Pahlawan Digital NTT: Perjalanan Pelatih Muda Bawa UMKM ke Dunia Digital

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Pelatihan Digital untuk Membangun Ekonomi Lokal di NTT

Di sebuah ruangan di Kantor Bupati Kupang, Vane (30) duduk rapi sambil mencatat setiap materi dengan penuh perhatian. Perjalanan tujuh jam yang dilakoninya dari Kabupaten Malaka, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), terasa sangat berharga. Ia datang dengan misi jelas: membawa ilmu baru yang bisa digunakan untuk membantu pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di kampung halamannya berjualan secara online.

Vane menjelaskan bahwa tantangan di wilayah Malaka cukup nyata dan kompleks. Listrik sering kali padam, dan jika mati lebih dari dua jam, jaringan telekomunikasi juga ikut terganggu. Hal ini menyebabkan aktivitas digital menjadi terhenti seketika. Sebagai pelatih di Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Malaka, ia menghadapi tantangan dalam memberikan pelatihan digital kepada para pelaku UMKM.

Secara geografis, Malaka berada di bagian paling timur Pulau Timor dan berbatasan langsung dengan Timor Leste. Wilayah ini merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Belu pada 2013 dan memiliki budaya serta masyarakat yang kuat di tingkat desa. Produk UMKM setempat mayoritas berupa kain tenun asli buatan tangan para ibu. Namun, keterbatasan perangkat pintar sering menjadi kendala saat pelatihan digital. Bahkan, jika ada ponsel, biasanya perangkat tersebut milik anak-anak dalam keluarga tersebut.

“Literasi digital di sana masih rendah. Itu PR kami sebagai pelatih,” ujar Vane. Ia yakin bahwa melalui pendampingan yang sabar dan berjenjang, kondisi tersebut bisa diperbaiki.

Langkah Proaktif Shopee dan Kemendesa PDTT

Kisah seperti ini menjadi latar belakang pelaksanaan training of trainers (ToT) di Kupang. Shopee Indonesia bekerja sama dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT) menggelar ToT di Aula Gedung Bupati Kupang pada Rabu (17/9/2025). Program ini tidak hanya fokus pada transfer pengetahuan teknis, tetapi juga bertujuan menjembatani pelaku usaha kecil dengan dunia digital sebagai pintu utama memperluas jangkauan produk guna mempertemukan potensi lokal dengan pasar yang lebih besar.

Para fasilitator yang mengikuti ToT mempelajari keterampilan praktis sekaligus pendekatan pendampingan yang akrab. Bahasa sehari-hari digunakan agar materi mudah dipahami. Sementara itu, kearifan budaya setempat dihormati supaya proses belajar terasa relevan.

Setelah pulang dari Kupang, Vane merancang rencana tindak lanjut yang konkret. Ia dan rekan-rekannya akan menggelar pelatihan berjenjang di 120 desa di Malaka dengan skema melatih petugas desa per kecamatan. Dengan pola ini, pendampingan akan menyentuh lebih banyak pelaku usaha. Petugas desa yang sudah dilatih pun diharapkan mendampingi UMKM di wilayah masing-masing sehingga hambatan jaringan atau perangkat dapat diatasi melalui dukungan manusia yang dekat dengan komunitas.

Semangat Serupa dari Rote Ndao

Semangat serupa juga datang dari Rote Ndao. Perwakilan Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, dan Perdagangan Kabupaten Rote Ndao, Suri (30), rela menyeberangi laut selama dua jam untuk hadir di Kupang dan mengikuti ToT. Produk UMKM Rote didominasi kerajinan tenun, aksesori, dan makanan ringan khas daerah. Namun, kebanyakan pelaku UMKM sudah berusia lanjut sehingga diperlukan pendekatan yang lebih sabar dan bertahap untuk memperkenalkan praktik berjualan secara digital.

Meski baru empat bulan menjadi pelatih, Suri konsisten mengajarkan langkah-langkah dasar yang esensial. Ia membimbing peserta membuka akun, memotret produk dengan baik, hingga menulis deskripsi barang yang jelas dan meyakinkan.

“Pelatihan dari Shopee ini sangat membantu. Jadi, ketika sosialisasi ke UMKM nanti bisa lebih mudah dan efektif,” ujar Suri. Ia mengaku bahwa pelatihan ToT tersebut menjadi bekal untuk memperkuat pendampingan di tingkat desa.

Jembatan untuk Tumbuh

Bagi penyelenggara, ToT diposisikan sebagai jembatan agar UMKM di kota ataupun di pelosok mendapat kesempatan tumbuh yang setara. Peserta ToT yang diselenggarakan Shopee dan Kemendesa PDTT berasal dari lima kabupaten di NTT, yakni Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Malaka, dan Rote Ndao.

Melalui pelatihan tersebut diharapkan, semakin banyak produk lokal menembus pasar nasional hingga global. Semua itu dilakukan tanpa meninggalkan akar budaya yang menjadi kekuatan identitas sekaligus nilai tambah di mata konsumen.

Bupati Kupang Yosef Lede yang membuka acara ToT menegaskan pentingnya pendampingan berkelanjutan bagi pelaku usaha. Menurutnya, UMKM adalah motor penggerak ekonomi rakyat yang harus dikuatkan. “Untuk bisa bersaing di era global, mereka harus menguasai pemasaran digital. Dengan teknologi, UMKM bisa memperluas pasar, meningkatkan penjualan, dan membangun brand yang lebih kuat,” ujarnya.

Ia berharap, peserta ToT dapat menjadi agen perubahan di desa masing-masing. “Pelatihan ini bukan hanya memberi keterampilan teknis, tetapi juga melahirkan pelatih-pelatih baru yang akan mempercepat transformasi digital,” kata Yosef.

Dari pemerintah pusat, dukungan disampaikan Direktur Jenderal Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Kemendesa PDTT, Samsul Widodo. Ia melihat potensi besar di kawasan timur Indonesia yang perlu digarap secara sistematis. Ia pun menekankan pentingnya strategi pemberdayaan yang inklusif. “Digital marketing membuka jalan bagi UMKM desa untuk menembus pasar yang lebih luas. Desa bisa menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru,” ujar Samsul.

Komitmen penguatan ekosistem juga datang dari Shopee Indonesia. Director of Public Policy Shopee Indonesia Radityo Triatmojo mengatakan, ToT merupakan langkah nyata untuk memperkuat ekonomi lokal berbasis teknologi. “Dengan pelatihan seperti ini, kami tidak hanya mengajarkan cara berjualan online, tetapi juga membangun kepercayaan diri para pelaku UMKM. Kami berharap, produk-produk NTT bisa terus bersaing dan membawa nama daerah hingga ke pasar internasional,” tuturnya.