
Peningkatan Minat Generasi Z di Sektor Pariwisata
Minat terhadap sektor pariwisata terus meningkat, terutama dari kalangan Generasi Z. Hal ini menunjukkan bahwa sumber daya manusia (SDM) di bidang pariwisata masih menjadi prioritas utama. Pertumbuhan sektor pariwisata nasional yang signifikan serta antusiasme luar biasa dari calon mahasiswa menjadi indikator kuat akan prospek masa depan yang cerah.
Pada kunjungan ke Politeknik Pariwisata NHI di Bandung, Menteri Pariwisata menyampaikan bahwa minat Gen Z untuk mendaftar di pendidikan vokasi pariwisata sangat tinggi. Dari enam poltekpar yang ada, kementerian menyiapkan sekitar 3.600 posisi, namun jumlah pendaftar mencapai lima kali lipat lebih banyak. Ini menunjukkan bahwa generasi muda melihat peluang besar di industri pariwisata.
Tingginya animo tersebut selaras dengan kebutuhan industri yang terus berkembang. Pertumbuhan jumlah wisatawan yang datang ke Indonesia menciptakan kesempatan kerja yang sangat luas. Menurut data, peningkatan jumlah wisatawan mencapai sekitar 10 persen, yang secara langsung berdampak positif pada penyerapan tenaga kerja.
Lulusan Pariwisata Bukan Hanya Pencari Kerja, Tapi Juga Pencipta Kerja
Selain menjadi pencari kerja, tren baru menunjukkan bahwa lulusan pariwisata kini lebih banyak bertransformasi menjadi pencipta kerja. Contohnya adalah lulusan Poltekpar NHI Bandung yang sukses menjalani usaha mandiri di bidang kuliner dan F&B. Fakta ini membuktikan bahwa pendidikan pariwisata modern telah berhasil mencetak lulusan yang adaptif, inovatif, dan memiliki jiwa wirausaha.
Menurut Direktur Poltekpar NHI Bandung, Anwari Masatip, sebanyak 93% mahasiswa telah diterima bekerja bahkan sebelum menyelesaikan studi. Ini menunjukkan kepercayaan industri terhadap kualitas lulusan. Selain itu, 7% sisanya hanya menunggu waktu singkat setelah lulus untuk memulai karier.
Strategi Pengembangan SDM Pariwisata
Pemerintah terus berupaya meningkatkan kualitas SDM di sektor pariwisata. Salah satu strategi utamanya adalah penguatan lembaga pendidikan vokasi melalui Politeknik Pariwisata (Poltekpar) serta adopsi standar kompetensi regional. Kementerian Pariwisata juga sedang menambah jumlah institusi pendidikan, dengan rencana menambah dua lagi Poltekpar.
Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenpar, Martini Mohamad Paham, menjelaskan bahwa pengembangan SDM pariwisata dilakukan dengan komitmen ketat terhadap mutu pendidikan. Proses akreditasi tidak hanya dilakukan untuk program studi, tetapi juga untuk institusi secara keseluruhan. Contohnya, Poltekpar NHI Bandung sudah terakreditasi unggul.
Kolaborasi internasional juga menjadi bagian penting dalam upaya peningkatan kualitas. Kerja sama dengan negara-negara maju seperti Swiss, Perancis, Jepang, dan lainnya memberikan dampak positif terhadap standar pendidikan dan kompetensi lulusan.
Standarisasi Kompetensi Regional dan Global
Adopsi kerangka kerja ASEAN Mutual Recognition Arrangement on Tourism Professionals (ASEAN MRA-TP) menjadi langkah strategis dalam standardisasi kompetensi lulusan Poltekpar. Dengan mengadopsi standar ini, kompetensi lulusan diakui setara di tingkat regional ASEAN, yang menjadi jembatan menuju pengakuan global.
Direktur Poltekpar NHI Bandung juga menyoroti perubahan pola pikir mahasiswa yang kini lebih tertarik menjadi wirausaha. Program pengembangan kewirausahaan yang dijalankan oleh kampus telah efektif, dengan persentase lulusan yang memilih jalur wirausaha mencapai 36,87%, melebihi target pemerintah sebesar 30%.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, kesempatan kerja di sektor pariwisata masih sangat baik. Baik untuk berkarier di industri yang mapan maupun untuk merintis usaha sendiri. Dengan pertumbuhan yang pesat dan dukungan penuh dari pemerintah, sektor pariwisata siap menjadi salah satu penggerak ekonomi yang berkelanjutan.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!