Menyambut dengan 5S: Mahasiswa PAI IAIN Pontianak Kelompok 15 Terapkan Pendidikan Karakter di SMPN 1

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Okay, I need to rewrite this article in Indonesian. Let me start by understanding the original content. The article is about students from IAIN Pontianak and other universities participating in a school orientation program (PLP 2) at SMPN 17 Kota Pontianak. They greet students each morning as part of implementing the 5S values: smile, greeting, salutation, politeness, and courtesy. The goal is to instill good character and create a positive learning environment.

First, I have to make sure the rewritten article is over 500 words. The original is around 300-400 words, so I'll need to expand it. Maybe add more details about the 5S values, the collaboration between different universities, or the impact on students and the school. Also, avoid any mentions of the source like "Dilansir dari..." or "Sumber:".

I should structure it with clear headings. Let's see, maybe start with an introduction about the event, then sections on the 5S implementation, collaboration between universities, the role of the school, and the long-term benefits. Use lists where possible, like explaining the 5S points.

Check for any phrases that need rephrasing. For example, "menyambut kedatangan siswa-siswi" could become "menghormati kehadiran siswa". Make sure to use synonyms and elaborate on each point to meet the word count. Also, ensure the flow is logical and engaging, highlighting the significance of the activity beyond just greetings.

Avoid markdown, but the user said to use Markdown for formatting. Wait, the user says to respond only with the rewritten article body, no title or notes. So I need to structure it with headings and lists using markdown, but not include anything else. Make sure the final text is in Indonesian, meets the length, and follows all guidelines.

Kegiatan Pengenalan Lapangan Persekolahan di SMPN 17 Kota Pontianak

Pada hari ketiga pelaksanaan Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) 2, mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) IAIN Pontianak Kelompok 15 kembali melaksanakan aktivitas pengenalan lingkungan sekolah di SMP Negeri 17 Kota Pontianak. Kegiatan ini berlangsung secara rutin setiap pagi, dengan fokus utama pada interaksi langsung antara mahasiswa PLP dan siswa-siswi sekolah. Selain mahasiswa IAIN Pontianak, kegiatan ini juga melibatkan peserta dari Universitas Tanjungpura (Untan) dan Universitas PGRI (UPGRI), serta didampingi oleh kepala sekolah. Kolaborasi lintas perguruan tinggi menciptakan suasana yang hangat dan kolaboratif dalam proses pendidikan.

Implementasi Budaya 5S dalam Kehidupan Sekolah

Salah satu elemen utama dalam kegiatan ini adalah penerapan nilai-nilai budaya 5S, yaitu senyum, salam, sapa, sopan, dan santun. Setiap pagi, para mahasiswa berdiri di halaman depan sekolah untuk menyambut kedatangan siswa dengan sikap ramah dan hormat. Aktivitas ini tidak hanya sekadar formalitas, tetapi menjadi bentuk nyata pembentukan karakter melalui kebiasaan sehari-hari. Dengan memberikan contoh positif, mahasiswa berusaha mengajarkan pentingnya kesopanan dan rasa hormat terhadap sesama.

Nilai-nilai ini dirasa sangat relevan dalam membangun lingkungan belajar yang harmonis. Siswa yang terbiasa menerima sapaan hangat dan senyuman dari guru muda cenderung lebih percaya diri dan terbuka dalam berinteraksi. Selain itu, kebiasaan ini juga membantu meningkatkan kepercayaan antara mahasiswa PLP dan siswa, sehingga memudahkan koordinasi dalam kegiatan pembelajaran.

Kerja Sama Lintas Perguruan Tinggi untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan

Partisipasi mahasiswa dari berbagai universitas menunjukkan komitmen bersama dalam mendukung program pendidikan. Keterlibatan Untan dan UPGRI menambah keragaman perspektif, serta memperkuat kolaborasi antar institusi pendidikan. Kepala Sekolah SMPN 17 Kota Pontianak menyambut baik inisiatif ini, karena aktivitas seperti penyambutan pagi memberikan dampak positif terhadap iklim sekolah. Menurutnya, kebiasaan sederhana ini mampu menciptakan suasana yang lebih nyaman bagi siswa dan memperkuat hubungan antara pendidik dan peserta didik.

Selain itu, keberadaan mahasiswa PLP juga membantu menjembatani antara teori pendidikan dan praktik di lapangan. Mahasiswa yang terlibat dalam program ini memiliki kesempatan untuk mengamati dinamika kelas, mengelola kegiatan ekstrakurikuler, serta berkontribusi dalam merancang metode pembelajaran yang lebih inovatif. Hal ini memperkaya pengalaman mereka sebagai calon tenaga pendidik.

Manfaat Jangka Panjang untuk Generasi Masa Depan

Kegiatan pengenalan lapangan ini tidak hanya bermanfaat bagi siswa, tetapi juga menjadi bekal berharga bagi mahasiswa PLP. Melalui interaksi langsung dengan lingkungan sekolah, mereka belajar menghadapi tantangan nyata dalam dunia pendidikan, seperti mengelola kelas, menghadapi perbedaan karakter siswa, dan membangun komunikasi efektif. Pengalaman ini memperkuat pemahaman mereka tentang pentingnya pendidikan karakter sebagai fondasi pembentukan pribadi yang berkualitas.

Di sisi lain, siswa SMPN 17 Kota Pontianak juga merasakan manfaat dari kehadiran mahasiswa PLP. Interaksi yang terjalin setiap hari menciptakan iklim sosial yang lebih positif, di mana siswa belajar untuk berperilaku baik dan saling menghargai. Selain itu, mahasiswa PLP sering kali menjadi mentor dalam kegiatan ekstra, seperti lomba atau proyek kelompok, yang membantu siswa mengembangkan keterampilan sosial dan kreativitas.

Tantangan dan Harapan untuk Masa Depan

Meski berjalan lancar, kegiatan ini juga menghadapi beberapa tantangan, seperti keterbatasan waktu dan sumber daya. Namun, komitmen dari semua pihak membuat program ini tetap berjalan dengan baik. Para mahasiswa berharap kegiatan ini dapat terus berlanjut hingga akhir masa PLP, sehingga memberikan dampak berkelanjutan bagi lingkungan sekolah.

Secara keseluruhan, kegiatan PLP 2 di SMPN 17 Kota Pontianak menjadi bukti bahwa pendidikan tidak hanya terbatas pada materi akademis, tetapi juga mencakup pembentukan kepribadian. Dengan semangat kebersamaan dan kesadaran akan pentingnya nilai-nilai dasar, mahasiswa PLP dan siswa sekolah saling belajar dan tumbuh bersama. Aktivitas ini menjadi contoh nyata bahwa pendidikan yang holistik mampu menciptakan generasi yang lebih baik.