Lima dekade NYSC

Setelah 52 tahun berdiri, realitas baru menuntut agar Korps Kehormatan Pemuda Nasional mengambil bentuk yang baru.

Pada awalnya pada tahun 1973, tidak lama setelah Perang Saudara yang sengit, skema wajib satu tahun setelah pendidikan tinggi bagi lulusan yang belum berusia 30 tahun dirancang untuk menyatukan negara, mempromosikan pertukaran budaya, dan menanamkan rasa cinta tanah air di kalangan pemuda.

Setiap tahun sejak saat itu, anggota korps yang diangkat telah ditempatkan ke berbagai bagian negara, berbeda dari negara asal mereka.

Pada masa awal, anggota korps yang diaktifkan menantikan program tersebut. Perjalanan jalan raya menyenangkan, dan orang-orang Nigeria lebih ramah. Pemerintah memberi insentif kepada siswa berupa tunjangan beasiswa, serta subsidi makanan sekolah, antara lain intervensi kesejahteraan lainnya.

Tahun layanan nasional tersebut, oleh karena itu, merupakan kesempatan untuk memberi kembali. Beberapa anggota korps bertemu dengan pasangannya di tempat tugas utama mereka dan menetap di sana untuk bekerja serta membesarkan keluarga mereka. Dalam tingkat tertentu, NYSC berhasil mencapai tujuannya.

Tetapi masa telah berubah, berkat politik yang beracun yang membuat orang-orang Nigeria saling bermusuhan, mendorong narasi indigene-settler yang berbahaya, dan agama.

Para politisi salah ketika mereka mengklaim bahwa NYSC masih memperkuat persatuan. Tidak lagi. Dan bukan lagi kebutuhan sebagai pencocok pasangan suami istri.

Ada argumen ekonomi untuk meninjau skema tersebut. Dengan inflasi sebesar 22,22 persen pada bulan Juni, inflasi telah menggerogoti pendapatan bulanan bagi anggota korps. Pada masa lalu, anggota korps dibayar N33.000. Tahun lalu, jumlahnya dinaikkan menjadi N77.000, yang banyak dari mereka tidak menerima.

Seorang anggota korps perempuan yang kesulitan bertahan hidup di negara dengan mata uang yang terkenal lemah dan biaya hidup tinggi mengungkapkan frustrasinya di media sosial. Dia sedang berjuang untuk mendapatkan surat pelepasannya.

Pemberi kerja, termasuk lembaga pemerintah, menolak anggota korps yang ditugaskan untuk menjalani tugas utamanya di organisasi mereka.

Jalan-jalan berbahaya dan meningkatnya ketidakamanan tetap menjadi musuh terburuk dari skema ini. Jacob Unogwu, petugas hubungan masyarakat NYSC di Bauchi, menyiratkan hal ini pada 29 Juli ketika ia menyarankan anggota korps Batch B calon untuk menghindari perjalanan malam hari ke kamp orientasi. Tahun lalu, NYSC melarang anggota korps melakukan perjalanan di malam hari.

Itu dilakukan dengan alasan yang baik. Jalan raya terus mengambil nyawa demi nyawa setiap hari.

Pencuri jalanan sedang berburu, membunuh dan menculik penumpang, termasuk anggota korps, untuk tebusan. Pada tahun 2020, empat anggota korps yang sedang bepergian ke Kemah Orientasi di Zamfara diculik di Jalan Funtua-Gusau.

Pada 6 Februari, mantan Direktur Jenderal NYSC, Maharazu Tsiga, diculik di Katsina dan tidak dilepaskan hingga 2 April, setelah melunasi tebusan sebesar N50 juta.

Pada Agustus 2023, delapan anggota korps yang diberdayakan yang sedang bepergian dari Akwa Ibom ke Sokoto untuk kursus orientasi tiga minggu dikabarkan hilang di Zamfara.

Mereka menghabiskan satu tahun dalam tahanan sebelum dibebaskan secara bertahap. Yang terakhir dari mereka dilepaskan pada Agustus 2024, sebuah insiden yang menegangkan yang mendapat perhatian global. Meskipun demikian, merupakan suatu kelegaan bahwa NYSC memberikan sertifikat NYSC kepada delapan orang tersebut.

Anggota korps lainnya telah diculik di berbagai bagian negara.

Masalah keamanan yang terus-menerus ini telah memperkuat tuntutan untuk meninjau kembali skema NYSC. Dengan alasan yang sama, beberapa orang tua memastikan anak-anak mereka mengikuti skema tersebut dekat rumah. Beberapa berargumen bahwa anggota korps harus diizinkan hanya melayani di negara asal mereka. Tentu saja, ini bertentangan dengan semangat skema tersebut, tetapi keselamatan terlebih dahulu.

Ada rute yang lebih baik: buat NYSC bersifat opsional. Ini seharusnya tidak lagi wajib, tetapi sepenuhnya di tangan keputusan lulusan dan orang tua mereka.