Momen Mahfud MD Dikunjungi Teddy untuk Perkuat Reformasi Polri

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mengungkap Keterlibatannya dalam Komite Reformasi Kepolisian

Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Mahfud MD mengungkap bahwa dirinya pernah dihubungi oleh Sekretaris Kabinet, Teddy Indra Wijaya agar bersedia membantu dalam Komite Reformasi Kepolisian. Komite ini merupakan inisiatif langsung dari Presiden Prabowo Subianto untuk merespons tuntutan masyarakat yang disampaikan melalui demonstrasi pada akhir Agustus 2025 lalu. Tawaran tersebut dimulai melalui telepon dari Teddy pada 15 September 2025 sekitar pukul 17.00 WIB.

Pada saat itu, Mahfud sedang berada di Yogyakarta. Ketika Teddy meminta waktu untuk bertemu, ia menginformasikan bahwa dirinya akan segera kembali ke Jakarta. Pertemuan keduanya baru terjadi keesokan harinya. Mahfud menghubungi Teddy dan memberitahu bahwa dirinya sudah tiba di Jakarta. Ia menanyakan apakah Teddy ingin bertemu di kantornya, sebuah kafe, atau di tempat lain. Teddy menjawab bahwa dirinya akan datang ke kantor Mahfud. Teddy tiba di kantor di Kramat pada pukul 16.30 WIB.

Relasi antara Teddy dan Mahfud tergolong dekat. Selama masa jabatan mereka sebagai menteri di Kabinet Jokowi, Teddy sering meneruskan pesan dari Prabowo kepada Mahfud. Bahkan, usia Teddy hampir sama dengan putra kedua Mahfud.

"Bagi saya, dia seperti adik. Kami sering berkomunikasi sejak zaman saya masih Menko Polhukam dan Pak Prabowo menjabat Menhan," ujar Mahfud.

Presiden Langsung Meminta Bantuan Mahfud dalam Reformasi Kepolisian

Dalam pertemuan tersebut, Teddy menyampaikan pesan dari Presiden Prabowo Subianto. "Presiden ingin meminta bantuan. Apakah Prof Mahfud bersedia membantu Presiden? Karena Presiden akan melakukan reformasi kepolisian," kata Mahfud.

Ia menjawab bahwa dirinya sudah mengetahui bahwa Presiden Prabowo telah memiliki tugas untuk menyiapkan reformasi politik, UU Pemilu, serta berbagai aturan terkait susunan DPR-MPR dan UU Kepartaian. Meskipun begitu, Mahfud menyambut positif tawaran tersebut. Baginya, tidak boleh bersikap sombong dan sebaiknya tetap berkontribusi bagi negara.

Mahfud juga mengatakan bahwa dirinya bukan seorang individu yang nihilis. Ia tetap mengakui ada sisi positif dari pemerintahan Prabowo. "Saya juga bukan seorang fatalis yang menjauhkan diri dari kebijakan pemerintah. Saya ingin hidup aman dan nyaman. Negara ini sudah banyak memberi bagi saya," tutur dia.

Akhirnya, Mahfud menjawab bahwa dirinya siap membantu Prabowo dalam reformasi kepolisian. "Janji awalnya saya akan dipanggil oleh Presiden pekan lalu. Tapi, tidak jadi karena Presiden harus berangkat ke New York," tambahnya.

Tidak Ada Pembicaraan Tentang Posisi di Dalam Komite

Di dalam forum tersebut, Mahfud menegaskan bahwa belum ada pembicaraan tentang posisinya di dalam komite. Ia menilai bahwa membantu dalam komite bisa dilakukan dengan menyampaikan dokumen tertulis kepada pemerintah.

"Saya punya bahan (untuk mereformasi kepolisian) ketika masih di Kementerian Polhukam," ujarnya.

Tidak Khawatir dengan Cap Negatif dari Publik

Mahfud juga mengatakan bahwa dirinya tidak mempermasalahkan jika nantinya keterlibatannya di dalam Komite Reformasi Kepolisian akan dianggap negatif oleh publik. Sebab, selama ini ia dikenal sebagai sosok yang lantang menyuarakan kritik terhadap pemerintahan Prabowo.

"Itu biasa saja. Tim reformasi polisi bersifat ad hoc. Paling lama 2 bulan. Dalam pandangan saya, paling 1 bulan sudah selesai," kata Mahfud.

Ia juga memastikan bahwa ketika resmi bergabung dalam komite, dirinya tidak akan diam saja. Mahfud menjamin bahwa jika ada hal-hal yang tidak sesuai dengan hatinya, ia akan tetap menyampaikan pendapatnya. "Ketidaksetujuan itu akan saya sampaikan di dalam komite. Karena kalau ke luar tidak etis. Tapi, tentu saya akan berbicara mengenai perbaikan-perbaikan di kepolisian mengenai poin ini dan ini," tutur dia.

Salah satu poin reformasi kepolisian yang tidak ia setujui adalah adanya pembongkaran total di dalam institusi kepolisian.