Pidato PBB, Presiden Korsel Janjikan Perdamaian dengan Korut

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Presiden Korea Selatan Berjanji Perdamaian dengan Korea Utara

Presiden Korea Selatan, Lee Jae Myung, mengumumkan komitmennya untuk mengakhiri ketegangan militer dengan Korea Utara dan membangun perdamaian melalui dialog serta kerja sama lintas batas. Pernyataan ini disampaikan dalam pidato pertamanya di Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang berlangsung pada hari Selasa (23/9/2025) waktu setempat.

Lee menekankan bahwa ia ingin mengakhiri "lingkaran setan ketegangan militer yang tidak perlu" antara kedua negara. Ia menilai bahwa denuklirisasi tidak dapat dicapai dalam jangka pendek dan membutuhkan pendekatan realistis. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya solusi bertahap dalam menangani isu nuklir Korea Utara.

Dalam pidatonya, Lee menyatakan bahwa Korsel akan terus mencari jalan untuk mengurangi ketegangan militer dan membangun kembali kepercayaan antar-Korea. Salah satu langkah yang telah dilakukan adalah penghentian penyebaran selebaran propaganda dan siaran pengeras suara ke wilayah Korea Utara.

“Dengan secara bertahap memperluas kerja sama dan pertukaran antar-Korea, kami akan membuka jalan menuju perdamaian berkelanjutan,” ujarnya dalam pernyataannya.

Meski demikian, langkah-langkah damai yang diambil oleh Korsel menghadapi tantangan dari Pyongyang. Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, sebelumnya menolak rencana bertahap yang diajukan oleh Washington dan Seoul. Ia menuding upaya dialog tersebut tidak tulus karena tetap bertujuan melemahkan rezimnya.

Kim menegaskan bahwa Korea Utara tidak akan pernah berunding dengan Seoul dan menolak menyerahkan senjata nuklirnya hanya demi mengakhiri sanksi yang dipimpin Amerika Serikat. Meskipun begitu, ia masih menyebut memiliki kenangan indah dengan mantan Presiden AS Donald Trump, yang sempat menggelar beberapa pertemuan tingkat tinggi selama masa kepemimpinannya sebelum runtuh akibat tuntutan denuklirisasi.

Trump sendiri bulan lalu menyatakan keinginannya untuk bertemu kembali dengan Kim tahun ini. Namun, dalam pidatonya selama 55 menit di Sidang Umum PBB pada Selasa, Trump sama sekali tidak menyebutkan isu Korea Utara.

Langkah-Langkah untuk Menciptakan Perdamaian

Beberapa langkah yang diambil oleh Korsel dalam upaya menciptakan perdamaian antar-Korea antara lain:

  • Penghentian penyebaran selebaran propaganda ke wilayah Korea Utara.
  • Menghentikan siaran pengeras suara yang dianggap sebagai ancaman.
  • Memperluas kerja sama dan pertukaran antar-Korea secara bertahap.

Langkah-langkah ini diharapkan mampu membuka jalan bagi perdamaian yang lebih stabil dan berkelanjutan. Namun, tantangan utama tetap berasal dari sikap keras Pyongyang yang menolak dialog dan menuntut penghapusan sanksi tanpa kompromi.

Selain itu, hubungan antara Korea Utara dan Amerika Serikat juga menjadi faktor penting dalam dinamika regional. Meski Trump pernah menunjukkan minat untuk kembali bertemu dengan Kim, situasi saat ini masih belum menunjukkan tanda-tanda perbaikan.

Tantangan dan Harapan Masa Depan

Ketegangan antar-Korea terus menjadi isu yang kompleks dan memerlukan pendekatan yang hati-hati. Meski ada harapan dari pihak Korsel untuk membangun kembali hubungan diplomatik, Korea Utara tampaknya masih enggan untuk berdialog. Hal ini membuat proses perdamaian menjadi lebih rumit dan membutuhkan waktu yang lebih panjang.

Namun, meski tantangan besar menghadang, komitmen dari pihak Korsel untuk menciptakan perdamaian melalui dialog dan kerja sama lintas batas tetap menjadi harapan besar. Dengan langkah-langkah yang bertahap dan konsisten, diharapkan bisa menciptakan suasana yang lebih tenang dan harmonis antar-Korea.