Kronologi Siswa SMAN 12 Kendari Dikeroyok, 11 Pelaku Diamankan

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Insiden Pengeroyokan Siswa SMAN 12 Kendari yang Membuat Korban Kritis

Sebuah kejadian pengeroyokan yang sangat mengerikan terjadi di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), pada Minggu (17/8/2025) siang. Seorang pelajar SMAN 12 Kendari, yang diketahui memiliki inisial ANR, menjadi korban pengeroyokan hingga kritis. Kejadian ini menimbulkan kekhawatiran besar terhadap keselamatan dan keamanan siswa di lingkungan sekolah.

Pihak kepolisian setempat berhasil menangkap 11 orang terduga pelaku pengeroyokan. Menurut informasi yang diperoleh, para pelaku mengaku bahwa mereka salah sasaran. Saat itu, korban sedang mengendarai sepeda motornya di Jalan Budi Utomo, Kelurahan Mataiwoi, Kecamatan Wuawua, saat tiba-tiba dihantam oleh para pelaku menggunakan batu hingga tidak sadarkan diri. Setelah kejadian tersebut, para pelaku langsung meninggalkan korban dalam kondisi bersimbah darah dan mengalami patah tulang.

Akibat pengeroyokan tersebut, ANR harus menjalani operasi di bagian kepala karena luka yang sangat parah. Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polresta Kendari, AKP Welliwanto Malau, menjelaskan bahwa kejadian berawal dari konvoi kendaraan yang dilakukan oleh para terduga pelaku. Mereka awalnya berniat menyerang siswa SMKN 2 Kendari, namun justru menyerang ANR karena mengira korban adalah siswa dari sekolah tersebut.

Di lokasi kejadian, motor korban ditendang hingga oleng. Selain itu, pelaku lainnya juga menarik tas korban hingga membuat ANR jatuh dari atas kendaraannya. Dalam penjelasannya, AKP Welliwanto menyebutkan bahwa 11 siswa terduga pelaku telah diamankan di beberapa lokasi berbeda di Kota Kendari, pada malam hari setelah kejadian.

Awalnya, terdapat 20 siswa yang diamankan, tetapi setelah dimintai keterangan, jumlahnya berkurang menjadi 11 orang. Saat ini, polisi masih melakukan pengejaran terhadap terduga pelaku lainnya. Beberapa barang bukti seperti mercon juga turut diamankan sebagai alat bukti dalam penyelidikan kasus ini.

Sementara itu, korban ANR kini sedang menjalani operasi di ruang ICU Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bahteramas Sultra. Berdasarkan informasi yang diperoleh, ANR mengalami retak di tengkorak, gigi rontok, serta lengan kiri patah akibat benturan keras. Operasi di bagian kepala sudah dilakukan, dan setelah stabil, akan dilanjutkan dengan operasi penyambungan tulang lengan kiri.

Respons dari Pemerintah dan Komunitas Sekolah

Gubernur Sulawesi Tenggara, Andi Sumangerukka, menunjukkan perhatiannya terhadap kasus ini dengan langsung menemui orangtua korban di RSUD Bahteramas pada Senin (18/8/2025). Ia menyampaikan rasa prihatin dan berharap agar korban segera pulih. Gubernur juga menyatakan bahwa pihaknya akan menanggung seluruh biaya pengobatan korban.

Sebelumnya, gubernur ini juga telah menggelar rapat bersama kepala SMA dan SMK se-Kota Kendari serta Kadis Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sultra. Dalam pertemuan tersebut, ia menegaskan pentingnya mencari akar masalah dari kejadian ini. Ia menekankan bahwa jika ada kesalahan, maka itu adalah kesalahan dari pihak sekolah yang tidak mampu memberikan pengawasan dan pendidikan yang tepat kepada siswa.

Andi juga mengancam akan memecat kepala sekolah yang dinilai gagal dalam menyelesaikan masalah tawuran antarpelajar. Ia menegaskan bahwa tidak ada anak-anak yang salah, tetapi lebih kepada kurangnya pengawasan dan pembinaan dari pihak sekolah.

Langkah Preventif untuk Mencegah Kembali Terjadinya Kejadian Serupa

Selain respons dari pemerintah dan sekolah, polisi juga mengimbau kepada para orangtua untuk lebih waspada terhadap pergaulan anak-anak mereka. Selain itu, pelajar juga didorong untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan positif dan bermanfaat agar dapat menghindari tindakan negatif seperti pengeroyokan.

Kejadian ini menjadi peringatan bagi semua pihak untuk bekerja sama dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman. Dengan adanya kerja sama antara orang tua, sekolah, dan pihak berwajib, diharapkan insiden serupa tidak lagi terjadi di masa depan.