
Lombok Timur Jadi Sorotan Pasca-MotoGP Mandalika 2025
Lombok kini semakin dikenal sebagai destinasi wisata kelas dunia setelah gelaran MotoGP Mandalika 2025. Acara ini menarik perhatian ribuan wisatawan, baik dari dalam maupun luar negeri, yang datang tidak hanya untuk menyaksikan balapan tetapi juga menjelajahi wilayah lain di sekitar Mandalika.
Momen ini memberikan peluang besar bagi Lombok Timur, yang selama ini relatif sepi tetapi memiliki potensi yang sangat besar. Wilayah ini mulai menarik perhatian investor dan pelaku bisnis, terutama di sektor pariwisata.
Dampak Positif dari Event Internasional
Event internasional seperti MotoGP memiliki efek berlapis bagi sektor pariwisata. Selain tamu yang datang khusus untuk acara tersebut, ada juga dampak tambahan berupa peningkatan eksposur media, penerbangan tambahan, serta minat dari agen tur yang akhirnya meningkatkan kunjungan ke area lain di Lombok.
Matthew Angga, Resort Manager dan Head Chef Innit Lombok, menjelaskan bahwa event-event semacam ini memperluas akses dan pengakuan terhadap wilayah-wilayah yang sebelumnya kurang dikenal. Ia mengatakan, "Selain tamu yang datang khusus untuk event, ada efek spillover berupa peningkatan exposure media, penerbangan tambahan, hingga minat agen tur yang pada akhirnya menaikkan kunjungan ke area lain di Lombok."
Teluk Ekas: Potensi Wisata yang Menjanjikan
Salah satu lokasi yang kini semakin diminati adalah Teluk Ekas di Lombok Timur. Lokasi ini kini lebih mudah diakses berkat akses jalan baru dari bandara menuju Mandalika yang memangkas waktu tempuh menjadi sekitar satu jam. Infrastruktur yang semakin baik membuat wilayah ini mulai dilirik oleh wisatawan dan investor.
Meskipun belum banyak resor atau hotel di kawasan Lombok Timur, salah satu yang menonjol adalah Innit Lombok, sebuah resor butik yang berada di Teluk Ekas. Setelah membuka tujuh beach house, Innit kini menyiapkan dua pengembangan strategis: Bridge Hotel dan Innit Residence.
Proyek Strategis Innit Lombok
Menurut Founder Innit Lombok, Michal Tyles, proyek berikutnya adalah Bridge Hotel yang memiliki 26 kamar elevated. Nama ini diambil dari desain bangunan berbentuk jembatan yang menghubungkan dua bukit, dengan seluruh kamar menghadap laut.
"Kami memilih cara ini untuk meminimalkan dampak pada topografi alami lahan. Kami menghindari pemotongan kontur asli," kata Tyles. Proyek ini dinilai lebih kompleks dan mahal, tetapi dianggap sebagai langkah strategis untuk menjaga kelestarian lingkungan.
Selain Bridge Hotel, Innit juga menawarkan Innit Residence, yaitu kawasan yang berisi 27 kavling tanah untuk villa dengan jumlah kamar tidur antara satu hingga tiga.
Masa Depan Lombok Timur
Kawasan Lombok Timur berpotensi berkembang sebagai alternatif baru selain Mandalika maupun Gili. Pembangunan di kawasan ini diharapkan dapat berakar pada nilai keberlanjutan, keaslian budaya, dan konsep slow living. Hal ini akan menciptakan pengalaman wisata yang unik dan berkelanjutan, sekaligus menjaga kekayaan alam dan budaya lokal.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!