendapat ketenangan melalui sistem pelacakan real-time."