
Siswa SDN 12 Benua Kayong Terkena Keracunan Setelah Konsumsi Makan Siang Gratis
Sebanyak 20 siswa dari Sekolah Dasar Negeri (SDN) 12 Benua Kayong, Kecamatan Benua Kayong, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, dilarikan ke rumah sakit setelah diduga mengalami keracunan makanan. Kejadian ini terjadi pada Selasa, 23 September 2025, saat sejumlah siswa mengeluhkan sakit perut dan muntah-muntah setelah menyantap menu makan siang yang disediakan di sekolah.
Awalnya, hanya beberapa anak yang mengeluhkan kondisi kesehatannya. Namun, jumlah siswa yang mengalami gejala serupa semakin bertambah. Hal ini memicu kepala sekolah untuk segera membawa para siswa ke puskesmas setempat. Berdasarkan arahan dokter, siswa-siswi tersebut kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Agoesdjam Ketapang.
Menu Makan Siang yang Disajikan
Menu makan siang yang disajikan kepada siswa terdiri dari ikan hiu filet, tahu goreng, sayur oseng, jeruk, dan nasi putih. Meskipun demikian, hingga saat ini belum dapat dipastikan mana makanan yang menjadi penyebab utama keracunan. Namun, hampir seluruh siswa yang mengonsumsi hidangan tersebut mengalami gejala serupa.
Kekhawatiran Orang Tua Murid
Kasus ini menimbulkan kekhawatiran besar bagi orang tua murid terkait kualitas dan higienitas makanan yang disajikan dalam program makan siang gratis. Burhanudin, salah satu orang tua siswi kelas 6, mengungkapkan bahwa pemerintah perlu meninjau ulang pelaksanaan program makan siang gratis.
“Jika pemerintah ingin memberikan makan siang gratis, mengapa tidak diberikan langsung kepada orang tua?” ujarnya. Ia menilai bahwa orang tua lebih mampu menjaga kebersihan makanan untuk anak-anak mereka. “Kami khawatir apakah makanan itu benar-benar aman atau tidak,” tambahnya.
Suryani, wali murid lainnya, juga menyampaikan kecemasannya. Anaknya hanya mengonsumsi bagian sayur dari menu makan siang, namun tetap mengalami keracunan. “Saya merasa tidak tenang dengan program ini. Justru saya semakin khawatir jika hal serupa terulang lagi,” katanya.
Pertanyaan tentang Pengawasan dan Kualitas Makanan
Peristiwa ini menjadi peringatan penting bagi pihak sekolah dan pemerintah terkait pengawasan serta kualitas makanan yang disajikan di lingkungan pendidikan. Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam meningkatkan gizi anak-anak. Namun, kasus ini menunjukkan adanya celah dalam sistem pengawasan dan distribusi makanan.
Beberapa pertanyaan muncul mengenai proses pengadaan bahan makanan, cara penyajian, dan pengawasan higienitas. Diperlukan evaluasi menyeluruh agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
Langkah yang Perlu Diambil
Untuk mencegah terulangnya kasus seperti ini, diperlukan langkah-langkah strategis. Pertama, pemerintah dan sekolah harus memperkuat pengawasan terhadap penyediaan makanan. Kedua, pelibatan orang tua dalam proses pengawasan bisa menjadi solusi alternatif. Ketiga, peningkatan kesadaran akan higienitas dan kesehatan makanan perlu dilakukan secara berkala.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan program MBG dapat berjalan dengan aman dan bermanfaat bagi kesehatan serta perkembangan anak-anak.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!