Jejak Ahmad Sahroni, Politisi Nasdem Marah Terhadap Seruan Bubarkan DPR, Unggahan IG Viral

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Jejak Ahmad Sahroni, Politisi Nasdem Marah Terhadap Seruan Bubarkan DPR, Unggahan IG Viral

Seruan Bubarkan DPR RI Memicu Kontroversi di Media Sosial

Baru-baru ini, beredar pesan viral di media sosial yang mengajak masyarakat untuk membubarkan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI menjelang aksi unjuk rasa di Gedung DPR Jakarta. Seruan tersebut memicu perdebatan publik dan respons dari beberapa tokoh politik, termasuk Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni.

Ahmad Sahroni menanggapi seruan tersebut dengan tegas. Ia menyatakan bahwa meskipun kritik diperbolehkan, namun harus disampaikan dengan adab dan cara yang pantas. Pernyataannya yang menyebut pengkritik sebagai "orang tolol sedunia" langsung menjadi viral dan menjadi topik utama dalam diskusi publik.

Fungsi Utama DPR dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia

DPR merupakan lembaga legislatif nasional yang memiliki tiga fungsi utama:

  • Legislasi: Membentuk undang-undang bersama Presiden.
  • Anggaran: Menyusun dan menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
  • Pengawasan: Mengawasi pelaksanaan undang-undang dan kebijakan pemerintah.

Anggota DPR dipilih melalui pemilu dan bertugas mewakili aspirasi rakyat. Dalam praktiknya, DPR menjadi salah satu pilar demokrasi yang mengontrol jalannya pemerintahan.

Penyebab Viralnya Seruan Bubarkan DPR

Seruan untuk membubarkan DPR mencuat karena ketidakpuasan publik terhadap kinerja lembaga tersebut. Beberapa isu yang memicu kemarahan masyarakat antara lain:

  • Kenaikan tunjangan anggota DPR, termasuk tunjangan rumah, uang beras, dan paket data komunikasi.
  • Gaya hidup mewah wakil rakyat, yang dianggap tidak mencerminkan kondisi ekonomi masyarakat.
  • Pengesahan undang-undang kontroversial, yang dinilai tidak berpihak pada kepentingan publik.
  • Minimnya transparansi dan akuntabilitas, terutama dalam pengelolaan anggaran dan pengawasan pemerintah.

Isu ini semakin panas setelah beredar pesan berantai dan unggahan media sosial yang mengajak masyarakat untuk turun ke jalan pada 25 Agustus 2025 dengan tuntutan utama: “Bubarkan DPR RI.”

Respons Keras Ahmad Sahroni

Ahmad Sahroni memberikan respons keras terhadap seruan tersebut. Ia menegaskan bahwa masyarakat boleh mengkritik, mengeluh, dan mencaci maki, tetapi harus dilakukan dengan cara yang sopan dan sesuai adab.

“Kami terima, tetapi ada adab, adat istiadat yang mesti disampaikan. Apakah dengan membubarkan DPR meyakinkan masyarakat bisa menjalani proses pemerintahan sekarang ini? Belum tentu. Maka, jangan menyampaikan hal-hal seenaknya,” kata Ahmad Sahroni.

Ia juga menegaskan bahwa seruan pembubaran DPR tidak realistis dan berpotensi merusak sistem ketatanegaraan. “Apakah dengan membubarkan DPR meyakinkan masyarakat bisa menjalani proses pemerintahan sekarang ini? Belum tentu,” ujarnya.

Kritik Boleh, Tapi Jangan Berlebihan

Dalam pernyataannya, Ahmad Sahroni menyampaikan bahwa DPR bukan lembaga yang sempurna, namun tetap memiliki fungsi dan kerja-kerja yang mewakili masyarakat. Ia juga menyindir bahwa banyak orang yang menyuarakan pembubaran DPR adalah mereka yang belum pernah duduk di parlemen.

“Memang yang ngomong itu rata-rata orang yang enggak pernah jadi, duduk di DPR,” imbuhnya.

Sahroni mengakui bahwa anggota DPR bukanlah orang-orang yang selalu pintar, tetapi ada sistem yang mengatur bagaimana kritik seharusnya disampaikan. “Emang kita orang pintar semua? Kita bodoh semua, tapi ada tata cara kelola bagaimana menyampaikan kritik yang harus dievaluasi oleh kita,” katanya.

Reaksi di Media Sosial

Pernyataan Sahroni langsung menjadi trending topic di media sosial. Banyak warganet yang mengecam gaya komunikasinya yang dianggap merendahkan rakyat. Di sisi lain, ada pula yang membela Sahroni dengan alasan bahwa kritik harus disampaikan secara konstruktif.

Salah satu pengguna X (Twitter) menulis: “Bubarkan DPR itu bentuk kekecewaan masyarakat karena kerja kalian tidak berpihak dengan rakyat yang bayar kalian melalui pajak.”

Unggahan Ahmad Sahroni di Instagram @ahmadsahroni88 dengan gambar bertuliskan “Makin banyak orang tolol yang bangga akan ketololannya” juga menuai kontroversi. Unggahannya saat berita ini ditulis telah mendapat 11 ribu komentar.

Profil Ahmad Sahroni

Ahmad Sahroni lahir 8 Agustus 1977. Ia merupakan seorang politikus sekaligus seorang pengusaha. Lahir dari keluarga yang sederhana, ia berhasil meraih kesuksesan melalui usaha sendiri.

Roni tinggal di daerah yang kumuh dan miskin, mulai mencari pekerjaan di sekitar wilayah Pelabuhan Tanjung Priok. Ia pernah menjadi sopir antar-jemput anak-anak sekolah, tukang cuci kuali raksasa di dapur kapal pesiar asing, pelayan restoran, serta karyawan di beberapa perusahaan.

Ia juga pernah menjadi sopir di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pengisian bahan bakar minyak. Hingga akhirnya jabatannya terus naik, banyak pengalaman didapatkan, melampaui banyak kesulitan, Roni pun akhirnya berhasil memiliki perusahaan PT Ekasamudera Lima dan PT Ruwanda Satya Abadi. Dan memiliki beberapa kapal tongkang pengangkut BBM.

Ahmad Sahroni pernah menjabat sebagai anggota DPR RI periode 2014 - 2019 dari Partai Nasdem, sebelum dirinya menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi III DPR RI.