
Mengapa Anak Sering Mendengkur Saat Tidur?
Setiap orang tua pasti senang melihat anaknya tidur nyenyak. Namun, pernahkah kamu mendengar suara dengkuran dari si kecil? Meski terdengar biasa, dengkuran pada anak sebenarnya bukanlah hal yang bisa diabaikan begitu saja. Kebiasaan ini bisa menjadi tanda bahwa anak mengalami kesulitan bernapas saat tidur. Jika tidak segera ditangani, kualitas tidurnya bisa menurun dan berdampak buruk pada pertumbuhan, perilaku, hingga kesehatan secara keseluruhan.
Jenis-Jenis Dengkuran pada Anak
Tidak semua dengkuran bisa dianggap sebagai masalah serius. Ada beberapa jenis dengkuran yang berbeda dalam frekuensi, tingkat keparahan, dan dampaknya terhadap kesehatan. Pada kebanyakan kasus, dengkuran hanya bersifat ringan dan sementara, tanpa memengaruhi kualitas tidur maupun kesehatan anak secara keseluruhan. Namun, jika dengkuran terjadi lebih sering hingga mengganggu tidur, kondisi ini bisa menjadi tanda adanya gangguan pernapasan saat tidur atau sleep-disordered breathing (SDB).
SDB memiliki spektrum yang luas, mulai dari dengkuran sederhana hingga kondisi yang lebih serius. Contohnya adalah primary snoring, yaitu dengkuran yang terjadi lebih dari dua kali seminggu tanpa gejala lain. Namun, jika anak tampak terengah-engah, tersedak, atau bahkan berhenti bernapas sebentar saat tidur, ini bisa menjadi tanda adanya masalah pernapasan yang lebih serius.
Penyebab Umum Dengkuran pada Anak
Dengkuran terjadi ketika udara tidak bisa mengalir bebas melalui saluran napas di bagian belakang tenggorokan. Saat seseorang menghirup atau mengembuskan napas, jaringan di sekitar saluran napas bergetar yang menghasilkan suara yang dapat didengar.
Beberapa faktor yang bisa menyebabkan penyumbatan saluran napas dan menyebabkan dengkuran antara lain:
- Pembesaran amandel dan/atau adenoid.
- Saluran hidung tersumbat akibat deviasi septum, hipertrofi turbinat, atau kondisi lain.
- Kelebihan berat badan.
- Alergi atau asma.
- Langit-langit mulut, rahang, atau kotak suara yang kecil atau sempit.
- Tonus otot yang buruk.
- Kondisi medis lain seperti penyakit jantung atau paru-paru, sindrom Down, atau cerebral palsy.
Dampak Kesehatan dari Terus-Menerus Mendengkur
Mendengkur sesekali atau jarang terjadi umumnya tidak berbahaya. Namun, jika dengkuran menjadi rutin atau cukup parah hingga mengarah pada SDB, dampaknya bisa sangat serius. Salah satu kondisi yang paling dikhawatirkan adalah obstructive sleep apnea (OSA). Kondisi ini bisa mengganggu kualitas tidur dan menurunkan suplai oksigen selama tidur. OSA bisa memicu berbagai masalah seperti gangguan perkembangan otak, penurunan prestasi akademik, tekanan darah tinggi, gangguan metabolisme, hingga masalah perilaku.
Meskipun dulu primary snoring yang tidak berkembang menjadi OSA dianggap tidak berisiko, penelitian terbaru menunjukkan bahwa anak yang sering mendengkur juga memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan kognitif, perilaku, serta dampak buruk pada kesehatan saraf dan kardiovaskular. Oleh karena itu, dengkuran pada anak tidak boleh dianggap remeh.
Pentingnya Perhatian Orang Tua
Anak yang sering mendengkur kerap dianggap sebagai hal yang biasa, tetapi kenyataannya bisa menjadi sinyal adanya gangguan kesehatan yang serius. Orang tua perlu waspada dan tidak ragu untuk berkonsultasi dengan tenaga medis jika dengkuran si kecil berlangsung rutin atau disertai gejala mengkhawatirkan. Semakin cepat ditemukan solusi, semakin besar peluang anak mendapatkan tidur yang berkualitas demi tumbuh kembang optimal.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!