
Persebaya Surabaya: Konsistensi Serangan Tapi Masih Kurang Efektif
Persebaya Surabaya menjadi salah satu tim yang paling sering mengancam gawang lawan dalam enam pertandingan pertama Super League 2025/2026. Namun, efektivitas penyelesaian akhir tetap menjadi tantangan besar bagi pelatih Eduardo Perez.
Dari data yang dihimpun, Persebaya Surabaya telah melepaskan 17 tembakan tepat sasaran hingga pekan keenam. Sayangnya, hanya tujuh dari tembakan tersebut berhasil dikonversi menjadi gol. Angka ini menunjukkan bahwa permainan mereka masih kurang produktif dibandingkan tim-tim besar lainnya.
Kondisi ini terlihat jelas saat Persebaya Surabaya menjamu Semen Padang di Stadion Gelora Bung Tomo, Jumat malam (19/9/2025). Meskipun menang tipis dengan skor 1-0 lewat gol tunggal Bruno Moreira, banyak suara kekecewaan terdengar dari para pendukung. Bonek menilai permainan Persebaya Surabaya lambat dan sulit menembus pertahanan rapat Kabau Sirah.
Eduardo Perez tidak menampik kritik tersebut. Ia mengakui laga berjalan sangat sulit dan menyebut pemain harus bekerja ekstra keras untuk membongkar lini belakang Semen Padang yang disiplin.
"Kami tahu laga ini akan sulit, tetapi kami tidak kehilangan ketenangan dan tetap bermain sesuai rencana. Kami punya tekad untuk menang, dan akhirnya tercapai," ujar Eduardo Perez.
Menurutnya, kemenangan ini penting untuk mengembalikan kepercayaan diri tim setelah sebelumnya menelan kekalahan. Ia juga menegaskan bahwa Persebaya Surabaya akan terus berproses dan bermain lebih baik di laga-laga berikutnya.
"Kami kembali dari kekalahan, dan pemain menunjukkan bahwa mereka bisa meraih tiga poin. Gali bermain fantastis, Milos juga, Bruno juga, pun pemain lain. Kami terus berproses, dan kami akan lebih baik lagi di pertandingan selanjutnya," tambahnya.
Dominasi penguasaan bola memang menjadi milik Green Force sepanjang pertandingan. Namun, hanya tiga tembakan yang mengarah ke gawang dan tujuh lainnya melenceng jauh dari target. Sebaliknya, Semen Padang yang hanya mengandalkan serangan balik justru mampu melepaskan dua shot on goal. Beruntung kiper Persebaya Surabaya tampil sigap untuk mengamankan gawangnya dari kebobolan.
Eduardo Perez menilai fleksibilitas pemain menjadi kunci dalam meraih tiga poin. Gelandang dan penyerang dinamis bergerak serta kerap bertukar posisi demi mencari celah di lini pertahanan lawan.
"Para pemain kami sangat dinamis, bisa bertukar posisi sepanjang laga. Tujuan kami adalah membuat ancaman bagi lawan. Pemain tetap sabar, dan akhirnya kami bisa menciptakan peluang yang berbuah gol," jelas Eduardo Perez.
Gol tunggal Persebaya Surabaya lahir dari skema serangan sayap yang cepat dan tajam. Umpan lambung Toni Firmansyah disambut Gali Freitas yang menusuk sisi kanan, melewati bek, lalu mengirim assist matang untuk diselesaikan Bruno.
Dari sisi permainan, Persebaya Surabaya memang tidak kehilangan kesabaran meski menghadapi tembok rapat Kabau Sirah. Mereka tetap konsisten dengan rencana dan akhirnya berbuah manis lewat gol kemenangan.
Kemenangan ini membuat Persebaya Surabaya naik ke peringkat lima klasemen sementara Super League 2025/2026. Namun, tantangan berat menanti karena pekan depan mereka akan melawat ke kandang Dewa United. Green Force dituntut tampil lebih klinis agar bisa membawa pulang poin dari laga tandang.
Jika melihat catatan statistik, Persebaya Surabaya memang tidak sendirian dalam hal intensitas tembakan. Mereka masuk dalam lima besar klub dengan jumlah tembakan tepat sasaran terbanyak hingga pekan keenam. Bali United menjadi tim paling tajam dengan 25 tembakan ke gawang dan mencetak 9 gol. PSIM Yogyakarta mengikuti dengan 23 tembakan dan 8 gol, sementara Persija Jakarta sangat efektif dengan 22 tembakan yang berbuah 12 gol.
Persijap Jepara mencatat 20 tembakan ke gawang namun baru mencetak 7 gol. Lalu ada Persebaya Surabaya dengan 17 tembakan dan juga baru menghasilkan 7 gol. Dari perbandingan ini terlihat jelas efektivitas Green Force masih kurang maksimal. Meski rajin menyerang, mereka sering membuang peluang yang seharusnya bisa menjadi gol tambahan.
Kondisi ini tentu menjadi catatan penting bagi Eduardo Perez. Ketajaman lini depan mutlak diperbaiki bila ingin terus bersaing dalam perebutan gelar juara musim ini. Para pemain sudah menunjukkan semangat dan daya juang tinggi saat melawan Semen Padang. Tetapi, kualitas finishing menjadi faktor penentu yang harus segera diasah lebih tajam.
Bruno Moreira memang sudah membuka 2 rekening golnya musim ini. Namun, ia tidak bisa bekerja sendirian tanpa dukungan produktivitas dari penyerang lain maupun lini kedua. Gali Freitas memberi kontribusi besar dengan assist briliannya. Jika konsistensi itu dijaga, duetnya bersama Bruno bisa menjadi senjata utama Green Force menembus pertahanan lawan.
Persebaya Surabaya juga punya modal kreativitas dari pemain lokal seperti Toni Firmansyah. Ia mampu memberi suplai umpan lambung berbahaya yang kerap membuka ruang untuk rekannya di depan. Namun, tanpa eksekusi yang klinis, semua peluang itu hanya menjadi catatan statistik. Inilah yang membuat pekerjaan rumah Eduardo Perez semakin jelas menuju pekan ketujuh.
Dewa United bukan lawan yang mudah karena mereka punya lini pertahanan yang solid. Jika Persebaya Surabaya masih boros peluang, bukan tidak mungkin mereka harus pulang dengan tangan hampa. Evaluasi total dibutuhkan agar Green Force tidak hanya rajin menembak tapi juga tajam mencetak gol. Dengan dukungan Bonek dan tekad besar, Persebaya Surabaya punya modal untuk memperbaiki kelemahan itu.
Super League 2025/2026 masih panjang dan segala kemungkinan bisa terjadi. Namun, jika masalah penyelesaian akhir tak segera diatasi, sulit bagi Persebaya Surabaya menjaga posisi di papan atas.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!