Kisah Aliah Sakira, Siswi Sulsel yang Bawa Baki di Istana Negara

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Kisah Aliah Sakira, Siswi Sulsel yang Bawa Baki di Istana Negara

Seorang Gadis dari Sulawesi Selatan Menjadi Pembawa Baki dalam Upacara Penurunan Bendera

Aliah Sakira, seorang siswi SMAN 14 Makassar yang lahir pada 1 Oktober 2008, berhasil mengharumkan nama Sulawesi Selatan setelah dipercaya menjadi pembawa baki dalam upacara penurunan bendera Merah Putih di Istana Merdeka, Jakarta, pada hari Minggu, 17 Agustus 2025 lalu. Peristiwa ini menjadi momen bersejarah karena Aliah menjadi orang pertama dari Sulsel yang membawa baki dalam 30 tahun terakhir.

Kepulangannya ke Makassar disambut dengan antusias oleh keluarga dan teman-temannya di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Jumat (22/8/2025) siang. Keberhasilan ini tidak hanya menjadi kebanggaan bagi keluarganya, tetapi juga bagi seluruh masyarakat Sulawesi Selatan.

Pengalaman Berat Namun Berharga

Selama 40 hari tinggal di Cibubur, Jakarta Timur, Aliah mengaku mengalami proses latihan yang sangat ketat. Ia ditempa secara mental dan fisik, serta harus hidup tanpa akses gawai atau komunikasi dengan keluarga. Meskipun menghadapi tantangan tersebut, ia merasa bahwa dukungan dari teman-teman dari 38 provinsi memberinya semangat untuk terus bertahan.

“Menurut saya itu berat, tapi karena ada teman-teman dari 38 provinsi yang saling mendukung, akhirnya bisa terlewati,” ujarnya.

Momen paling menegangkan terjadi sehari sebelum penugasan. Aliah baru ditunjuk sebagai pembawa baki pada H-1 upacara. Ia mengakui awalnya kaget, namun langsung mempersiapkan diri dengan matang. “Dimanapun ditempatkan, yang penting siap. Saat itu saya merasa membawa nama sekolah, kota, provinsi, dan keluarga. Itu tanggung jawab besar bagi saya,” jelasnya.

Proses Seleksi yang Ketat

Aliah berhasil melewati proses seleksi yang sangat ketat, mulai dari tingkat kota hingga nasional. Dari total 132 ribu pendaftar se-Indonesia, ia terpilih sebagai salah satu pasukan inti di Istana. Ia mengatakan bahwa targetnya adalah sampai di Istana sejak awal seleksi. “Saya sudah menargetkan sejak seleksi di kota, Insyaallah harus bisa sampai di Istana. Jadi saya berlatih mental dan fisik lebih keras. Alhamdulillah bisa lolos,” ujarnya dengan bangga.

Tugas di Hadapan Tokoh Nasional

Saat bertugas di hadapan Presiden Prabowo Subianto, para menteri, dan tamu negara, Aliah mengaku sempat merasa gugup. Namun, ia dan rekan-rekannya mengatasinya dengan menanamkan pikiran bahwa ini hanyalah latihan biasa. “Kita semuanya deg-degan, karena langsung di depan Presiden. Tapi chemistry kita kuat, jadi terasa lebih ringan,” kenangnya.

Dukungan Fasilitas dan Beasiswa

Selain pengalaman berharga, Aliah juga mendapat dukungan fasilitas, uang saku, serta perlengkapan dari berbagai lembaga seperti BPIP, Pegadaian, hingga Bank BRI. Meski belum tahu apakah akan ada beasiswa, ia optimis bahwa hal tersebut akan datang.

Sapaan Khusus dari Mantan Presiden

Aliah bahkan sempat mendapat sapaan khusus dari mantan Presiden Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri, yang memberikan semangat setelah ia sukses melaksanakan tugas bersejarah tersebut. “Beliau memberikan semangat kepada saya dan Bianca yang berasal dari Sulawesi Utara,” tutupnya.