OECD Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Apa Penyebabnya?

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Dinaikkan oleh OECD

Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) telah merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dalam laporan terbarunya yang berjudul OECD Economic Outlook – Interim Report September 2025, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan mencapai 4,9% pada tahun 2025. Angka ini lebih tinggi sebesar 0,2 poin persentase dibandingkan proyeksi sebelumnya yang dirilis pada Juni 2025.

Untuk tahun 2026, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia juga naik menjadi 4,9%, meningkat sebesar 0,1 poin persentase dari angka sebelumnya. OECD menyatakan bahwa pelonggaran kebijakan moneter dan investasi publik yang kuat akan menjadi faktor pendukung utama dalam mendukung pertumbuhan ekonomi negara ini. Mereka memproyeksikan pertumbuhan tahunan sebesar 4,9% untuk kedua tahun tersebut.

Faktor Pendukung dan Tantangan

Optimisme OECD terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia didasarkan pada beberapa faktor penting. Pertama, pelonggaran kebijakan moneter memberi ruang lebih bagi aktivitas ekonomi. Kedua, investasi publik yang kuat berkontribusi signifikan dalam pembangunan infrastruktur. Ketiga, konsumsi domestik yang tetap tangguh menjadi motor penggerak utama perekonomian.

Selain itu, rebound investasi diharapkan mendorong momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia meskipun ada perlambatan global. Namun, OECD juga mengingatkan adanya risiko yang perlu diperhatikan. Misalnya, melemahnya perdagangan global dapat mengurangi kinerja ekspor Indonesia. Selain itu, kenaikan tarif impor Amerika Serikat terhadap berbagai negara bisa berdampak pada rantai pasok dan aktivitas perdagangan.

Dampak Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah

OECD juga menyoroti potensi tekanan inflasi akibat depresiasi rupiah. Pelemahan nilai tukar rupiah berpotensi meningkatkan harga barang impor, yang pada akhirnya memperparah inflasi. Berdasarkan proyeksi OECD, inflasi Indonesia diperkirakan naik dari 1,9% pada 2025 menjadi 2,7% pada 2026. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh pelemahan nilai tukar rupiah.

Tantangan Ke depan

Meski proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia terlihat positif, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi. Perubahan politik, fluktuasi pasar keuangan, serta ancaman iklim dapat memengaruhi stabilitas ekonomi. Oleh karena itu, pemerintah dan lembaga terkait perlu terus memantau perkembangan situasi dan melakukan langkah-langkah strategis untuk menjaga pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Kesimpulan

Dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang dinaikkan, Indonesia menunjukkan kemampuan untuk bertahan di tengah tantangan global. Namun, penting untuk tetap waspada terhadap risiko-risiko yang muncul. Kebijakan yang stabil, investasi yang berkelanjutan, dan pengelolaan inflasi yang baik akan menjadi kunci sukses dalam menjaga pertumbuhan ekonomi di masa depan.