Mengapa Putin Ingin Menduduki Donbass Ukraina?

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Peran Penting Donbass dalam Konflik Rusia-Ukraina

Donbass, singkatan dari Donets Basin, merupakan wilayah yang memiliki peran penting dalam konflik antara Rusia dan Ukraina. Wilayah ini dikenal sebagai jantung industri Ukraina di bagian timur, kaya akan sumber daya alam seperti batu bara, logam, serta lahan pertanian subur. Selain itu, Donbass juga menjadi pusat tambang dan pabrik baja yang pernah menjadi tulang punggung ekonomi Uni Soviet.

Dalam pertemuan di Alaska pekan lalu dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan bahwa penguasaan penuh atas Donbass menjadi syarat utama untuk mengakhiri perang di Ukraina. Ia meminta pasukan Ukraina menarik diri dari Donetsk dan Luhansk—dua wilayah yang membentuk Donbass—dengan imbalan gencatan senjata di garis depan lainnya. Namun, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menolak mentah-mentah permintaan tersebut. “Kami tidak akan meninggalkan Donbass. Kami tidak bisa melakukan itu,” tegas Zelenskyy kepada wartawan.

Survei terbaru dari Kyiv International Institute of Sociology menunjukkan sekitar 75 persen rakyat Ukraina menolak menyerahkan wilayah mereka kepada Rusia. Alasan penolakan ini bukan hanya karena nilai ekonomi, tetapi juga karena kepentingan strategis dan simbolis dari wilayah tersebut.

Faktor Ekonomi dan Strategis Donbass

Menurut Mark F Cancian, penasihat senior di Center for Strategic and International Studies, faktor ekonomi tetap penting dalam konteks Donbass. Wilayah ini sangat terindustrialisasi pada pertengahan abad ke-20, meski kemudian menjadi semacam Rust Belt setelah Perang Dingin. Selain itu, Donbass juga memiliki sumber daya mineral dan lahan pertanian terbaik di dunia.

Selain aspek ekonomi, Donbass juga memiliki nilai strategis. Wilayah ini memiliki akses ke Laut Hitam melalui pelabuhan Mariupol, sekaligus menjadi medan perang paling lama dalam konflik Rusia-Ukraina. Erik Herron, pakar politik dari West Virginia University, menyebut bahwa kedua pihak enggan menyerah di sana.

Namun, alasan terkuat mungkin bersifat simbolis. Donbass dihuni banyak penutur bahasa Rusia yang datang melalui migrasi besar-besaran era Soviet. Alexander Motyl, ilmuwan politik di Rutgers University-Newark, menjelaskan bahwa Donbass berperan penting dalam mitologi sosialis Soviet, sebagai rumah bagi figur arketipe “manusia Soviet”.

Narasi Politik dan Ambisi Putin

Putin sering kali mengulang klaim tidak berdasar bahwa penutur bahasa Rusia di Donbass menghadapi diskriminasi bahkan “genosida” dari Kyiv. Narasi ini dipakai untuk membenarkan invasi 2022 yang disebutnya sebagai “operasi militer khusus”. Matthew Schmidt, pakar politik dari University of New Haven, menambahkan bahwa Donbass penting untuk mewujudkan visi Russkiy Mir—“dunia Rusia”—yang coba dibangun Putin.

Sejarah panjang konflik dimulai sejak 2014, ketika setelah Presiden Ukraina pro-Kremlin Viktor Yanukovych digulingkan oleh aksi massa, Rusia mencaplok Crimea dan mendukung kelompok separatis bersenjata di Donetsk dan Luhansk. Kelompok tersebut mendeklarasikan “Republik Rakyat” dan memicu perang yang berlangsung hingga kini.

Invasi besar-besaran Rusia pada 2022 memperluas pendudukan. Kini, Moskwa menguasai sekitar 46.570 kilometer persegi atau 88 persen Donbass, termasuk seluruh Luhansk dan sebagian besar Donetsk. Namun, Ukraina masih bertahan di sejumlah kota penting seperti Sloviansk dan Kramatorsk—benteng yang dipertahankan dengan pengorbanan puluhan ribu nyawa.

Resistensi Ukraina dan Kemungkinan Kompromi

Bagi Ukraina, menyerahkan Donbass berarti mengkhianati rakyatnya. Erik Herron menyatakan bahwa kesepakatan soal tanah bukan hanya soal wilayah, tapi juga manusia yang tinggal di atasnya. Warga di daerah Ukraina yang diduduki Rusia dilaporkan menghadapi penindasan, sehingga membuat publik Ukraina menolak tunduk pada tuntutan Moskwa.

Meskipun begitu, beberapa analis melihat kemungkinan kompromi. Ukraina mungkin tidak secara resmi menyerahkan Donbass, tetapi menerima realitas di lapangan sambil mencari jaminan keamanan dari NATO.

Ambisi Putin yang Tidak Berhenti di Donbass

Meski fokus Putin saat ini adalah Donbass, ia juga mengeklaim wilayah lain seperti Kherson dan Zaporizhzhia. Bahkan, ia sempat berbicara soal membentuk “zona penyangga” di wilayah Kharkiv, Sumy, dan Chernihiv. Seorang mantan pejabat tinggi Kremlin mengatakan, “Putin selalu bertindak oportunis; ketika melancarkan invasi, dia tidak punya batas wilayah yang pasti. Nafsunya tumbuh begitu merasakan keberhasilan.”