Kinerja Sektor Ritel Diperkirakan Tetap Positif Hingga Akhir Tahun 2025
Kinerja sektor ritel diperkirakan akan tetap bergerak positif hingga akhir tahun 2025. Optimisme ini didorong oleh sentimen kebijakan fiskal dan moneter yang cenderung ekspansif. Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan bisnis untuk perusahaan ritel masih cukup mendukung.
Kebijakan Moneter yang Mendukung Pertumbuhan
Dari sisi moneter, Bank Indonesia (BI) telah melakukan penurunan suku bunga acuan sebesar 125 basis poin (bps) sejak awal tahun, sehingga saat ini suku bunga acuan berada di level 4,75%. Selain itu, peluang penurunan suku bunga The Fed sebesar 50 bps hingga akhir tahun juga menjadi katalis tambahan bagi sektor ritel.
Penurunan biaya pinjaman ini akan memberikan manfaat baik bagi konsumen maupun emiten di sektor ritel. Bagi konsumen, mereka akan lebih terdorong untuk melakukan pembelian berbasis cicilan. Sementara dari sisi emiten, perusahaan ritel dapat menekan biaya pembiayaan untuk ekspansi atau memenuhi persediaan.
Pertumbuhan Kredit yang Membaik
Pertumbuhan kredit yang mulai membaik sebesar 7,56% year on year (yoy) pada Agustus 2025 dan target BI sebesar 8%-11% pada 2025 memberi sinyal akses pembiayaan konsumen yang lebih longgar. Ini membuka peluang ekspansi usaha ritel yang lebih besar, terutama untuk produk durable goods yang sensitif terhadap pembiayaan kredit.
Stimulus Fiskal yang Meningkatkan Daya Beli
Di sisi lain, stimulus fiskal berupa peluncuran Program Paket Ekonomi 2025 yang terdiri dari delapan program akselerasi untuk penyerapan tenaga kerja akan meningkatkan pendapatan rumah tangga. Khususnya untuk segmen menengah bawah yang cenderung langsung membelanjakan tambahan pendapatannya.
Selain itu, postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2026 yang sudah disahkan juga fokus pada pertumbuhan ekonomi. Kombinasi antara kebijakan fiskal dan moneter serta didukung oleh momentum musiman libur akhir tahun seperti Natal dan Tahun Baru berpotensi meningkatkan daya beli dan indeks keyakinan konsumen.
Rekomendasi Saham untuk Investor
Ratih Mustikoningsih, Financial Expert Ajaib Sekuritas, menyarankan investor agar memilih saham di sektor ritel yang masih murah dengan strategi buy on weakness. Saat ini, saham ritel masih terkoreksi sejak awal tahun. Contohnya adalah PT Aspirasi Hidup Sejahtera Tbk (ACES) yang terkoreksi 45,47% year to date (ytd), PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) turun 20,21% ytd, dan PT Map Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA) melemah 49,53% ytd.
"Perhatikan emiten ritel yang memiliki produk inovasi dan penjualan online yang terintegrasi. Bukan hanya channel online, tapi mengintegrasikan semua channel offline dan online," ujarnya.
Rekomendasi Saham yang Direkomendasikan
Ratih merekomendasikan strategi accumulative buy untuk saham MAPI dengan target harga pada resistance di level Rp 1.250 per saham dan pertimbangkan support di level Rp 1.000 per saham. Selain itu, ia juga menyarankan accumulative buy untuk saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) dengan target harga pada resistance Rp 2.100 per saham dan support Rp 1.800 per saham.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!