Kinerja Sejahteraraya (SRAJ) Tertekan di Semester I-2025, Ini Prospeknya ke Masa Depan

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Kinerja Semester Pertama PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ) yang Kurang Menggembirakan

PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ) mencatatkan kinerja yang tidak memuaskan pada semester pertama tahun 2025. Dalam laporan keuangannya, perusahaan mengalami kerugian bersih sebesar Rp 65,55 miliar yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk. Angka ini jauh lebih buruk dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, di mana SRAJ masih mencatatkan laba sebesar Rp 9,65 miliar.

Meskipun demikian, pendapatan SRAJ tercatat meningkat sebesar 4,94% secara tahunan (YoY), yaitu menjadi Rp 1,18 triliun dari sebelumnya Rp 1,13 triliun pada Juni 2024. Peningkatan ini terjadi di berbagai pos pendapatan, termasuk rawat inap dan rawat jalan. Untuk pos rawat inap, pendapatan naik menjadi Rp 971,80 miliar dari Rp 954,84 miliar. Sementara itu, pendapatan dari rawat jalan meningkat menjadi Rp 638,60 miliar dari Rp 559,57 miliar.

Dari sisi neraca, aset SRAJ melonjak dari Rp 5,68 triliun per Desember 2024 menjadi Rp 7,60 triliun di paruh pertama tahun 2025. Namun, jumlah liabilitas juga meningkat signifikan, dari Rp 3,84 triliun menjadi Rp 6,12 triliun. Sementara itu, total ekuitas perusahaan turun dari Rp 1,83 triliun menjadi Rp 1,47 triliun.

Analisis dari Investor dan Strategi Ekspansi Perusahaan

Investment Analyst Infovesta Utama, Ekky Topan, menilai bahwa kinerja SRAJ pada semester I-2025 masih menantang. Menurutnya, hal ini disebabkan oleh strategi ekspansi agresif perusahaan, seperti pembangunan rumah sakit baru di Jakarta Selatan, Surabaya, hingga KEK Batam. Selain itu, penerbitan surat utang senilai US$ 125 juta di awal tahun juga berkontribusi pada peningkatan beban bunga.

Meski begitu, prospek SRAJ dinilai tetap menjanjikan jika manajemen mampu menekan biaya operasional, meningkatkan efisiensi, serta mengoptimalkan segmen pasien swasta yang biasanya memberikan margin lebih tinggi dibanding pasien BPJS. Sentimen positif bisa datang dari kelanjutan ekspansi rumah sakit serta dukungan penuh dari grup Mayapada.

Namun, tantangan tetap besar, terutama terkait risiko underutilization (penggunaan yang tidak optimal) rumah sakit baru serta tekanan margin akibat kenaikan biaya logistik dan operasional.

Pergerakan Saham dan Rencana Ekspansi Masa Depan

Dari sisi pergerakan saham, harga SRAJ telah menguat signifikan dalam setahun terakhir, didorong oleh ekspektasi pasar terhadap potensi pertumbuhan jangka panjang dari proyek-proyek ekspansinya. Namun, karena kenaikan harga saham lebih bersifat spekulatif, Ekky menyarankan investor untuk wait and see, setidaknya hingga ada sinyal perbaikan nyata dari sisi profitabilitas atau utilisasi rumah sakit baru.

Sebelumnya, dalam paparan publik secara daring, Chief Financial Officer SRAJ Mark Lee Kristomo menyebut bahwa perusahaan tengah merancang beberapa rencana ekspansi. Tahun ini, SRAJ sedang membangun dua rumah sakit baru, yaitu Mayapada Hospital Jakarta Timur dan Mayapada Apollo Batam International Hospital. Selain itu, ada dua proyek perluasan rumah sakit yang sudah ada, seperti Tower 3 Mayapada Hospital Jakarta Selatan dan Mayapada Hospital Surabaya 1.

Kelima proyek ekspansi tersebut akan rampung secara bertahap antara awal tahun 2026 hingga 2027 mendatang. Untuk mendukung agenda tersebut, SRAJ menyiapkan belanja modal (capital expenditure) sebesar Rp 700 miliar. Hingga saat ini, capex tersebut telah terserap sebesar 85%. SRAJ juga membidik pertumbuhan pendapatan sebesar 12% YoY hingga akhir tahun.