
Realisasi Investasi Sumatera Utara pada Semester I 2025
Nilai investasi di Sumatera Utara (Sumut) pada Semester I 2025 mencapai angka yang menggembirakan. Dalam laporan terbaru, nilai investasi Sumut tercatat sebesar Rp28,411 triliun atau sekitar 60 persen dari target tahun ini. Target tersebut ditetapkan sebesar Rp53,67 triliun pada tahun 2025, dan pihak terkait optimis bahwa target tersebut bisa tercapai.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sumut, Chandra Dalimunthe, menjelaskan bahwa realisasi investasi tersebut berasal dari penanaman modal asing dan dalam negeri. Berdasarkan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM), realisasi investasi asing mencapai Rp11,977 triliun, sedangkan penanaman modal dalam negeri sebesar Rp16,434 triliun.
Sektor yang memberikan kontribusi terbesar adalah transportasi, pergudangan, dan telekomunikasi dengan total nilai investasi sebesar Rp7,76 triliun. Selain itu, sektor industri/kimia farmasi menyumbang Rp5,74 triliun, industri makanan sebesar Rp2,96 triliun, listrik, gas, dan air sebesar Rp2,68 triliun, serta sektor perdagangan dan reparasi sebesar Rp1,56 triliun.
Lokasi Realisasi Investasi Terbesar
Secara geografis, Kabupaten Simalungun menjadi wilayah dengan realisasi investasi terbesar sebesar Rp11,98 triliun. Diikuti oleh Kota Medan dengan nilai Rp6,07 triliun, Deliserdang sebesar Rp3,21 triliun, Tapanuli Selatan sebesar Rp2,31 triliun, dan Kabupaten Batubara sebesar Rp534,42 miliar.
Strategi Pemprov Sumut untuk mendorong investasi di Sumatera Utara meliputi berbagai kemudahan dan insentif investasi. Hal ini dilakukan melalui Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2023 dan Pergub Nomor 3 Tahun 2025. Salah satu bentuk insentifnya adalah pengurangan atau keringanan pajak, seperti Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Pajak Alat Berat (PAB), dan Pajak Air Permukaan (PAP).
Layanan Prima untuk Mempermudah Perizinan
Pemprov Sumut terus berupaya mempercepat realisasi investasi tahun ini. Salah satu langkahnya adalah melalui layanan prima aplikasi Online Single Submission (OSS) dan Siap Layani. DPMPTSP optimis bahwa target investasi dapat tercapai dengan adanya layanan digital ini.
Menurut Chandra Dalimunthe, OSS memiliki target penerbitan perizinan sebanyak 1.997 izin, sementara Siap Layani menargetkan 391 izin pada tahun ini. Aplikasi ini merupakan bagian dari upaya pemerintah daerah untuk mempermudah proses perizinan bagi para investor.
Pengembangan Sektor Hilirisasi Kelapa Sawit
Selain itu, pihak DPMPTSP juga sedang fokus pada pengembangan sektor hilirisasi kelapa sawit. Upaya ini dilakukan melalui pengembangan produk turunan seperti minyak goreng, sabun, dan bio solar. Dengan demikian, diharapkan sektor ini dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Sumut.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!