
Penyebab Kekalahan Persis Solo dalam Laga Kontra Borneo FC
Pelatih Persis Solo, Peter de Roo, mengungkapkan alasan kekalahan timnya dari Borneo FC dalam laga pekan keenam BRI Super League 2025/26. Pertandingan yang berlangsung di Stadion Segiri, Samarinda, pada Senin (22/9/2025) berakhir dengan skor 1-0 untuk kemenangan Borneo FC.
Menurut Peter de Roo, anak asuhnya sebenarnya memiliki peluang untuk mencuri poin dalam pertandingan tersebut. Meski tampil dengan rotasi pemain muda, ia menilai Persis mampu memberikan perlawanan yang cukup seimbang. Namun, masalah muncul di detik-detik terakhir saat konsentrasi para pemain mulai goyah.
“Sebetulnya kita tetap fokus hingga menit terakhir, tapi itulah sepak bola. Kadang situasi tidak bisa diprediksi. Gol last minute sering kali datang ketika fokus sedang menurun, dan ini akan kita perbaiki,” ujar Peter de Roo dalam konferensi pers setelah pertandingan.
Kekalahan ini menjadi yang keempat bagi Persis Solo dari enam pertandingan yang telah dijalani. Lebih menyakitkan lagi, tiga kekalahan terjadi secara beruntun. Dengan empat poin, Persis Solo masih tertahan di dasar klasemen bersama PSBS Biak.
Meskipun kecewa, Peter de Roo tetap mengapresiasi kerja keras seluruh pemain. Ia menegaskan bahwa tim harus segera bangkit agar tidak semakin terpuruk. “Hasil yang cukup mengecewakan dan kita harus menerima hasilnya. Kami akan terus berbenah untuk pertandingan selanjutnya,” tambahnya.
Pada laga berikutnya, Persis Solo akan menjamu Arema FC dalam pertandingan pekan ketujuh yang digelar di Stadion Manahan, Solo, pada Minggu (28/9). Tim akan berusaha memutus tren buruk mereka.
Kontroversi di Balik Gol yang Dianulir
Laga antara Borneo FC dan Persis Solo juga menyisakan kontroversi besar terkait keputusan VAR (Video Assistant Referee) yang membatalkan gol Kodai Tanaka di babak pertama. Pada menit ke-13, Kodai Tanaka berhasil mencetak gol setelah memanfaatkan umpan Zanadin Fariz. Namun, wasit membatalkan gol tersebut karena hakim garis mengangkat bendera tanda offside.
Dari tayangan ulang yang beredar, terlihat jelas bahwa posisi Kodai Tanaka saat menerima umpan masih onside. Anehnya, tidak ada gambar dari VAR yang menunjukkan posisi offside Kodai. Hal ini membuat keputusan wasit menuai protes keras dari pelatih dan kapten Persis Solo.
Peter de Roo, yang berasal dari Belanda, mengunggah foto cuplikan momen gol Kodai yang dianulir di media sosial dengan hanya menambahkan tanda tanya. Protes serupa juga disampaikan oleh kapten tim, Sho Yamamoto, yang mengunggah gambar yang sama melalui akun Instagramnya.
Selain itu, Peter de Roo juga menyampaikan ketidakpuasan terhadap keputusan wasit di menit-menit akhir pertandingan. Ia menyayangkan wasit yang seharusnya memberikan tendangan bebas kepada Persis Solo akibat pelanggaran terhadap pemainnya, Eky Taufik.
“Anda tahu bahwa itu akan menjadi malam yang sulit,” kata Peter de Roo dalam konferensi pers pasca laga. “Jika keputusan tersebut diberikan, Persis Solo berpeluang meraih satu poin di pertandingan tersebut.”
Masalah Sistem VAR yang Tidak Berfungsi
Eky Taufik, kapten Persis Solo, mengungkapkan bahwa wasit menyampaikan bahwa sistem VAR tidak berfungsi secara efektif di babak kedua laga. Hal ini membuat keputusan wasit menjadi mutlak dan sulit diprotes oleh tim tamu.
“Pertandingan malam ini sedikit dirusak oleh keputusan-keputusan wasit,” ujar Eky Taufik. “Wasit bilang VAR tidak berfungsi dengan efektif di babak kedua. Jadi semua keputusan ada di tangan wasit, dan kami tidak bisa protes untuk cek VAR.”
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!