Kesaksian Rekan Penyiar di Purwokerto: Petinggi Bank BUMN Jadi Korban Penculikan Sosok Mengagumkan

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Kesaksian Rekan Penyiar di Purwokerto: Petinggi Bank BUMN Jadi Korban Penculikan Sosok Mengagumkan

Kehilangan Seorang Teman yang Penuh Prestasi

Di Purwokerto, kota yang kaya akan sejarah dan perjuangan, kehilangan seseorang yang dikenal sebagai sosok yang penuh prestasi dan ramah. Muhammad Ilham Pradipta (MIP), alumni Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) angkatan 2006, ditemukan tewas dalam kasus penculikan di Jakarta. Kejadian ini menimbulkan duka mendalam bagi keluarga dan teman-temannya, terutama mereka yang pernah bersamanya saat masih kuliah.

Sebagai mantan rekan kerja di Purwokerto, banyak orang mengenal Ilham melalui perannya sebagai Kepala Cabang Pembantu Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Namun, tidak banyak yang tahu bahwa di masa lalu, ia juga memiliki bakat lain yang sangat menonjol, yaitu menjadi penyiar radio.

Ia dikenal dengan nama panggung "Dipta" di kalangan penyiar. Selama periode tahun 2007 hingga 2009, Ilham aktif berkarier di Metro FM. Leo, yang pernah menjadi koordinator penyiar Metro FM pada masa itu, mengingat betapa baiknya sifat Ilham. Ia mengatakan, "Dipta dulu siaran pakai nama udara Dipta. Dia aktif di Metro FM antara tahun 2007 sampai 2009."

Leo mengingat bahwa Ilham adalah salah satu dari 14 mahasiswa Unsoed yang menjadi penyiar freelance saat Metro FM masih berada di Jalan Jenderal Soedirman, Purwokerto. "Dia itu ramah, supel, good looking, dan beda sendiri. Jarang penyiar cowok yang putih, tinggi, cakep, dan hobinya naik gunung," ujarnya.

Sosok Ilham tidak hanya dikenal karena penampilannya, tetapi juga karena sikapnya yang baik dan rendah hati. Meski jarang bertemu secara intens, Leo mengaku sangat terkejut ketika mendengar kabar duka tersebut. Bahkan, ia sempat mencari video di Facebook untuk memastikan identitasnya.

Setelah lulus dari program Agribisnis di Unsoed, Ilham melanjutkan karier di dunia perbankan. Banyak eks penyiar dari angkatan Ilham yang akhirnya bekerja di bank. Diduga, setelah menyelesaikan studinya, korban kembali ke kampung halaman di Bogor sebelum akhirnya bertugas di Jakarta.

Kepergian Ilham meninggalkan kesan mendalam bagi banyak orang. Dari seorang penyiar radio yang aktif hingga seorang pekerja bank yang sukses, ia membawa banyak kenangan indah. Bagi teman-temannya, ia bukan hanya seorang rekan kerja, tetapi juga sahabat yang selalu memberi semangat dan dukungan.

Kehilangan seperti ini sering kali membuat kita merenung tentang arti kehidupan dan pentingnya menjaga hubungan baik dengan sesama. Semoga almarhum mendapat tempat yang layak di sisi Tuhan dan keluarga serta teman-temannya dapat bertahan dengan rasa duka yang mendalam.