
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo Mengungkap Alasan Tidak Mundur
Dalam wawancara yang diadakan dalam program Rosi di Kompas TV, Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan bahwa dirinya pernah bertanya kepada para pejabat dan anggota Polri terkait kemungkinan pengunduran dirinya. Namun, menurutnya, sebagian besar dari mereka menolak ide tersebut.
Sigit menjelaskan bahwa ia menyampaikan pertanyaan itu kepada rekan-rekannya, baik para pejabat maupun anggota polisi. Ia bertanya bagaimana jika dirinya mundur dari jabatan Kapolri. Namun, banyak dari mereka yang keberatan. Menurut Sigit, mundur dalam situasi saat ini akan berarti meninggalkan kondisi anggota dan institusi yang sedang dalam keadaan tidak stabil.
"Karena bagi saya, saya terbebas dari itu, saya meninggalkan organisasi, saya meninggalkan anak buah saya dalam keadaan seperti itu. Tentunya yang harus saya lakukan adalah bagaimana mengembalikan mereka, mengembalikan moril mereka, bagaimana mereka bisa bekerja normal lagi," ujarnya.
Sigit juga menekankan bahwa Presiden memiliki hak prerogatif terkait nasib para pembantunya. Ia menegaskan bahwa seluruh prajurit Polri hanya menjalankan arahan presiden dengan penuh kesetiaan.
"Setelah itu tentunya prerogatif Presiden. Kami prajurit, kita tegak lurus terhadap apa yang menjadi perintah Presiden," tegas Sigit.
Terkait pertanyaan mengapa tidak mundur sebagai bentuk tanggung jawab moral, Sigit menyebut bahwa pengunduran dirinya justru akan memperburuk situasi. Menurutnya, bawahannya di Polri membutuhkan figur yang bertanggung jawab di momen krisis seperti kerusuhan Agustus 2025 lalu.
"Ya karena memang kondisi itu bukan membuat menjadi semakin baik, justru sebaliknya. Mereka butuh figur yang berani mengambil posisi tanggung jawab. Dan saat itu kita sudah dalam diskusi yang sebaiknya bagaimana. Dan saya juga sudah sampaikan bahwa saya siap mengambil risiko apapun, dan saya siap dicopot. Dan itu saya sampaikan kepada para pejabat utama saat itu. Sebelum kemudian saya mengambil langkah dan perintah untuk anggota berani mengambil langkah tegas," papar dia.
Sigit meyakini bahwa pengunduran dirinya dari jabatan Kapolri tidak akan menyelesaikan masalah saat itu. Ia yakin masalah akan semakin parah jika dirinya mundur dari Kapolri.
"Yang paling utama adalah mengembalikan semangat anggota, mengembalikan semangat institusi untuk betul-betul bisa melaksanakan tugasnya, mengembalikan keamanan, dan menjaga apa yang menjadi harapan masyarakat. Karena kita juga mendengar masyarakat banyak yang ketakutan, ada yang kondisinya kemudian sangat khawatir akan terjadi peristiwa-peristiwa yang mereka tidak inginkan," beber Sigit.
"Dan saat itu yang dibutuhkan adalah kehadiran Polri yang bisa hadir memberikan rasa aman bagi masyarakat. Dan itu bisa dilakukan kalau Polri mampu kembali bangkit dan melaksanakan tugasnya dengan baik pada saat dia menciptakan stabilitas kamtibmas. Dan itu akhirnya menjadi hal yang harus saya lakukan," imbuh dia.
Sebagai informasi, pada akhir Agustus 2025 lalu, terjadi demo di berbagai wilayah Indonesia. Demo itu berujung ricuh, terutama ketika kendaraan taktis (rantis) Brimob Polri melindas seorang driver ojek online (ojol) bernama Affan Kurniawan sampai tewas di Jakarta. Walhasil, kerusuhan makin menjadi-jadi. Massa bahkan melakukan pembakaran fasilitas umum dan gedung DPRD di mana-mana.
Selain itu, massa juga menyerang Mako Brimob di Kwitang, Jakarta Pusat, yang menjadi markas pusat dari para pelaku pelindas Affan. Tidak hanya itu, massa turut menjarah rumah dan toko-toko swalayan. Rumah para pejabat dan anggota DPR tidak luput dari aksi penjarahan tersebut. Di saat situasi memanas seperti itulah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo didesak mundur oleh publik.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!