Kinerja AALI Diperkirakan Tumbuh hingga Akhir 2025

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Kinerja AALI Diperkirakan Tumbuh Hingga Akhir Tahun 2025

Kinerja PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) diproyeksikan terus tumbuh hingga akhir tahun 2025. Hal ini terutama didorong oleh harga crude palm oil (CPO) yang tetap tinggi. Berdasarkan data dari Trading Economics, harga CPO pada Senin (25/8) berada di level MYR 4.517 per ton, naik sebesar 1,64% sejak awal tahun.

Peningkatan harga CPO tersebut memberikan dampak positif terhadap kinerja AALI di paruh pertama tahun 2025. Anak usaha PT Astra International Tbk (ASII) ini mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp 14,44 triliun pada semester I 2025, meningkat 40,07% dibandingkan pendapatan Rp 10,31 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Laba bersih AALI juga meningkat menjadi Rp 702,12 miliar per 30 Juni 2025, naik 40,13% dari Rp 501,04 miliar pada tahun sebelumnya.

Produksi AALI juga mencatatkan peningkatan. Pada semester I 2025, perseroan memproduksi tandan buah segar (TBS) sebesar 1,49 juta ton. Produksi CPO mencapai 601 ribu ton dan produksi palm kernel (PK) sebanyak 125 ribu ton.

Permintaan Stabil dan Dampak B50

Menurut Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta, permintaan yang stabil dari dalam dan luar negeri turut mendorong kenaikan kinerja AALI. Selain itu, penerapan kebijakan B50 diharapkan memberikan dampak positif tambahan.

“Dengan adanya penerapan B50 nanti, akan semakin memberikan dampak positif lagi. Peningkatan kinerja bisa berlanjut di semester II,” ujarnya.

Direktur PT Rumah Para Pedagang, Kiswoyo Adi Joe, menilai kenaikan kinerja AALI sepenuhnya didorong oleh harga CPO yang tinggi. Menurutnya, average selling price (ASP) AALI kemungkinan masih bagus dengan tren harga CPO global saat ini.

Prospek Harga CPO dan Tantangan yang Menghadang

Kiswoyo melihat tren harga CPO global akan tetap bertahan di atas MYR 4.000 per ton hingga akhir tahun 2025. Hal ini menjadi sentimen utama yang akan mendukung kinerja AALI hingga Desember. Permintaan dari India dan China yang stabil juga diperkirakan memberikan dampak positif.

Namun, AALI masih menghadapi tantangan dari kebijakan pemerintah. Keberadaan Satuan Tugas (Satgas) Penertiban Kawasan Hutan (PKH) berdasarkan Perpres Nomor 5 Tahun 2025 berpotensi menekan produksi. Presiden Prabowo Subianto menyampaikan bahwa pemerintah telah menguasai kembali 3,1 juta hektare lahan sawit yang terverifikasi melanggar aturan. Masih tersisa 0,6 juta ha lahan bermasalah yang belum kembali ke negara.

Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 36 Tahun 2025 menyebutkan ada 436 perusahaan perkebunan sawit yang memiliki kebun tanpa izin di dalam kawasan hutan. Beberapa anak usaha AALI seperti PT Ekadura Indonesia, PT Sari Lembah Subur, PT Sawit Asahan Indah, PT Surya Indah Nusantara Pagi, dan PT Tunggal Perkasa Plantation tercatat memiliki permohonan terkait lahan produksinya. Namun, hingga kini belum ada keterangan resmi lebih lanjut dari AALI terkait nasib lahan mereka.

Tantangan Produksi dan Rekomendasi Saham

Nafan mengatakan, masalah lahan ini bisa menjadi penghambat kinerja produksi AALI. Apalagi, perseroan masih melakukan replanting terhadap pohon sawit yang tidak produktif. Meski demikian, hasil replanting ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan permintaan CPO ke depan.

Sementara itu, saham AALI sudah naik 21,37% secara year to date (YTD). Price to earning ratio (PER) AALI sebesar 10,31x dan price to book value (PBV) 0,63x. Nafan melihat saham AALI sudah overvalued dan belum menyarankan investor untuk membeli saham ini. Rekomendasi yang diberikan adalah sell on strength.

Di sisi lain, Kiswoyo menilai valuasi saham AALI masih bagus dan menarik. Namun, ia menyarankan AALI segera merampungkan masalah terkait lahan agar tidak berdampak negatif pada produksi. Kiswoyo merekomendasikan beli untuk AALI dengan target harga Rp 12.000 per saham hingga tahun 2026.